PT MRT Jakarta (Perseroda) menjajaki kerja sama dengan Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno (PPKGBK) terkait potensi pengembangan TOD atau kawasan berorientasi transit Istora—Senayan. Penjajakan tersebut dituangkan ke dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud dan Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha PPKGBK Mokhamad Rofik Anwar. Penandatanganan dilakukan di visitor center area pembangunan Stasiun Monas pada Kamis (17-7-2025).
Dalam sambutannya, Farchad menyebutkan bahwa ruang lingkup kerja sama ini penjajakan potensi pengembangan kawasan Istora—Senayan. “Sebagai pengelola utama kawasan berorientasi transit di sepanjang jalur MRT Jakarta, kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mengembangkan kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta. Bersama PPKGBK, MRT Jakarta telah menjalin kerja sama dalam aspek operasional MRT Jakarta yang mendukung berbagai aktivitas di GBK,” ungkapnya.
“Oleh karena itu, kami menyambut baik atas upaya menjajaki berbagai potensi kerja sama dengan PPKGBK sebagai bentuk komitmen bersama menghadirkan layanan terbaik bagi masyarakat,” lanjut Farchad.
TOD Baru
Stasiun Senayan Mastercard dan Stasiun Istora Mandiri merupakan dua stasiun bawah tanah yang berada di sekitar area Gelanggang Bung Karno. Saat penyelenggaraan event yang berpotensi mendatangkan massa dalam jumlah besar di area GBK, kedua stasiun tersebut menjadi tujuan utama pengunjung yang datang menggunakan MRT Jakarta.
Pengembangan kawasan berorientasi transit Istora Senayan ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 99 Tahun 2020, tentang panduan rancang kota kawasan pembangunan berorientasi transit Istora dan Senayan.
Dalam pergub tersebut, disebutkan bahwa pengelola kawasan, dalam hal ini PT MRT Jakarta (Perseroda), melakukan penataan berdasarkan sejumlah strategi, seperti memprioritaskan pengembangan lahan yang berada dalam radius 700 meter dari stasiun, mewujudkan infrastruktur kawasan yang mendukung prinsip-prnsip pengembangan kawasan berorientasi transit.
baca juga: MRT dan JIEP Akan Bangun Area TOD di Pulo Gadung, Jakarta Timur
Seperti pernah disampaikan sebeumnya oleh pihak MRT, bahwa MRT Jakarta ini dapat menjadi katalis bagi proses urban regeneration, urban economic growth, dan new urban lifestyle. MRT Jakarta dapat memberikan stimulus, sekaligus menjadi katalis bagi proses regenerasi kota dengan konsep transit oriented development (TOD).
Sebagai konsep pengembang kawasan yang berorientasi transit dengan pendekatan smart growth, new urbanism, dan mixed used development, TOD dapat menjadikan ruang kota yang kompak, efisien dengan jarak dan waktu. Tidak hanya itu, TOD juga bisa meningkatkan nilai dan harga lahan di sekitar stasiun, peningkatan permintaan membangun di sekitar simpul sebagai sub-pusat kegiatan kota, dan mendorong pembangunan kota secara vertikal sebagai bentuk optimalisasi pemanfaatan lahan. Keberaan ruang-ruang publik yang ada di kawasan ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik, sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.
Pada koridor Selatan – Utara Fase 1, sudah hadir TOD Lebak Bulus dan TOD Dukuh Atas, yang mengoneksi aneka moda transportasi umum. Jenis moda terbanyak ada di TOD Sudirman, yakni stasiun MRT Dukuh Atas, stasiun KRL Sudirman, stasiun LRT Dukuh Atas, dan halte bus Transjakarta Dukuh Atas, serta stasiun kereta bandara BNI CIty.
Selain sejumlah gedung perkantoran dan apartemen yang sudah memenuhi area di sekitar kawasan ini, salah satu bangunan terbaru di TOD Dukuh Atas adalah Gedung Transport Hub Dukuh Atas. Transport Hub Dukuh Atas merupakan simbol kolaborasi antara operator transportasi publik di Jakarta dan menjadi titik pertemuan serta integrasi semua transportasi umum yang disebutkan tadi.
Sudah diresmikan oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung, dalam sambutannya, Pramono mengatakan, “Saya sudah melihat hingga lantai 12. Fasilitasnya sangat bagus, dan pemandangannya luar biasa. Nanti saya akan berbicara dengan Menteri Perhubungan agar fasilitas ini terkoneksi dengan LRT, MRT, dan KRL,” ujarnya.
Gedung Transport Hub Dukuh Atas ini mulai dibangun pada 2022 dan selesai pada 2023. Terdiri dari 12 lantai, berfungsi sebagau titik transit pengguna transportasi publik, juga sebagai pusat interkoneksi dan aktivitas masyarakat. Lantai satu hingga empat difungsikan sebagai area ritel sebagai pendukung gaya hidup masyarakat perkotaan, lantai lima hingga delapan sebagai area perkantoran, dan lantai sembilan hingga 12 sebagai hotel. Dengan luas sekitar 17 ribu m2, pusat interkoneksi ini menjadi titik pertemuan dan integrasi berbagai moda transportasi publik di Dukuh Atas sekaligus sebagai simbol urban baru di Jakarta.