Sebuah obyek wisata baru saja diresmikan, bernama Lao-Lao Geopark. Tempat wisata ini berupa kolam pemandian air panas yang memanfaatkan energi panas bumi secara langsung (direct use) dan ini pertama di Indonesia. Lao-Lao Geopark berlokasi di area PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) Lahendong di Tomohon, Sulawesi Utara.
Dijadikannya sebagian area PGE menjadi destinasi wisata ini adalah salah satu wujud dari peran PGE sebagai pelopor di industri panas bumi Indonesia, dalam hal pengembangan energi bersih panas bumi. Mengutip dari rilis, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi mengungkapkan bahwa hal ini adalah bukti nyata keberhasilan PGE dalam mencapai tahap “beyond electricity.”
“Sebelumnya hal tersebut jadi salah satu tantangan utama pengembangan industri panas bumi di Indonesia. Dengan diresmikannya Lao-Lao Geopark, kami tegaskan bahwa panas bumi bukan hanya industri hijau yang berdampingan harmonis dengan lingkungan, tetapi juga dapat menjadi pendorong industri pariwisata Tanah Air,” jelas Julfi.
Inisiatif ini, imbuh Julfi, juga merupakan realisasi misi PGE dalam menciptakan nilai (value creation) dengan mengoptimalkan potensi energi panas bumi. Proyek tersebut merupakan upaya PGE dalam melakukan transisi bisnis melalui pengembangan produk turunan panas bumi di sektor pariwisata.
baca juga: Kawasan Wisata Pulau Nirup Jadi Prototipe Destinasi Hijau di Batam
Kolam Air Hangat
Proyek Lao-Lao Geopark ini dimulai pada 8 Desember 2022 dan rampung pada 30 Desember 2023 lalu. Sumber energi utama yang digunakan untuk operasional Lao-Lao Geopark berasal dari PLTP PGE Area Lahendong yang memenuhi sekitar 30 persen kebutuhan listrik masyarakat Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Lao-Lao Geopark menerapkan heat exchanger sebagai pemanas air dengan memanfaatkan energi panas dari fluida panas bumi yang belum terutilisasi. Teknologi ini mampu menghasilkan air hangat dengan suhu sekitar 37-39 derajat Celcius (99-102 derajat Fahrenheit).
Sebagai informasi, geotourism serupa telah diterapkan di beberapa negara di seluruh dunia. Salah satunya adalah Blue Lagoon, yang merupakan destinasi pemandian air panas buatan manusia terbesar yang terletak di Islandia.
“Ke depan, kami berharap proyek ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan riset pengembangan non-konvensional terhadap potensi panas bumi bagi sektor pariwisata,” ujar Julfi.
Di Lahendong sendiri juga terdapat obyek wisata kolam air panas belerang. Berada di kawasan hutan pinus Lahendong yang berudara sejuk, berjarak sekitar 6 km dari Kota Tomohon. Sesuai namanya, keunikan obyek wisata ini adalah kolam-kolam belerang, yang serupa kubangan lumpur raksasa mendidih. Beberapa fasilitas sudah tersedia, seperti area parkir dan beberapa kafe/rumah makan.
Dapat Proper Emas
Untuk diketahui, pada Desember lalu, PGE Area Lahendong dianugerahi PROPER Emas oleh Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan. Program Sistem Ekonomi Sirkular Mapalus Tumompaso di PGE Area Lahendong telah berhasil memberdayakan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan sampingan dan meningkatkan 60,1 persen pendapatan masyarakat setempat.
Mapalus Tumompaso sendiri berhasil mengedukasi lebih dari 1.400 warga setempat melalui beberapa program turunan, yaitu Usaha Desa Wisata (SADEWI), Kelompok Usaha Bersama Mandiri dan Berdaya Maria (KUBEMADA), Usaha Ternak dengan Energi Terbarukan, Bank Sampah Setor Jo, dan Konservasi Fauna Endemik Monyet Hitam Sulawesi atau Yaki (Macaca Nigra).
baca juga: Nusantara, Kota Pertama di Indonesia yang Punya Peta Jalan Menuju Kota Bebas Emisi Karbon
Saat ini PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1 Wilayah Kerja Penugasan dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, dimana 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.