Yuk Liburan ke Dua Desa Wisata Pemenang ADWI 2023

Bagikan

Libur telah tiba… libur telah tiba…

Masih bingung cari tempat liburan yang berbeda dengan biasanya? Kenapa tidak berlibur ke desa. Jangan ragu, karena ini bukan sembarang desa, melainkan desa wisata yang sudah diakui kualitas pengelolaan dan fasilitasnya. Bahkan desa-desa ini menjadi pemenang di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, yakni Desa Wisata Ketapanrame yang meraih gelar Desa Wisata Terbaik dan Desa Wisata Cipta Karya sebagai Desa Wisata Terfavorit.

Desa Wisata Ketapanrame

Desa wisata ini berlokasi di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Trawas sendiri akhir-akhir ini sedang hype sebagai salah satu destinasi wisata di propinsi tersebut. Berada di kaki serta lereng pegunungan Arjuno-Welirang dan Penanggungan, membuat daerah ini berudara sejuk dan pemandangan indah khas daerah pegunungan. Kenapa hype, karena desa ini punya banyak pilihan wisata, mulai dari wisata alam, wisata kreasi, wisata budaya, sampai wisata edukasi.

Untuk wisata alam, Desa Wisata Ketapanrame mempunyai persawahan Sumber Gempong, wisata air terjun Dlundung dan Talang, lalu Kebun Kopi, dan Jelajah Alas. Untuk yang buatan, desa ini punya Taman Ghanjaran dan Taman Kelinci. Untuk kegiatan budaya, wisatawan dapat melihat atraksi pencak silat dan bantengan, gamelan, dan tari Mayang Rontek. Adapun untuk edukasi, wisatawan dapat ikut membajak sawah dan menanam padi, membuat jamur dan samiler, melihat budidaya maggot, sampai pengelolaan sampah.

Untuk mengunjungi semua obyek, wisatawan tak perlu repot karena tersedia angkutan ulang alik (shuttle minibus) yang akan mengantarkan wisatawan berpindah antar tempat.

Tak sekadar menikmati hijaunya tanaman padi, di persawahan Sumber Gempong juga terdapat sejumlah arena bermain seperti ATV dan kereta sawah. Selain sumber air jernih, di Sumber Gempong pun ada kolam pemandian, dangau sawah, dan kegiatan jelajah sawah. Pengelola mengenakan tarif tertentu, dan tersedia beragam paket.

Bermalam pun tak sulit, karena berdasarkan informasi yang tertera pada https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/ketapanrame, desa ini punya sembilan homestay. Berupa rumah-rumah warga yang sengaja bisa disewakan dengan harga terjangkau. Masing-masing punya kelebihan masing-masing; ada yang dilengkapi dengan kamar mandi pribadi dan harga sewa sudah termasuk sarapan pagi.

Kawasan wisata ini juga punya camping ground, dengan fasilitas antara lain kamar mandi umu, tempat makan dan wifi. Pengelola pun menyewakan alat-alat berkemah, jadi wisatawan cukup datang dengan membawa perlengkapan pribadi.

Sebelum berkunjung untuk mendapat informasi lebih lengkap, wisatawan dapat melihat akun sosial medianya di Instagram @sumbergempong.id atau Facebook di Sumber Gempong.

Sementara itu Taman Ghanjaran ada taman bermain di tengah ruang terbuka dan di antara pepohonan, jadi sambil bermain kita juga bisa menikmati alam sekitar. Wahana-wahana permainannya antara lain sepeda udara, cinema 9D, bom-bom car, tagana rider, bianglala, dan odong keraton.

Liburan ke desa wisata ini juga relatif murah, semua tarif berkisar Rp 5.000 – 20.000. Sewa homestay-nya di bawah Rp 500.000. Desa ini pun tawarkan paket-paket wisata untuk rombongan, dengan harga menarik.

Desa Wisata Cipta Karya

Desa Wisata ini berlokasi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, juga punya banyak destinasi wisata unggulan. Yakni Sepadang Hill atau tempat melihat pemandangan perbukitan dari ketinggian menjelang Matahari terbit, seakan di atas awan yang sangat memorable, Air Terjun Riam Palayo, dan jungle tracking Bukit Pajamet dan Hutan Adat Kalong. Hutan ini konon bekas pemukiman purba masyarakat Sub Dayak Bakati, dan kini peninggalannya berupa situs hijau yang terdiri dari berbagai jenis pogon buah lokal asli Kalimantan.

Menurut informasi di situs Kemenparekraf, ada banyak atraksi wisata yang bisa dilakukan di sini, mulai dari trekking dengan sepeda gunung, jungle tracking, hingga bersepeda keliling desa. Wisatawan juga bisa melihat langsung pembuatan alat musik tradisional khas suku Dayak, yaitu sape. Alat musik tradisional ini terbuat dari kayu aro, kayu marong, dan kayu pelantan. Untuk penyuka durian, di sini juga terdapat buah durian lokal yang tumbuh/ditanam oleh penduduk secara turun temurun, di bekas perkampungan berpindah lintas generasi suku Dayak. Sekarang bekas perkampungan tersebut menjadi hutan yang di penuhi bermacam jenis pohon buah, bak supermaket hidup dan menghasilkan setiap tahun.

Mengacu pada https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/cipta_karya, desa wisata ini berada di lahan seluas 43 km2, dan kaya potensi alam, dari hutan, pegunungan, bukit, sumber mata air pegunungan, juga perkebunan karet, dan persawahan (lebih seribu hektar). Tidak hanya terkenal dengan destinasi wisata alam dan budaya saja, juga rumah bagi flora dan fauna yang berstatus langka dan dilindungi. Seperti bunga Rafflesia Tuan Mudae, Rhizanthes lowii (Rafflesia terkecil di dunia), anggrek kasut hijau, burung Ruai, Owa, Kubung, dan kodok tanduk.

Sejumlah fasilitas juga sudah tersedia di sini, seperti balai pertemuan, kamar mandi umum, kios souvenir dan kuliner, serta tempat-tempat makan. Desa ini juga memiliki beberapa homestay dengan tarif sewa di bawah Rp 500.000 per malam dengan fasilitas cukup layak.

 

Artikel Terkait

Leave a Comment