Usung Konsep Green Building, Pembangunan BSI Tower Dimulai

Bagikan

Pembangunan BSI Tower memasuki babak baru, seiring dengan dimulainya proses pengerjaan konstruksi yang ditandai dengan ground breaking oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Prosesi berlangsung di lokasi proyek, sudut jalan Medan Merdeka Selatan – jalan H Agus Salim, Jakarta, di bekas tapak Menara Antara.

Dalam sambutannya, Erick mengatakan, sangat tepat jika BUMN menanamkan modal di sekitar lokasi proyek BSI Tower yang berada di area Monumen Nasional (Monas). “Ke depan, setelah ibukota pindah ke IKN, kawasan Monas akan dihijaukan dan menjadi city center atau kawasan perekonomian. Dan kita awali dengan membangun dua gedung kembar, yaitu DanareksaTower dan BSI Tower,” tutur Erick, (9/11).

Menurut Erick, aset BUMN di kawasan Monas bernilai luar biasa, karena itu BSI Tower diharapkan menjadi bangunan ikonik di kawasan Financial Center tersebut, terutama sebagai Islamic Financial Center.

Sertifikasi Gold 

Gedung yang akan menjadi kantor pusat PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) ini didesain untuk sesuai dengan kaidah green building. “Konsep green building ini sejalan dengan semangat BSI yang senantiasa mengedepankan implementasi ESG [environmental, social, and governance] dalam setiap langkah yang kami lakukan. Selain itu, sebagai bank syariah, BSI juga komitmen pada 3P, yaitu People, Planet, dan Profit, yang mana ini sejalan dengan semangat rahmatan lil alamin yang diajarkan dalam Islam,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi.

Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, ujar Hery, BSI ingin memiliki kantor yang representatif dengan semangat rahmatan lil alamin. Pembangunan kantor baru tersebut sejalan dengan komitmen kuat perseroan dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Selain itu, kehadiran gedung baru ini pun menjadi penguatan bisnis BSI yang mengacu pada ekonomi berkelanjutan.

Konsep green building tersebut, menurut Hery, diadopsi perseroan karena BSI adalah perusahaan modern yang mengedepankan keberlanjutan (sustainability). Seperti diketahui, green building adalah bangunan yang struktur dan proses pemakaiannya bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut. Hal itu mencakup pemilihan tempat, desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, hingga kelak proses peruntuhan.

Mencanangkan untuk mencapai sertifikasi Gold, gedung ini nantinya menggunakan solar panel di rooftop serta memiliki desain fasad yang dapat mereduksi panas matahari.

BSI Tower juga dilengkapi oleh beberapa keunggulan lainnya untuk menunjang kenyamanan dan keamanan pengguna gedung berupa stasiun pengisian kendaraan listrik, lift dengan sistem kontrol destinasi, pengawasan dan control Security & CCTV 24 Jam pada area publik, serta kapasitas parkir sepeda, mobil, dan motor yang memadai.

baca juga: Kementerian LHK Berikan Anugerah Konservasi Alam kepada 18 Penerima

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, Novel Arsyad, sebagai pihak kontraktor, mengatakan, pekerjaan konstruksi BSI Tower ditargetkan selesai dalam waktu 18 bulan. “Gedung ini memiliki 22 lantai area kantor, 1 lantai basement, dan 9 lantai podium parkir gedung ini akan menjadi simbol Bank Syariah terbesar di dunia,” jelas Arsyad.

Berdiri di lahan seluas kurang lebih 5.736 m2, luas bangunan akan mencapai 5.736 m2. Fasilitas yang melengkapinya antara lain masjid, ballroom, meeting room, food hall, dan connecting bridge sebagai penghubung antargedung dengan Menara Danareksa. Keberadaan jembatan ini mewujudkan kompleks Financial Center yang terintegrasi secara seamless dengan Kementerian BUMN.

“Gedung BSI merupakan identical twin dari Menara Danareksa yang juga merupakan hasil karya PT PP, akan menjadi satu rangkaian ruang yang berdampingan dengan Kantor Kementerian BUMN,” kata Novel.

Green Financing

Harapannya, BSI Tower bisa menjadi simbol kebangkitan bank syariah di dalam negeri yang mengacu pada semangat ekonomi syariah berkelanjutan. “Oleh karenanya, BSI pun terus melakukan upaya-upaya dan langkah-langkah untuk meningkatkan literasi, inklusi, dan penetrasi perbankan syariah nasional,” tutur Hery.

Selain itu, BSI juga fokus dan berkomitmen dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Hingga September 2023 pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp53,6 triliun yang didominasi sektor UMKM sebesar Rp43,4 triliun, disusul pertanian Rp4,9 triliun, eco-effisien produk Rp3,3 triliun, energi terbarukan Rp1,4 triliun dan proyek eco-green Rp600 miliar.

baca juga: Sudah Lebih dari 500 Proyek Investasi di Nusantara

Beberapa strategi secara konsisten dilakukan di antaranya fokus pada pembiayaan yang sehat dan orientasi jangka panjang, akselerasi business process dan disiplin dalam monitoring kualitas pembiayaan.

Saat ini, BSI telah memiliki 3 program green activity di antaranya effisiensi energi, pengelolaan limbah dan pengurangan penggunaan kertas, yang diwujudkan dengan antara lain penggunaan solar panel di outlet BSI Mayestik dan Mataram serta kendaraan operasional motor listrik. BSI juga telah memiliki green building landmark yaitu pada Kantor Regional Aceh. Hingga September 2023, BSI juga telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon sebanyak 63,4 ton CO2, dan mendaur ulang plastik 17,2 ton limbah plastik.

“Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang sehat dan sustain serta memiliki kualitas baik,” pungkas Hery.

 

Artikel Terkait

Leave a Comment