Rumah Tapak Masih Berpotensi Terus Tumbuh

Bagikan

ilustrasi

Demikian salah satu kesimpulan dari publikasi terbaru Colliers yang bertajuk Market Insights: Impact of Global Property Market on the Indonesian Property Market. Konsultan properti dan investasi tersebut melihat bahwa pasar properti di luar Indonesia, tidak hanya di dunia belahan Barat dan hampir di seluruh pasar Asia, tengah mengalami dampak negatif dari naiknya suku bunga.

Naiknya suku bunga itu menyebabkan meningkatnya biaya pinjaman, membuat tingkat kapitalisasi jadi lebih tinggi. Sementara itu, penerimaan dan laba bersih operasional sedang merosot, dan kombinasi itu semua mengakibatkan nilai properti jadi merosot.

Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia, Steve Atherton, mengatakan, “Tantangan yang terjadi saat ini pada pasar di seluruh Asia, Amerika Serikat (AS), dan Eropa, di mana bersamaan dengan kondisi pasar properti dunia yang memburuk, telah mengakibatkan pergeseran praktik investasi yang mengarah ke lebih konservatif.”

Pengembang asing dan institusi pendanaan properti, imbuhnya, yang tertarik berinvestasi di pasar yang sedang berkembang, seperti Indonesia, akan lebih teliti dalam memilih. Mereka akan memprioritaskan peluang pada sektor yang berisiko lebih rendah, namun menawarkan keuntungan tinggi.

Karena pemilik properti lebih menahan untuk tidak buru-buru melepas propertinya, mengakibatkan sentimen negatif di pasar. Secara bersamaan, kinerja sektor properti tertentu seperti ruang perkantoran, buruk. Ada beberapa faktor penyebabnya, terutama pandemi covid-19 dan mulai terjadinya pola kerja hybrid, serta menurunnya tingkat hunian dan tarif sewa di sejumlah pasar utama.  Akibatnya pendapatan juga merosot, sementara di lain sisi banyak pemilik gedung berhutang dengan suku bunga mengambang (floating rate), Yang mana dalam 12 bulan terakhir bunga tersebut naik secara signifikan. Kombinasi itu semua membuat arus kas jadi berkurang, bahkan negatif.

Fenomena di atas sudah terjadi di Amerika dan Eropa, sementara belum terlihat di Asia. Namun demikian, Asia harus hati-hati karena pasar kapital global itu saling terkoneksi. Di mana, apa pun yang terjadi di satu sisi dunia, akan berdampak pada belahan dunia lain.

Meskipun pasar properti saat ini tidak terlalu optimal bagi investor dan pengembang, namun Colliers menilai masih ada peluang yang dapat dieksplorasi, yakni: utang dan ekuitas yang dapat diakses masih memberikan opsi untuk kesepakatan pengembangan dan akuisisi yang tepat, terutama saat bermitra dengan mitra lokal yang memiliki reputasi baik. Para investor tetap tertarik pada aset-aset berkualitas tinggi, terutama yang memiliki harga yang wajar dan berlokasi di daerah yang diinginkan. Dan, dari semua subsektor properti rumah tapak masih menawarkan potensi pertumbuhan dengan margin keuntungan yang sehat dan tingkat risiko yang moderat. Hal ini menjadikannya menarik para investor.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *