Inilah Peringkat Kota Potensial Lokasi Ekspansi Global Masa Depan

Banyak kota di dunia yang berpotensi jadi tujuan investasi langsung di masa depan. Saat ini memang belum dilirik, tapi akan menjadi destinasi ekspansi global pada akhir dekade ini. Demikian sebagian kesimpulan laporan “The Cities Shaping the Future” yang baru saja diterbitkan oleh Oliver Wyman Forum.

Laporan dari lembaga kajian dan konsultan manajemen bagian dari Marsh McLennan itu berisi peringkat kota-kota yang tengah berkembang pesat dan siap menjadi destinasi investasi langsung di masa depan dari berbagai perusahaan multinasional.

Publikasi “The Cities Shaping the Future” tersebut adalah hasil kajian tentang lingkungan usaha di 1.500 kota di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin, dengan populasi lebih dari 250.000 jiwa. Laporan ini dikembangkan untuk membantu perusahaan-perusahaan multinasional mengidentifikasi lokasi manufaktur barunya dan memperluas jaringan penjualan mereka ke konsumen baru.

Oliver Wyman Forum menyusun peringkat kota-kota ini berdasarkan aktivitas konsumen, akses pihak pemasok dan pengiriman barang, konektivitas transportasi regional dan global, serta daya tahan terhadap perubahan iklim. Secara keseluruhan, kota-kota dalam peringkat ini menguasai 45% PDB global dan 85% populasi dunia. Kajian ini menerapkan model-model riset perkotaan yang dirancang khusus oleh Oliver Wyman, serta pengumpulan data geospasial tingkat lanjut.

“Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, perubahan iklim, dan proteksionisme mendorong berbagai perusahaan multinasional untuk meninjau dan mempertimbangkan kembali jangkauan geografisnya,” ujar Ben Simpfendorfer, Lead, Oliver Wyman Forum di Asia.

Sebagai alat perencanaan strategis, imbuh Simpfendorfer, laporan ini dapat membantu perusahaan tersebut untuk mengidentifikasi peluang masa depan, serta mengelola risiko. “Banyak dari kota-kota tersebut akan menjadi salah satu kota dengan potensi besar di dunia pada akhir dekade ini,” katanya.

Potensi Jakarta dan Ho Chi Minh

Laporan tersebut menyajikan perbandingan populasi dan profil kota-kota besar, dan disusun berdasarkan ketangguhannya terhadap perubahan iklim. Kota-kota tersebut lalu dikelompokkan ke dalam empat kategori potensial, yakni sebagai Commercial Hubs, Export Champions, Mobility Connectors dan Climate Resilient.

Export Champions adalah kota yang mendapatkan keuntungan dari pergeseran rantai pasokan global; Mobility Connectors adalah kota yang memfasilitasi pergerakan barang dan orang; Commercial Hubs adalah kota-kota yang memiliki sektor korporat, industri, ritel, dan perhotelan yang dinamis; dan Climate Resilient adalah kota-kota yang kurang terpapar risiko banjir dan panas ekstrem atau mempunyai program tindakan untuk memperkuat ketangguhannya.

Menurut temuan Oliver Wyman Forum, Asia memiliki berbagai kota kelas menengah yang bisa memanfaatkan kebijakan industri nasional, pergeseran rantai pasokan, dan pariwisata. Kota-kota ini mencakup 79 dari 100 pusat ekspor terbesar, termasuk Ho Chi Minh. Banyak pula kota-kota ini telah berinvestasi pada teknologi canggih, seperti Shenzhen. Beberapa pusat ekspor penting di Asia tersebut juga terpapar perubahan iklim, namun memiliki banyak lokasi area pesisir.

Pusat-pusat kekuatan regional yang besar ini semakin mendorong pertumbuhan di kota-kota berukuran sedang di negara yang sama. Keberhasilan metropolitan Jakarta sebagai Commercial Hubs telah menguntungkan kota-kota tetangga, seperti Bandung, terutama dengan selesainya jalur kereta api cepat sehingga memperkuat hubungan komersial. Atau yang terjadi di Vietnam, kawasan-kawasan industri di Ho Chi Minh semakin menyatu dengan kawasan industri di kota-kota tetangganya, Bien Hoa dan Thu Dau Mot.

baca juga: Peringkat Kota Pilihan Individu Super Kaya Dunia 2025

Calon ibukota Mesir

Afrika Berpotensi Tumbuh Pesat

Enam kota di Timur Tengah tercantum dalam daftar 50 pusat bisnis terbesar, beberapa di antaranya, Dubai, Abu Dhabi, dan Riyadh, tengah berkembang pesat. Kota-kota lainnya merupakan pusat penerbangan jarak jauh menuju Asia, Afrika, dan Eropa. Selain itu, perusahaan-perusahaan regional di kota-kota ini kian marak terdaftar pada bursa saham publik. Laporan tersebut mencatat peningkatan kapasitas industri menjadi kunci penting yang menentukan kemampuan kota-kota tersebut menandingi kota-kota lain di Asia.

Meksiko adalah kota di Amerika Latin yang berpotensi; jika selama ini lebih sebagai pemasok kebutuhan Amerika Serikat, saat ini negara ini sudah bisa mengimbangi Tiongkok. Di sisi lain, semakin banyak kota di Amerika Latin menjadi alternatif daripada negara-negara di Asia. Banyak pula kota yang telah membangun pusat mobilitas modern, termasuk Panama City dan Bogota. Walaupun memang risiko iklim di Amerika Latin kian parah, namun cuaca panas yang ekstrem dan kelangkaan air tidak begitu parah jika dibandingkan dengan Timur Tengah dan beberapa kota di Asia.

Afrika menawarkan potensi pertumbuhan pesat, serta menghadapi lebih sedikit risiko perubahan iklim ketimbang Asia atau Timur Tengah. Menurut laporan tersebut, konektivitas transit dan pengiriman barang yang lebih baik juga menjadi dua aspek penting untuk menangkap peluang ekspor.

Mobilitas antar benua di Afrika turut mendukung sektor pariwisata yang kini mengarah ke kawasan Utara, salah satunya Addis Ababa. Kota-kota besar di Afrika Utara, seperti Kairo atau Tangiers, menjadi juara-juara ekspor, dengan sejumlah kawasan industri yang telah lama berkembang. Namun demikian, banyak pusat bisnis di Afrika yang harus meningkatkan perencanaan perkotaan menjadi lebih baik, khususnya mobilitas antarkota.