Penataan Waterfront City Pangururan Rampung, Danau Toba Makin Siap Jadi Destinasi Kelas Dunia

Bagikan

waterfront

Sebagai bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, kawasan Waterfront City Pangururan sudah selesai ditata. Pembangunan dimulai pada 19 September 2022 dan selesai pada 23 Januari 2024. Untuk melakukan penataan di area seluas 64 ha tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya memanfaatkan teknologi Building Information Modelling (BIM), yakni pada perancangan konstruksi dan pemanfaatan material sesuai prosedur yang berlaku.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya keterpaduan pembangunan infrastruktur di setiap KSPN. Oleh karena itu, Kementerian PUPR juga telah menyusun Program Pengembangan Kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba. Penataan KSPN yang berada di Provinsi Sumatera Utara ini mencakup pembangunan jalan, penyediaan air baku dan bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, serta perbaikan hunian penduduk. Infrastruktur menjadi prioritas utama, diikuti oleh fasilitas penunjang dan promosi besar-besaran untuk menarik wisatawan.

“Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities, dan event, baru promosi besar-besaran. Itu yang harus kita jaga betul. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan akan datang hanya sekali saja dan tidak kembali lagi. Prinsip penataan kawasan wisata ini adalah mengubah wajah kawasan dengan cepat, terpadu dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Basuki.

Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Wahyu Kusumosusanto mengatakan, penataan kawasan Waterfront City Pangururan dibangun dengan anggaran sebesar Rp161,5 miliar, sekaligus dengan penataan kawasan Panorama Tele.

Waterfront Berkarakter Batak

waterfront

Kini kawasan Waterfront City Pangururan memiliki wajah baru dan dilengkapi dengan berbagai instalasi seni yang dirancang untuk memperkaya pengalaman wisata di Danau Toba. Beberapa instalasi tersebut antara lain, Patung Boraspati Tano dan Boru Saniang Naga yang menggambarkan kebudayaan Batak, kemudian Patung Pustaha dan Syair Tao Toba yang merepresentasikan kekayaan literatur lokal, serta display batuan geologi Toba yang bersifat edukatif.

“Selain itu, atraksi seni air mancur “Aek Menari” dan panggung apung “Aek Natio” akan menjadi pusat pertunjukan seni dan budaya. Diputar pula instalasi seni musik “Aek Margondang” yang akan memperdengarkan musik tradisional Batak. Juga Taman Rohani dan instalasi Dry Fountain Plaza Rohani menawarkan ruang refleksi dan spiritual yang menenangkan,” terang Wahyu.

Kawasan Waterfront City Pangururan juga akan dilengkapi dengan Galeri Samosir yang akan menampilkan kekayaan budaya dan sejarah Samosir. Di dalamnya terdapat instalasi seni tradisi “Solu Bolon” dan ukiran totem Batak. Selain itu, storytelling signages di Pangururan Waterfront juga akan memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan budaya setempat.

baca juga: Kawasan Wisata Pulau Nirup Jadi Prototipe Destinasi Hijau di Batam

“Dengan berbagai fasilitas modern dan instalasi seni yang kaya akan nilai budaya, penataan kawasan ini bertujuan untuk meningkakan daya tarik Danau Toba sebagai destinasi wisata unggulan yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara,” kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara Deva Kurniawan Rahmadi.

Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan ini, imbuh Rahmadi merupakan komitmen pemerintah dalam memajukan sektor pariwisata melalui pengembangan infrastruktur berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal. “Diharapkan kawasan Danau Toba semakin dikenal secara internasional sebagai destinasi wisata dengan keindahan alam, kekayaan budaya, dan pengalaman yang tak terlupakan,” ujar Rahmadi.

Artikel Terkait

Leave a Comment