Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Pariwisata (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan (kick off) Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, di Jakarta, (30/1).
Program ADWI tahun 2023 ini mengangkat tema ‘Pariwisata Berkelas Dunia Untuk Indonesia Bangkit (World Class Tourism)’. Ini adalah tahun ketiga penyelenggaraan ADWI dan merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf.
Dalam sambutannya, Sandiaga mengatakan, “Program ADWI 2021-2022 telah memberikan capaian jumlah pendaftar desa wisata yang melebihi target, yaitu sebanyak 1.831 di tahun 2021 dan 3.419 desa wisata di tahun 2022.” ADWI tahun ini menargetkan 4.000 desa wisata yang mendaftar.
Pada penyelenggaraan tahun 2022, peserta datang dari 34 provinsi. Dari jumlah 3.416 desa wisata yang terdaftar, terdapat 1.831 desa wisata yang telah berpartisipasi dalam Jejaring Desa Wisata (Jadesta). Setelah melalui proses kurasi dari 500 desa wisata, lalu mengerucut ke 300 desa wisata, hingga 100 desa wisata, dan dikerucutkan lagi menjadi 50 desa wisata, yang ditetapkan menjadi yang terbaik.
Program Desa Wisata tersebut, kata Sandiaga, telah memberi dampak positif langsung bagi masyarakat daerah setempat. Apalagi didukung oleh berbagai Kementerian/ Lembaga, dan mendapat perhatian luar biasa dari Presiden Joko Widodo. “ADWI ini menjadi fenomena bahkan Presiden Joko Widodo menanyakan berkali-kali, bagaimana perkembangan desa wisata dan beliau ingin mengunjungi langsung,” ujarnya.
Salah satu tujuan diselenggarakan ADWI, selain mendongkrak kunjungan wisatawan nusantara (wisnus), adalah juga menciptakan kesadaran wisata dari berbagai pelaku usaha dan industri pariwisata ekonomi kreatif.
“Selama pandemi, jumlah kunjungan wisnus ke desa wisata naik mencapai 30 persen, hal itu juga sejalan dengan visi Indonesia sebagai tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing global, dan berkelanjutan,” ujar Sandiaga.
Sesuai RPJMN 2020-2024, Kemenparekraf menargetkan ada sebanyak 244 desa wisata dan 71.381 desa digital, tersertifikasi sebagai desa wisata mandiri pada 2024. Desa wisata punya peranan penting untuk banyak aspek, salah satunya memacu potensi tumbuhnya ekonomi kreatif di lingkungan setempat, serta membuka lapangan kerja bagi warga yang dekat dengan lokasi wisata.
“Untuk itu, kami dengan gembira dan terbuka menyambut partisipasi dari desa-desa untuk mendaftarkan ke Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 di laman https://jadesta.kemenparekraf.go.id/. Seluruh desa wisata yang menjadi anggota jadesta secara langsung menjadi peserta ADWI 2023,” tandas Sandiaga.
Wisatawan Naik ke Desa Wisata
Sebelumnya dinyatakan, bahwa Kemenparekraf mendorong para kepala daerah untuk menaruh perhatian yang besar terhadap pengembangan desa wisata. Hal ini karena terbukti efektif dalam mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat. Demikian seperti disampaikan oleh Sandiaga pada kegiatan “KolaborAksi Regional 1 dan Regional 2”, di Jakarta, (26/1).
Dalam dua tahun terakhir tingkat kunjungan wisatawan ke desa wisata meningkat 30 hingga 50 persen, terutama di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Seperti Desa Wisata Tinalah di Kabupaten Kulonprogo, DIY, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 3.300 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 6.000 wisatawan sepanjang tahun 2022. Di Desa Wisata Sembungan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 105.000 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 140.000 wisatawan sepanjang tahun 2022.
Di Desa Wisata Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 92.000 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 99.000 wisatawan sepanjang tahun 2022. Pemasukan turut mengalami kenaikan hingga 100 persen dari sebelumnya. Desa Wisata Tondok Bakaru di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, sepanjang tahun 2022 terdapat 11.000 wisatawan, dimana puncaknya adalah pada masa Natal dan tahun baru yang mencapai 10.000 wisatawan.
“Desa wisata kami harapkan dapat mendorong capaian pergerakan wisatawan nusantara yang tahun ini ditargetkan mencapai 1,4 miliar pergerakan. Jadi wisatawan dari kabupaten ke kabupaten ini harus terus kita dorong,” ujar Sandiaga.
Selain desa wisata, Menparekraf Sandiaga juga mendorong agar kepala daerah dapat memaksimalkan penyelenggaraan beragam acara untuk menjadi daya tarik dan dipromosikan dengan baik. Pemerintah daerah dikatakan Sandiaga dapat berkolaborasi dengan Kemenparekraf/ Baparekraf. Baik dalam hal dukungan kegiatan maupun pelatihan dan pendampingan.
Menparekraf Sandiaga menjelaskan, KolaborAksi merupakan program yang rutin dilakukan kementeriannya untuk dapat menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah. Melakukan sinergi program antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.