Mendesain Masjid Indonesia

Bagikan

Hadir sejak berabad lalu, membuat telah terjadi proses akulturasi antara agama Islam dan budaya lokal Nusantara, termasuk dalam rancangan masjid di sini. Ini membuat, banyak  bangunan masjid di Indonesia tidak saja berdesain indah, dan menarik, juga banyak hal yang bisa dipelajari. Seperti filosofi yang melatarbelakanginya, pemahaman desain dan kemampuan teknologi yang membuat bangunan-bangunan lama itu tetap bisa berdiri tegak hingga kini.

Sebagai bangunan ibadah, desain dan pembangunan masjid tidak boleh dibangun sembarangan; harus mengikuti kaidah-kaidah khusus dalam koridor syariah Islam. Arsitek memiliki kebebasan berkreasi, tapi mereka harus taat pada ketentuan, seperti tidak boleh berlebihan dalam hal desain dan penggunaan bahan serta ornamen. Demikian penjelasan Nur Rahmawati Syamsiah, dosen Arsitektur Universitas Muhammadiah Surakarta, yang menelusuri filosofi perancangan arsitektur Masjid di Indonesia.

Disampaikan dalam seminar virtual yang bertema “Arsitektur Masjid – Filosofi & Desain”, yang diadakan oleh Kenari Djaja bersama Fakultas Arsitektur Universitas Trisakti, Jakarta, (17/6), salah satu masjid lawas yang sangat baik konsep arsitekturnya adalah Masjid Agung Yogyakarta. Nur menerangkan masjid ini sangat mendukung jamaah untuk khusyuk dalam beribadah, di mana hal ini ditentukan oleh kenyamanan audial, visual dan termal.

“Struktur bangunan tradisionalnya mempunyai teknologi pereduksi bising, melalui bentuk proporsi bangunan. Di dalam ruang utama tidak terdengar bising kendaraan di luar, sehingga jamaah bisa khusyuk,” ucapnya. Ini membuktikan, imbuhnya kekayaan budaya lokal memiliki keampuhan, sekaligus membuktikan bahwa masjid yang berusia lebih dari 200 tahun masih bisa bertahan lebih hingga sekarang.

Menurut Nur, Masjid Istiqlal yang bergaya modern minimalis pun memiliki rancangan ruang dalam dan luar yang sangat baik. Disampaikan oleh Panogu Silaban, anak dari Friedrich Silaban–perancang masjid tersebut–bahwa rancangan Istiqlal adalah hasil kecerdikan ayahnya menangkap wawasan pencetus ide yaitu Soekarno, Presiden RI kala itu. Yang mana ternyata selaras dengan wawasan Friedrich tentang arsitektur, bahwa arsitektur yang dihasilkan haruslah modern, mengekspresikan diri sesuai jamannya. Juga, yang sederhana, seringkas-ringkasnya dan sejelas-jelasnya.

Istiqlal dan Gaya Modern

“Dalam garis besar sayembara, masjid ini harus bergaya arsitektur yang tidak terpengaruh oleh perubahan jaman, atau menurut istilah Soekarno, stijl yang timeless,” ucap Panogu, yang juga berprofesi sebagai arsitek dari PT Atelier Enam Arsitek, Jakarta. Jadilah Istiqlal sebagai masjid yang kita lihat sekarang.

Sebagai bangunan modern, dengan bentuk massa geometris sederhana. Meskipun memiliki kubah dan menara, tetapi tidak meniru-niru. Lalu,  sesuai dengan iklim tropis, yang ditunjukkan dengan dengan bentuk atap dengan teritisan lebar, memiliki emper beratap, dinding kerawang, serta elemen-elemen vertikal dan horisontal pada façadenya.

Masjid ini juga mempunyai innercourt yang tersambung dengan emper beratap. Innercourt ini, lanjut Panogu, “Berfungsi sebagai pengatur iklim mikro di sekitar masjid, selain juga bisa digunakan untuk perluasan ruang ibadah.” Saat direnovasi, area ini pernah diusulkan untuk diberi imbuhan tanaman hijau, agar lebih teduh. Seperti diungkapkan Satrio S. Herlambang, arsitek dari Universitas Trisakti yang termasuk dalam Tim Renovasi Masjid Istiqlal. Namun, dengan alasan mempertahankan konsep desainnya, suasana hijau itu hanya diwujudkan dengan memberi sederet tanaman Lee Kuan Yew pada bagian atap emper.

Renovasi itu sendiri, terang Satrio, dilakukan untuk penguatan desain arsitektur, interior dan lansekapnya demi semakin menunjukkan sebagai bangunan heritage dan simbol bangsa. Selain juga, untuk tampil tidak saling bertentangan dengan lingkungan sekitarnya, antara lain Gereja Katedral. Visi desainnya, bagaimana menjadikan masjid ini sebagai tempat ibadah yang bersuasana khusyuk, sebagai salah satu syarat shalat. Karena itu, bagian yang direnovasi meliputi kenyamanan pencahayaan , penghawaan , dan bunyi (tidak terganggu oleh kebisingan di luar), juga penataan ruang luar.

 

Artikel Terkait

Leave a Comment