Belum tersedianya suatu wadah data transaksi properti yang aktual dan up-to-date menjadi salah satu penyebab sulitnya penilaian suatu aset properti secara optimal. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya inefisiensi dalam alokasi dana investasi.
Fluktuasi tren harga dan dinamika pasar properti kerap kali sulit dianalisa oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) di sektor properti, yang mana secara memiliki persepsi berbeda. Baik konsumen, pengembang, investor, agen properti, konsultan, perbankan, hingga institusi keuangan, mempunyai penilaian masing-masing.
Sebagai solusinya, Knight Frank Indonesia meluncurkan KFMap.Asia sebagai portal database properti pertama dan satu-satunya di Indonesia yang membantu transparansi dalam pemberian informasi data transaksi properti secara aktual dan eksklusif. Data-data ini menjadi sarana verifikasi awal dalam penentuan nilai properti. Hingga kini, KFMap.Asia sudah memiliki lebih dari 10.000 data harga dan lokasi properti di seluruh Indonesia.
Inisiasi ini sejalan dengan program Presiden Jokowi yang mencanangkan pembangunan infrastruktur dan properti untuk mewujudkan keadilan pembangunan dan transparansi harga properti di Indonesia. “Sulitnya para investor dan kreditur dalam menentukan harga suatu properti, karena tidak tersedianya data transaksi aktual, berdampak pada peningkatan resiko usaha,” kata Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia dan Founder KFMap.Asia.
Data tersebut didapat dari perbankan, kantor jasa penilai, institusi keuangan, dan lembaga riset properti. Kolaborasi tersebut memberikan nilai tambah tersendiri dalam memperkaya jumlah sampel harga properti berdasarkan rekam jejak transaksi di lapangan. Satu bank internasional belum lama ini juga bergabung menjadi mitra, untuk memberi kontribusi data harga properti.
Dengan adanya portal database ini, ungkap Willson, sudah banyak pemangku kepentingan sektor properti yang terbantu oleh fitur data harga transaksi properti di KFMap ini. Dengan begitu, “Kondisi harga menjadi lebih transparan,” tandasnya.