Gedung Karya Arsitek Frank Gehry Pertama di Asia Timur, Mulai Dibangun

Bagikan

arsitek

Sebuah gedung karya arsitek peraih penghargaan the Pritzker Architecture, Frank Gehry, akan berdiri di Kota Taichung, Taiwan. Gedung ini adalah Museum of Fine Arts dan berada di dalam kampus China Medical University (CMU) Shui-Nan. Baru melakukan ground breaking pada 3 Mei lalu, ini adalah karya Gehry pertama di wilayah Asia Timur dan ketika rampung digadang-gadang akan mengubah tengara negeri.

Kampus ini sendiri adalah bagian dari dari Shuinan Economic and Trade Park, dan Bandara Shuinan. Gedung setinggi 25,48 meter ini akan memiliki lima lantai dan dua lantai basement. Meski berlabel museum, gedung ini juga berfungsi sebagai stadion, dan dilengkapi dengan beragam fasilitas untuk kegiatan mahasiswa, seperti hall makan, fitness dan kelas yoga.

CMU and Healthcare System Chairman Dr. Chang-Hai Tsai, menyatakan bahwa pembangunan museum ini adalah wujud kontribusi universitas yang dipimpinnya dalam bidang edukasi, pengobatan dan biotechnology. “Melalui arsitektur dan seni, serta lewat tangan seorang arsitek yang ahli, kami berharap bisa menawarkan kepada dunia sekilas semangat Taiwan,” ucapnya.

Kehadiran museum ini sudah tertera pada masterplan kampus Shui-Nan yang dirancang oleh salah satu biro arsitek terkemuka, SOM yang berbasis di New York, AS. Museum ini ditempatkan di bagian inti masterplan; lebih dari sekadar sarana untuk hal yang terkait dengan seni, tapi lebih mendasar, yakni ide, identitas dan inovasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, DR. Tsai secara langsung mengundang dan meminta secara langsung kepada Gehry, yang juga dikenal sebagai the father of deconstructivist architecture.

Gehry memang dikenal dengan rancangannya yang unik dan punya karakter yang khas. Sulit menjelaskan gaya desainnya, karyanya adalah gabungan modern, postmodern, dan kontemporer, Karya arsitek kelahiran 1929 ini antara lain the Guggenheim Museum Bilbao, di Spanyol, the Vitra Design Museum, Jerman yang menjadi gedung pertamanya di Eropa, lalu Walt Disney Concert Hall, Los Angeles, AS.

Kombinasi Arsitektur dan Alam

Tergerak oleh ketulusan DR. Tsai, Gehry setuju untuk membuat museum yang didesain khusus untuk Taiwan, tanpa melalui kompetisi publik. Menurutnya, ini adalah suatu kehormatan yang hanya diperuntukkan bagi klien paling terhormat di dunia.

Gehry merancang the CMU Museum of Fine Arts ini bak memahat pada lembaran metal yang terlipat dan stainless steel bergelombang, menghasilkan tampilan seperti permainan cahaya dari langit. Hasil rancangannya seakan mengubah permukaan gedung serupa kanvas hidup, memancarkan warna-warna lembut serupa lukisan cat air yang berubah mengikuti jatuhnya Matahari dan cuaca.

baca juga: Desain Aplikasi “wondr by BNI” Raih Penghargaan di iF Design Award 2025

Dalam wawancara dengan New York Times (April 14, 2021), Gehry menjelaskan, “Desainnya terinspirasi oleh pantulan bangunan, pohon, dan langit pada air kolam air dan baja. Dengan menggunakan baja antikarat yang lebih lunak, kami menciptakan bentuk yang cair melalui lipatan dan lengkungan yang presisi. Bangunan akan berkilau lembut, memancarkan cahaya, seperti cat air yang bergerak.”

Pendekatan inovatif ini tidak sekadar panggung kepiawaian Gehry atas material bangunan, tetapi juga seakan menciptakan dialog nan puitis antara arsitektur, alam dan lansekap kota, menjadi koneksi baru yang dinamis antara seni dan kehidupan kota.

arsitek

“Kota-kota kelas dunia adalah rumah bagi universitas-univesitas kelas dunia juga. Institusi yang tidak hanya menghasilkan riset akademis unggul, tapi juga rumah bagi museum-museum milik dunia. Universitas-universitas seperti Harvard, Stanford, Oxford, dan Cambridge mencontohkan integrasi yang baik, antara ilmu dan seni,” tandas Tsai.

The CMU Museum of Fine Arts diharapkan menjadi pusat baru, tempat bertemunya ilmu pendidikan dan estetikan Taiwan, menghubungkan Taiwan dengan jejaring budaya global. Di masa mendatang, museum ini akan bekerja sama dengan Asia Museum of Modern Art, serta institusi-instusi lain yang terkoneksi, seperti Museum Fogg Harvard, Cantor Art Center Stanford, Ashmolean Oxford, dan Museum Fitzwilliam Cambridge. Bersama-sama, mereka akan mengangkat suara budaya Taiwan, tentunya juga reputasi CMU, ke panggung dunia.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *