Setelah vakum selama enam tahun, pada tahun ini Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) akan kembali menggelar IFFINA. Sebuah pameran berskala internasional yang khusus menampilkan desain furnitur dan dekorasi. Sudah diselenggarakan sejak tahun 1988, pameran tahun ini merupakan pameran yang ke-10. IFFINA 2023 akan digelar di ICE BSD City, pada 14-17 September 2023, didukung oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM), dan Bank Indonesia.
“Pameran ini menjadi showcase bagi enam kategori utama, yaitu furniture, craft, project design, homeware, home fabric, serta decorative & gift. Pameran tersebut akan diikuti oleh sekitar 400 perusahaan dan ditargetkan dapat menarik 10.000 pengunjung,” terang Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, pada acara launching IFFINA-Indonesia Mebel & Design Expo 2023 di Jakarta, (9/5).
Menurut Putu, penyelenggaraan pameran seperti IFFINA, dapat membantu para pelaku industri furnitur untuk mendapatkan peluang-peluang baru dan berekspansi ke pasar-pasar potensial di manca negara.
“Pasar mebel dunia adalah pasar yang sangat potential bagi Indonesia,” kata Ketua Umum Asmindo, Dedy Rochimat. Industri mebel dan kerajinan ini, kata Deddy, merupakan industri yang PDB-nya terus tumbuh sejak 6 tahun terakhir.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki, menyatakan mendukung industri furnitur dan home decor di Indonesia untuk terus memperluas akses pasar, tidak hanya ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Ini mengingat yang selama ini menjadi pasar terbesar industri tersebut sedang mengalami resesi ekonomi.
“Dalam beberapa waktu ke depan industri furnitur dan home decor harus membidik pasar alternatif tak hanya Amerika dan Eropa tetapi juga Timur Tengah, misalnya. Karena dunia sedang mengalami perubahan kekuatan ekonomi. Ini tak sebentar saja terjadi. Kita harus melihat potensi market baru, jangan hanya fokus di market tradisional itu-itu saja,” katanya.
Teten berharap, IFFINA dapat menjadi wadah bagi pelaku usaha UMKM di sektor furnitur untuk memperluas akses pasar. “Nanti harus lebih banyak lagi event furnitur di dalam negeri. Karena importir lebih senang ada pusat furnitur, sehingga tak perlu blusukan ke berbagai workshop, lebih baik datang ke satu tempat produknya,” tuturnya.
Dukungan Pemerintah
Dengan karakteristik sebagai industri padat karya dan berorientasi ekspor, industri furnitur perlu terus didorong pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu Kemenperin telah menggulirkan beberapa kebijakan, antara lain memfasilitasi Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur sebagai upaya perbaikan rantai pasok bahan baku industri furnitur, pendirian Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal untuk mencetak SDM terbaik di industri furnitur, program restrukturisasi mesin/peralatan industri pengolahan kayu, dan pemberdayaan IKM Furnitur melalui sentra-sentra IKM furnitur.
“Selain itu, Kemenperin juga melaksanakan kebijakan program pengembangan desain furnitur, insentif perpajakan, penerapan SNI dan SKKNI, serta Link and Match IKM furnitur untuk platform SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah),” terang Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, (10/5).
Agus menjelaskan, industri furnitur sebagai salah satu subsektor industri agro memberikan kontribusi sebesar 1,30 persen terhadap PDB non-migas pada tahun 2022. Selain itu pada tahun yang sama, industri furnitur memiliki kinerja ekspor senilai 2,47 miliar dolar AS. “Di tengah ancaman resesi global yang sebelumnya membuat pertumbuhan industri furnitur mengalami kontraksi, pada kuartal pertama tahun 2023 pertumbuhan industri furnitur telah menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan II-2022 (q-to-q),” papar Agus.
Putu menambahkan, bahwa pada April 2023, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dirilis Kemenperin mencapai nilai 51,38 atau berada pada level ekspansi, termasuk salah satunya industri furnitur. “Senada dengan nilai IKI yang menunjukkan level ekspansi, nilai ekspor industri furnitur tahun 2023 sampai dengan bulan Maret mencapai 501 Juta dolar AS,” tandas Putu.
Adapun dari pihak KemenKopUKM, dalam rangka mendorong peningkatan spesifikasi para pelaku UKM di sektor furnitur agar berstandar internasional, antara lain dengan mendirikan rumah produksi bersama (factory sharing) sektor furnitur. Saat ini sudah ada di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dan tahun 2023 ini, KemenKopUKM akan membangun factory sharing khusus pengolahan bambu di Nusa Tenggara Timur. Kementerian ini juga sudah menginisiasi program SMExcellence, melalui kegiatan kurasi, business matching antara UMKM dan aggregator/ buyer representative di sektor furnitur dan home décor, agar pelaku UKM mampu menciptakan produk–produk yang dapat bersaing dan diterima pasar global. Selain itu, KemenKopUKM juga mendorong terciptanya produk furnitur/home décor yang ramah lingkungan, dengan pemanfaatan material dari bambu, dan bahan daur ulang (plastik).
Teten menegaskan, industri kreatif termasuk furnitur, home decor, dan homeware memiliki keunggulan kompetitif dibanding negara lain, karena Indonesia memiliki bahan baku yang beraneka ragam serta kreativitas dan tenaga kerja yang terampil.
“Saya berharap melalui kegiatan ini, dapat memperkuat pasar domestik industri furnitur dan memperkenalkan Indonesia di pasar internasional, karena pasarnya sangat besar,” tandas Teten.