IFEX 2025 Hadirkan 5000 Produk Mebel dan Kerajinan Lokal

Bagikan

mebel

Hari ini adalah hari terakhir pameran mebel dan kerajinan unggulan Indonesia, Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025. Sudah dibuka dari tanggal 6 Maret 2025 di JIExpo, Kemayoran,Jakarta Pusat, tahun ini adalah penyelenggaraan kesepuluh. Dalam satu dekade, IFEX 2025 menandai  perannya dalam memperkenalkan furnitur dan produk mebel Indonesia ke pasar global serta memberdayakan pengrajin lokal.

Diselenggarakan oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo, IFEX 2025 menghadirkan lebih dari 500 peserta pameran yang memamerkan lebih dari 5.000 produk mebel dan kerajinan. Produk yang ditampilkan meliputi berbagai jenis furnitur hunian, seperti meja, kursi, lemari, tempat tidur, serta dekorasi berbahan kayu, rotan, bambu, dan material alami lainnya. Desain inovatif, kualitas tinggi, dan konsep ramah lingkungan menjadi daya tarik utama dalam pameran ini.

Ajang ini resmi dibuka oleh Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, yang menekankan pentingnya tren furnitur masa depan yang mengutamakan keberlanjutan, desain modular, dan teknologi canggih seperti AR (Augmented Reality) untuk belanja online serta 3D printing dalam produksi furnitur. Faisol juga mengapresiasi HIMKI yang terus mendorong industri furnitur nasional agar berdaya saing tinggi di pasar internasional.

Mengutip dari rilis Kemenperin, pada tahun 2024, industri furnitur mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,07%. Capaian positif ini turut mendongkrak pertumbuhan sektor industri agro yang menyentuh angka 5,20%. Industri agro mampu memberikan andil hingga 51,81% terhadap PDB industri pengolahan non-migas. Berdasarkan data Expert Market Research, pangsa pasar industri furnitur global sebesar AS $660 miliar dan diproyeksikan akan terus tumbuh hingga 4,9% pada periode tahun 2025 hingga 2034.

“Oleh karena itu, kami mengapresiasi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) sebagai asosiasi industri furnitur dan kerajinan, yang terus bersinergi dengan pemerintah dan asosiasi lainnya dalam melakukan upaya-upaya yang terbukti membawa efek positif terhadap industri furnitur indonesia, sehingga pasarnya bisa terus berkembang,” ujar Faisol.

baca juga: Gunakan Kayu yang Tesertifikasi, Langkah Awal Wujudkan Bangunan Ramah Lingkungan

Mebel Ramah Lingkungan

Melihat angka Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari mencapai nilai 53,15, sejalan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia sebesar 53,6, keduanya berada pada level ekspansi. Wamenperin menyampaikan pelaku industri dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk pasar dalam negeri agar tumbuh lebih baik dan semakin berdaya saing.

Apalagi, adanya tren permintaan furnitur saat ini seperti furnitur ramah lingkungan, terintegrasi dengan teknologi (smart features), desain multifungsional, modular hingga customized, mendorong pengusaha industri furnitur dan kerajinan untuk berinovasi melibatkan teknologi dalam proses manufakturnya.

“Contohnya seperti peningkatan penggunaan teknologi 4.0 pada metode pemasaran seperti Augmented Reality yang dapat mempermudah belanja furnitur secara online. Kemudian dari sisi produksi, teknologi 3D Printing juga semakin banyak digunakan untuk mempermudah proses desain dan mengurangi biaya produksi,” kata Faisol.

mebel

Potensi Global Mebel Lokal

Sementara itu, Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, menegaskan bahwa potensi ekspor furnitur Indonesia terus berkembang, dengan pangsa pasar besar di Amerika, Eropa, dan Asia Timur. Transaksi on-the-spot yang diharapkan mencapai AS $300 juta, mencerminkan besarnya minat pembeli terhadap produk mebel Indonesia.

Pada gelaran sebelumnya, IFEX menghadirkan sebanyak 13.370 pengunjung yang berasal dari 117 negara. Beberapa di antaranya adalah Australia, Tiongkok, Amerika Serikat, India, Bahrain, Oman, Uni Emirat Arab dan sejumlah negara di kawasan Eropa. IFEX 2024 berhasil mencatatkan transaksi di lokasi sebesar AS $300 juta.

“Gelaran IFEX 2025 ini mencerminkan tekad dari para pelaku industri mebel dan kerajinan dalam menunjukkan kecintaan mereka terhadap Indonesia. Kita percaya diri, suatu saat ekspor industri mebel lokal bisa mencapai angka lima miliar dolar AS, paling tidak di akhir tahun 2030. Ini juga komitmen HIMKI bersama Dyandra Promosindo untuk memperluas pangsa pasar kita agar dapat bersaing di pasar global,” tandas Sobur.

Melihat besarnya potensi pasar tersebut, tahun ini IFEX diadakan di ruang yang lebih besar. Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, mengungkapkan, luas pameran mencapai 65.000 m2, termasuk penambahan area Grand Hall dan Jakarta International Expo Convention and Theatre. Daswar mengharapkan IFEX 2025 dapat semakin membuka peluang bagi pengrajin lokal Indonesia untuk menjaring dan memperluas pasar mereka.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *