Gunakan Kayu yang Tesertifikasi, Langkah Awal Wujudkan Bangunan Ramah Lingkungan

Bagikan

kayu
(ki-ka) Lutfi Primantara (Founder & CEO Contractor Art Space), Hartono Prabowo (Technical Director FSC Indonesia), Doti Windajani (Ketua IAI Jakarta), Dody Hermawan (Head Design & Development Sampoerna Kayoe)

Dalam rangka mendorong penggunaan kayu bersertifikat FSC untuk hunian/bagian sebagai bagian dari upaya melindungi hutan, Forest Stewardship Council (FSC) Indonesia bersama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta menyelenggarakan workshop khusus, di Jakarta, (9/11).  Selain itu, juga dikenalkan teknik sambungan kayu dalam konstruksi hunian, karena itu workshop ini bertajuk “Aplikasi Teori Sambungan Kayu pada Konstruksi Bangunan Residensial: Meningkatkan Kualitas dan Estetika dengan Kayu FSC”.

FSC adalah organisasi nirlaba yang menyediakan solusi pengelolaan hutan berkelanjutan yang telah terbukti. Standar pengelolaan hutan FSC didasarkan pada sepuluh prinsip inti yang dirancang untuk mengatasi berbagai faktor lingkungan, sosial dan ekonomi. Hingga kini publik dan bisnis secara luas menganggap FSC sebagai sistem sertifikasi hutan yang paling ketat di antara untuk mengatasi tantangan deforestasi, iklim, dan keanekaragaman hayati. Saat ini, sudah lebih dari 200 juta hektar hutan di seluruh dunia disertifikasi sesuai dengan standar FSC.

Acara ini adalah bagian dari rangkaian acara Jakarta Architecture Festival (JAF) 2024. Yakni festival yang mempertemukan para arsitek, desainer, dan profesional industri untuk berdiskusi dan berbagi inovasi dalam dunia arsitektur.

Workshop ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan aplikasi praktis tentang penggunaan kayu ramah lingkungan tersertifikasi FSC dalam konstruksi hunian. Kayu yang sudah mendapat sertifikasi FSC, dipastikan bahwa kayu tersebut berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab, sehingga dapat mendukung upaya menjaga hutan tetap berkelanjutan, selain meningkatkan kualitas dan keindahan bangunan.

kayu

“Workshop ini merupakan salah satu bentuk komitmen FSC dalam mendorong praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan dengan mengintegrasikan kayu bersertifikasi FSC dalam desain arsitektur. Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan IAI Jakarta, Sampoerna Kayoe, dan Contractor Art Space untuk memperlihatkan bagaimana kayu yang tersertifikasi FSC dapat meningkatkan kualitas dan estetika bangunan residensial, Acara ini juga kami jadikan momentum hari jadi FSC ke 30 tahun pada 1 Desember nanti, dengan tagline FSC for Life. kami berharap dapat terus memberikan kontribusi yang positif pada kehidupan di Bumi bagi para stakeholder kami,” papar Hartono Prabowo, Technical Director, FSC Indonesia.

baca juga: Produsen Semen Merah Putih Latih Tukang untuk Dukung Konstruksi Berkelanjutan

Hal senada juga dinyatakan Doti Windajani, Ketua IAI Jakarta. “Jakarta Architecture Festival 2024 adalah platform yang tepat untuk mengeksplorasi solusi inovatif dan berkelanjutan di bidang arsitektur. Kolaborasi kami dengan FSC Indonesia sejalan dengan visi kami untuk mendukung praktik-praktik yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, dan kami berharap workshop ini dapat menginspirasi para arsitek untuk menggunakan material yang berkelanjutan dalam proyek mereka.”

“Melalui workshop ini, kami ingin mengajak lebih banyak orang untuk kembali mengenal dan menggunakan kayu olahan dalam proyek residensial mereka, untuk dapat menghasilkan bangunan yang lebih estetik dan hangat,” kata Nina M. Pelawi, Head of Marketing, Sampoerna Kayoe.

Teknik Sambungan Kayu

Menurut Nina, penggunaan kayu bersertifikasi FSC tidak hanya menjaga keberlanjutan hutan, tetapi juga menghasilkan bangunan yang ramah lingkungan. “Mari mulai langkah kita menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, karena kami percaya bahwa sustainable tomorrow starts today,” tuturnya.

Sementara itu, “Di CAS, kami percaya bahwa setiap proyek konstruksi bisa menjadi karya seni, dan kayu adalah salah satu material paling serbaguna untuk berkarya. Teknik sambungannya juga dapat meningkatkan kekuatan struktur, keindahan visual, dan ketahanan bangunan tanpa bergantung pada bahan logam atau material tambahan lainnya,” kaat Lutfi Primantara, Founder & CEO, Contractor Art Space (CAS).

kayu

Pemahaman mendalam tentang teori sambungan, menurut Lutfi, akan memungkinkan para profesional dan calon praktisi konstruksi untuk menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, dan efisien.

Dengan kesamaan misi tersebut, workshop ini tidak hanya menjadi momentum perayaan 30 tahun berdirinya FSC, namun juga memperkokoh komitmen bersama dalam mendukung praktik keberlanjutan di sektor konstruksi dan arsitektur. Dengan memperkenalkan teknik sambungan yang unik serta penggunaan kayu bersertifikat, diharapkan acara ini mampu memberikan panduan bagi para profesional arsitektur untuk menerapkan praktik bangunan yang ramah lingkungan.

Artikel Terkait

Leave a Comment