Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan apresiasi kepada 20 produsen di sektor manufaktur, ritel, dan jasa makanan/minuman yang telah berkomitmen menjalankan peta jalan pengurangan sampah.
“Penghargaan yang diberikan hari ini merupakan bentuk apresiasi dari Menteri LHK kepada 18 manufaktur dan dua perusahaan ritel. Saya harapkan di tahun depan kita bisa memberikan apresiasi juga kepada jasa usaha makanan seperti hotel, restoran, kafe dan lain sebagainya,” kata Direktur Jenderal PSLB3, Rosa Vivien Rahmawati, dalam sambutannya, di Jakarta, (7/10).
Apresiasi ini merupakan bagian dari upaya mengimplementasikan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
Produsen yang dimaksud dalam peraturan ini adalah pelaku usaha yang memproduksi barang yang menggunakan kemasan, mendistribusikan barang yang menggunakan kemasan dan berasal dari impor, atau menjual barang dengan menggunakan wadah yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam. Dan mereka adalah para pelaku usaha pada sektor manufaktur, ritel, dan industri jasa makanan dan minuman.
Pengelolaan Sampah Nasional
Lebih lanjut, Vivien mengungkapkan Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan limbah yang semakin kompleks. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan, jumlah timbulannya mencapai 38,6 juta ton pada tahun 2023, dari 365 kabupaten/kota. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat hingga 64,6 juta ton jika seluruh 514 kabupaten/kota melaporkan.
“Itulah jumlah sampah di Indonesia, yang harus kita atasi bersama, baik kita sebagai individu maupun dari para produsen,” ujar Vivien. Menurut Vivien setidaknya implementasi pelaksanaan dari peta jalan tersebut tercapai 50% dari target, sebagai tanggung jawab produsen dalam pencapaian target pengurangan limbah nasional.
baca juga: Kelola Sampah dengan Bertanggung Jawab, BSD City Raih Award4Change “Circular Township Award”
Pemerintah sendiri terus mendorong perubahan paradigma pengelolaan buangan dari metode kumpul-angkut-buang, menjadi pengurangannya dari sumber dan penerapan prinsip ekonomi sirkular serta tanggung jawab produsen yang diperluas (Extended Producer Responsibility/EPR). Tanpa tindakan luar biasa, diperkirakan komposisi limbah plastik akan melonjak dari 19,21% pada 2023 menjadi 38,42% pada 2050, yang berpotensi mencemari ekosistem dan mengancam kesehatan manusia.
“Pekerjaan kita masih banyak, sinergitas masih diperlukan, jadi pemerintah dan pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Individu dan produsen juga harus bertanggung jawab. Kita mempunyai slogan ‘Sampahku adalah Tangggung Jawabku’, maka sampah yang kita hasilkan adalah menjadi tanggung jawab kita sendiri. Secara khusus saya minta tolong kepada para produsen yang masih memproduksi barang menggunakan wadah, tolong kami dibantu untuk bisa mengurangi limbah, menarik kembali buangan tersebut, mendesain ulang kemasannya,” pinta Vivien.
Menutup sambutannya, Vivien mengajak semua pihak untuk bersama mengelola limbah dengan baik, dengan menempatkan, pengurangan limbah sama pentingnya dengan penanganannya. Kemudian, perilaku minim sampah sebagai budaya baru masyarakat Indonesia, sirkular ekonomi, dan teknologi ramah lingkungan sebagai perwujudan dari prinsip waste to resource serta TPA yang berwawasan lingkungan.
Ekonomi Naik, Sampah Bertambah
Sementara itu, Direktur Pengurangan Sampah Ditjen PSLB3, Vinda Damayanti melaporkan bahwa industri fast-moving consumer goods (FMCG) menunjukkan pertumbuhan stabil beberapa tahun terakhir, berkat tingginya permintaan konsumen dalam negeri dan perubahan gaya hidup.
Belanja rumah tangga pada triwulan I tahun 2024 tumbuh 9% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. “Pertumbuhan ini positif bagi penerimaan negara, namun juga meningkatkan jumlah limbah kemasan yang berpotensi mencemarkan lingkungan,” ujar Vinda.
Ada 52 produsen yang telah menyusun peta jalan pengurangan sampah dan melaporkan ke KLHK. Setelah melalui proses verifikasi dokumen maupun lapangan secara terintegrasi terhadap komitmen, implementasi dan mitra pengelola, didapat 20 produsen yang layak mendapat apresiasi. KLHK mencatat, sepanjang tahun 2023, mereka telah mengurangi 127 ribu ton limbah plastik dan wadah kemasan lewat peta jalan pengurangan buangan tersebut dan penerapannya.
Seiring dengan acara ini, juga digelar talkshow bertema “Sustainable Business menuju Zero Waste Zero Emission.” Talkshow ini membahas strategi dan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission di bidang persampahan, dengan menghadirkan pembicara dari perwakilan Uni Eropa, Indonesian Packaging Recovery Organization (IPRO), Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), serta Kasubdit Tata Laksana Produsen, Direktorat Pengurangan Sampah, Ditjen PSLB3, Ujang Solihin.
Pemberian Apresiasi atas Pelaksanaan Peta Jalan Pengurangan Sampah Tahun 2024 dan Talkshow Sustainable Business menuju Zero Waste Zero Emission ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran seluruh elemen masyarakat, tentang pentingnya pengelolaan buangan yang lebih baik, dengan menyeimbangkan antara pendekatan hulu dan hilir melalui penerapan 3R, EPR, ekonomi sirkular, dan industrialisasi pengolahan sampah.