
Melalui program HOME (House Ownership & Micro Empowerment), PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bersama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) terus bersinergi, mendukung target Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dalam Program 3 Juta Rumah (murah).
Lewat program HOME, kedua lembaga pemerintah tersebut memberikan pembiayaan mikro perumahan yang sekaligus melawan praktik rentenir dan mengurangi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Seperti yang baru saja diresmikan di Kabupaten Wajo, Sengkang, Sulawesi Selatan, dan ditinjau secara langsung oleh Menteri PKP, Maruarar Sirait, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dan Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo.
Kegiatan ini merupakan langkah nyata untuk mendukung perempuan prasejahtera, khususnya nasabah PNM Mekaar, agar memiliki rumah yang layak sekaligus produktif sebagai tempat usaha. Sinergi ini menjadi jawaban atas kebutuhan dasar masyarakat, karena rumah bagi para ibu bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga ruang kerja, mendidik anak, dan menjaga mimpi serta harapan.
Kependekan dari “Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera”, Mekaar adalah layanan pinjaman modal tanpa agunan bagi perempuan prasejahtera yang memiliki usaha ultra mikro yang sudah diluncurkan oleh PT PNM sejak 2015. Program ini memberikan modal finansial, intelektual, dan sosial, serta pendampingan melalui kelompok dan tanggung renteng, membantu nasabah mengelola keuangan, menabung, dan mengembangkan bisnis.
PNM mencatat hingga 2025 lembaga ini telah memberdayakan lebih dari 22,4 juta nasabah Mekaar di di 452 kabupaten/kota pada 36 provinsi dan 6.165 kecamatan. Melalui program Mekaar HOME, telah tersalurkan pembiayaan sebesar Rp1,7 triliun kepada 738.476 penerima manfaat di seluruh Indonesia. Di Sulawesi Selatan sendiri sudah tersalurkan Rp 87 miliar dengan 27.367 penerima manfaat.
Melalui dukungan SMF, program ini tidak hanya membuka akses renovasi rumah usaha yang terjangkau, tetapi juga melindungi masyarakat dari praktik rentenir yang selama ini kerap membebani pengusaha ultra mikro.
Apresiasi Ara
Pada kunjungan tersebut Maruarar Sirait menyampaikan program tersebut menjadi bukti bahwa PNM turut andil dalam rangka mengurangi angka penggunaan rentenir di masyarakat. Ibu-ibu nasabah Mekaar bisa menjadi teladan yang baik, untuk terus berusaha dari lingkungan yang terdekat, yakni rumah.
“Saya mengapresiasi PNM atas kerja kerasnya dalam mendampingi para ibu untuk menjadi ibu yang tangguh, sehingga ibu-ibu ini bisa berjualan dirumah dengan bantuan kolaborasi dengan SMF serta tak pernah menunggak pembayaran cicilannya. Kita harus terus lanjutkan kolaborasi ini untuk mendukung usaha ibu-ibu ini naik kelas serta mengurangi rentenir,” ucap Maruarar.
Ara, , demikian sapaan Maruarar Sirait, menyatakan kolaborasi PNM dan SMF adalah contoh meningkatkan kesejahteraan dengan merenovasi rumah diikuti dengan bantuan pembiayaan untuk usaha UMKM. “Bagaimana rumah itu direnovasi dan jadi tempat usaha. Jadi jangan nanti persoalannya hanya direnovasi, habis itu ekonomi keluarganya belum siap,” ujarnya.
Arief Mulyadi menyatakan kalau pihaknya percaya, bahwa setiap langkah kecil yang diambil bersama para ibu prasejahtera adalah fondasi besar bagi tumbuhnya ekonomi kerakyatan. “Melalui program HOME, PNM dan SMF tidak hanya menghadirkan akses pembiayaan yang adil dan terjangkau, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam melindungi masyarakat dari jeratan praktik rentenir. Dengan optimisme ini, PNM berkomitmen untuk terus membersamai ibu-ibu tangguh agar naik kelas, sejahtera, dan menciptakan ekonomi kerakyatan di Indonesia,” tandasnya.
baca juga: Perkuat Program 3 Juta Rumah, Jakarta Akan Bangun 19.800 Unit Rumah
HOME di Banten
Sebelumnya, PNM dan SMF juga menggelar seremoni serupa di di Kompleks Pondok Banten Indah, Serang, Banten, dengan tajuk “Kolaborasi Pembiayaan Rumah Mikro Melawan Rentenir dan Akad Masal FLPP”. Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri PKP, Direktur Utama SMF, Komisioner BP Tapera, Direktur Operasional PNM, Direktur Consumer Banking BTN, dan Ketua DPD REI Banten.
Berdasarkan data dari Kementerian PKP, Provinsi Banten, dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, masih menghadapi kebutuhan signifikan terhadap hunian yang layak. Tercatat, backlog perumahan di Banten mencapai ratusan ribu unit, sehingga dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan rumah. Salah satunya melalui pemberian akses pembiayaan yang lebih adil dan terjangkau bagi masyarakat kecil, sekaligus melawan praktik rentenir yang kerap membebani pengusaha ultra mikro.
Dalam acara tersebut, Ara mengatakan bahwa PNM dapat menjadi contoh bagi lembaga keuangan lain, karena mampu melakukan pendampingan yang sangat maksimal, sehingga nasabahnya dapat membayar tepat waktu serta mendapat manfaat vagi perekonomian keluarganya.
Direktur Operasional PT PNM, Sunar Basuki menyampaikan, bahwa program HOME yang menjadi payung besar kolaborasi Pembiayaan Rumah Mikro sudah terbukti, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil bisa selaras dengan program pemerintah dalam penyediaan rumah layak huni.
“Kami percaya rumah usaha yang sehat dan produktif akan menjadi pondasi bagi tumbuhnya kemandirian ekonomi keluarga nasabah,” ucap Sunar.
PNM optimistis kolaborasi ini dapat mempercepat terwujudnya cita-cita besar Indonesia untuk menyediakan hunian layak bagi seluruh masyarakat. Dengan adanya dukungan dari berbagai lembaga keuangan dan pemangku kepentingan, termasuk SMF, BTN, dan BP Tapera, PNM percaya lebih banyak nasabah akan merasakan manfaat rumah usaha yang nyaman sekaligus mendorong produktivitas usaha.












