3 Biro Arsitek Indonesia Ikut Pameran ‘Crossing Horizons: Cities in Dialogue’ di Barcelona

Bagikan

arsitek
(ki-ka) Mohammad Archica Danisworo, Hardyanthony Wiratama, Piter Gan

Memanfaatkan jaringan internasionalnya, Roca membawa tiga firma arsitek Indonesia, yakni Alien, PDW, dan Piter Gan untuk ikut berpameran di Barcelona, Spanyol. Mereka berpameran bersama di Roca Barcelona Gallery yang bertajuk ‘Crossing Horizons: Cities in Dialogue’, dan menjadi bagian dari gelaran Barcelona Architecture Weeks.

Roca Barcelona Gallery terletak di bangunan dengan citra inovatif dan konstruksi serta sudah menjadi landmark arsitektur Kota Barcelona. Galeri ini juga memiliki ruang multidisiplin yang terbuka untuk setiap pengunjung di mana pilihan terbaik dari produk perusahaan dipamerkan. Lebih dari sekadar ruang fisik, galeri ini merupakan platform untuk pertukaran pengetahuan multidisiplin di antara para desainer interior, perancang, dan arsitek dari seluruh dunia, yang didirikan sebagai jaringan global untuk mendeteksi, menafsirkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan tren baru di sektor ini.

Ketiga biro arsitek tersebut berpameran bersama dengan dua firma arsitektur paling berpengaruh dari Barcelona, b720 dan GCA. Semuanya dipilih karena sedang/pernah mengerjakan proyek-proyek berskala besar.

Pameran yang diselenggarakan oleh Roca pada Mei-Juni 2024 lalu, yang menampilkan proyek-proyek transformatif berskala besar dari biro-biro arsitek yang berbasis di Barcelona dan Jakarta. Pameran ini menampilkan model, gambar, dan rencana terperinci dari setiap proyek, menyoroti kemampuan arsitektur untuk secara signifikan memengaruhi dan meningkatkan lingkungan perkotaan dalam konteks budaya dan geografis yang berbeda.

Roca Group, pemilik jenama-jenama seperti Roca dan Laufen, adalah pemimpin dunia dalam desain, produksi dan pemasaran produk kamar mandi untuk arsitektur, konstruksi dan desain interior. Didirikan di Barcelona pada tahun 1917, Roca Group menggabungkan tradisi dan pengetahuan dengan semangat untuk berinovasi dan menjaga lingkungan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dikuratori oleh Labóh, Roca Barcelona Gallery kemudian mengeksplorasi pendekatan arsitektur dalam beragam konteks di Barcelona dan Jakarta. Menampilkan berbagai model serbaguna (mixed-use) dan inisiatif pembentukan kota yang berpotensi untuk mendefinisikan kembali lanskap perkotaan kontemporer.

Labóh merupakan konsultan komunikasi dan humas di bidang desain dan arsitektur, didirikan pada tahun 2013 oleh Miriam Giordano. Berbasis di Barcelona, Labóh bekerja secara internasional untuk institusi publik, perusahaan swasta, dan profesional di sektor ini dengan tujuan untuk mempromosikan dan menyebarluaskan budaya proyeknya.

Pameran pop-up ini juga didukung oleh USM Modular Furniture, yang berkontribusi terhadap display yang berdampak dan fungsional, didukung dengan fleksibilitas dan modularitas tinggi dari sistem USM Haller, yang DNA-nya berakar kuat pada nilai-nilai dasar arsitektur dan teknik.

baca juga: Kohler Co. Masuk Nominasi Milan Design Week FuoriSalone Award 2024

Tantangan Arsitek di Tengah Urbanisasi

Managing Director Roca Indonesia Alberto Gonzalez, mengatakan, ”Biro-biro arsitek yang dihadirkan dalam pameran ini tengah menghadapi tantangan urbanisasi kontemporer di dua kota yang begitu beragam dan kompleks, yaitu Barcelona dan Jakarta. Salah satu keahlian utama dari studio-studio ini adalah menciptakan ruang multifungsi yang mengintegrasikan keberlanjutan dan kelayakan huni, menjadikan nilai-nilai ini sebagai inti dari setiap proyek. Dari pengembangan perumahan hingga komersial, setiap desain menunjukkan komitmen terhadap inovasi dan keunggulan dalam desain yang disesuaikan dengan konteks perkotaan masing-masing.”

Berikut ini ketiga biro arsitek asal Indonesia yang mempresentasikan model proyek andalan mereka:

  1. Gran Rubina Tower 1 (Generali Tower) oleh Mohammad Archica Danisworo, Design Director di PDW

arsitek

Berlokasi di Segitiga Emas Jakarta, Gran Rubina Tower 1 mengusung konsep desain pasif, keberlanjutan (sustainability), dan aksesibilitas dalam desainnya. Menara ini dirancang untuk mengatasi masalah seperti suhu yang tinggi, kelembaban, kemacetan, dan keterbatasan ruang publik. Ini sejalan dengan filosofi PDW, ‘Beyond Building’, di mana sebuah karya diciptakan melampaui sekadar konstruksi, dengan tujuan memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan.

  1. Mandiri IT Cente, Slipi-Jakarta oleh Hardyanthony Wiratama, Managing Director di Alien

arsitek

Mandiri Tower hadir di tengah-tengah lansekap kota Jakarta, bagai oase yang menyegarkan di antara bangunan-bangunan beton yang padat. Kehadiran bangunan ini tidak hanya memberikan keindahan arsitektural tetapi juga berdampak positif terhadap iklim mikro di area tersebut, sesuai dengan filosofi desain Urban Tree.

Lebih dari itu, Mandiri Tower didesain untuk menciptakan inklusivitas dengan menawarkan ruang publik yang dapat diakses oleh setiap orang dari semua lapisan masyarakat. Inklusivitas ini diyakini dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan kedekatan antara perusahaan dan komunitas sekitarnya.

  1. Cibinong City Mall & Harris Hotel oleh Piter Gan, Principal Architect at Piter Gan Architect

arsitek

Cibinong Mall, Kabupaten Bogor merupakan simbol inovasi arsitektur dan pembangunan berkelanjutan di kota tersebut. Dirancang untuk memenuhi kebutuhan dinamis perkotaan metropolitan Jabodetabek yang terus berkembang, mal ini berkontribusi pada ekosistem bisnis lokal sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat. Mal ini juga mengedepankan prinsip keberlanjutan dan dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti hotel untuk mendiversifikasi aliran pendapatan dan meningkatkan sinergi.

 

Artikel Terkait

Leave a Comment