Demikian pernyataan Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, tentang pasar apartemen pada pemaparan Jakarta Property Highlight H1 2023 kepada media, Jakarta, (24/8).
Menurut Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia, “Berakhirnya pandemi dan terbukanya kembali perjalanan lintas negara mendorong kembali bergulirnya arus ekspatriat ke dalam negeri. Hal ini memberikan implikasi positif terhadap pulihnya performa sektor apartemen sewa di awal tahun ini. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa persiapan tahun politik dan proses pemulihan ekonomi dari dampak pandemi akan memberikan tantangan terhadap bangkitnya performa sektor apartemen sewa.”
Syarifah mengatakan, “WNA yang mewarnai pasar properti saat ini kebanyakan berasal dari negara-negara Eropa dan Asia, seperti India, Jepang, Korea, dan Tiongkok.” Hal tersebut berimplikasi terhadap memulihnya keterisian ruang apartemen sewa untuk long-term commitment. “Libur sekolah, libur nasional, dan cuti bersama juga turut memberi dampak positif pada perbaikan tingkat sewa apartemen sewa dari short-term stay,” imbuh Syarifah.
Selain adanya peningkatan tingkat sewa, laporan Knight Frank juga mencatat adanya kenaikan dari sisi rerata harga sewa dan jumlah pasokan untuk sektor apartemen sewa di Jakarta, pada semester 1 2023. Untuk harga sewa tercatat adanya perbaikan yang diindikasikan melalui naiknya rerata harga sebesar 5% (yoy).
Sementara itu, dari segi pasokan, jumlah apartemen bertambah menjadi 9.684 unit, seiring dengan masuknya satu proyek baru di Central Business District (CBD) Jakarta. Untuk diketahui kawasan ini tercatat sebagai kawasan penyumbang pasokan apartemen sewa terbesar di Jakarta. Data Knight Frank memperlihatkan bahwa akan ada 1.706 unit apartemen baru yang akan masuk ke pasar hingga tahun 2028. Di mana 44% dari total tersebut atau sekitar 750 unit, direncanakan masuk pada akhir tahun ini.
Penjualan Stagnan
Sebaliknya terjadi pada pasar kondominium di Jakarta. Di mana sepanjang semster 1 2023, penjualan kondominum Jakarta masih stagnan, yakni di angka 95,6%. Penjualan stok baru bahkan terkoreksi menjadi 59,5%, seiring adanya penambahan pasokan sejumlah 1,016 unit dari 3 proyek baru.
Berdasarkan laporan Knight Frank, ada 3.708 unit baru masuk ke pasar, sejak awal semester pertama. Dengan penambahan tersebut, total pasokan kondominium bertambah menjadi 236.684 unit, di mana sekitar 5.303 unit baru akan diserah-terimakan hingga akhir tahun ini.
Laporan Knight Frank tersebut juga mencatat bahwa unit kondominium siap huni masih menjadi pilihan utama bagi para konsumen saat ini. Penjualan tertinggi terjadi di segmen menengah, yaitu sebesar 80% dari total penjualan.
Syarifah mengatakan, “Jadi walaupun penjualan masih belum terlalu meningkat, penambahan pasokan atau datangnya proyek baru di pasar kondominium memberikan optimisme bagi performa pasar properti.”
Adanya kompetisi dengan produk rumah tapak juga pemulihan ekonomi yang masih perlahan, menurut Syarifah adalah penyebab stagnanya penjualan kondominium tersebut. “Meski demikian, terlihat ada pertumbuhan harga meski perlahan. Terutama pada kondominium yang berada di sekitar kawasan Transit Oriented Development (TOD),” tukasnya
Berbeda dengan tahun lalu, kelas menengah-atas adalah segmen dengan pasok terbesar untuk kondominium baru. Adapun untuk yang eksisting, didominasi oleh kondominium kelas menengah. Pada unit eksisting ini, rerata harga jual naik 1,2%, sementara untuk unit baru menguat 1,9%, jika dibandingkan dengan rerata harga di semester sebelumnya (hoh).
Willson menandaskan, “Dalam skala regional, di Asia Pasifik, Jakarta masih menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan pasar properti yang positif di awal semester pertama lalu. Demikian pula dengan kota-kota besar lain, seperti Singapura, Tokyo, dan Mumbai. Pembaruan regulasi pemerintah mengenai persyaratan WNA dalam memiliki hunian di dalam negeri, diharapkan bisa turut membangkitkan pasar kondominium ke depan.”