Serba Serbi ARCH:ID 2025

Bagikan

arch

ARCH:ID 2025 sukses digelar di ICE BSD City, Tangerang. Selama empat hari (8-11 Mei 2025), pameran arsitektur tahunan ini berlangsung dengan skala lebih besar dan program yang semakin inklusif. ARCH:ID tahun ini mencatat pertumbuhan signifikan dengan luas area mencapai 13.000m², meningkat 41% dari tahun sebelumnya. Lebih dari 200 perusahaan ambil bagian, menghadirkan 550 booth, 25 booth terkurasi, 7 featured exhibitions, dan 3 instalasi arsitektur. Instalasi utama bertajuk “Khatulistiwa” menjadi ikon sentral pameran, berfungsi sebagai centerpiece, connector, dan public space generator melalui desain arsitektural tiga elemen: Head, Body, dan Base.

arch

Tajuk tersebut sesuai dengan tema utama gelaran edisi kelima ini, yakni “Performative Archipelagos”; menyatukan tradisi dan inovasi dalam dunia arsitektur Indonesia serta memperluas jangkauan kolaborasi internasional. Tahun ini, tiga arsitek Indonesia yang merepresentasikan keberagaman pendekatan dalam praktik arsitektur Indonesia, menjadi kuratornya. Yakni Ar. Alvar Mensana (mensanaDANteman), Ar. Achmad D. Tardiyana (Urbane)  dan Antonius Richard Rusli (Rad+ar).

Yang menarik, sejumlah booth peserta dirancang secara khusus oleh arsitek-arsitek kenamaan seperti Hadiprana, Studio Hendro Hadinata, Atelier Riri, dan Studio Airi. Masing-masing mengangkat tema khusus, seperti booth Niro Granite yang dirancang oleh Ary Indra dengan tajuk: Massa Raba. Lebih dari sekadar pelapis lantai dan dinding, granite tile sudah menjadi medium ekspresi massa ruang. Memberi pengalaman indrawi, lewat pijakan tanpa alas kaki, maupun rabaan.

arch

Atau Ateja yang menggandeng Hubton, Byo Living, Bahtera Associates dan Batavia, dengan mengangkat tema “The Red Line Amidst Us”, tentang jalinan alam, material dan keahlian dalam mendesain. Sementara itu, Studio Talk merancang booth Prisma Marble dengan tema the Library, atau Catalog Showroom didesain oleh One Dream Architect.

archLain lagi dengan booth Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) yang dirancang oleh Rad+ar, yang bertema Material Defines Meaning. Menampilkan kekuatan dari sebuah kesederhanaan; dari sebuah material dapat membentuk struktur, nuansa dan emosi. Adapun booth PDW memberi penghormatan khusus kepada mendiang Prof. Mohammad Danisworo.

baca juga: Gedung Karya Arsitek Frank Gehry Pertama di Asia Timur, Mulai Dibangun

Architect Forum

arch

ARCH:ID 2025 tak hanya menjadi ajang pamer karya, namun juga forum strategis lintas sektor. Sebuah konferensi internasional yang digelar selama dua hari, dihadiri pembicara dari enam negara, membahas isu-isu urbanisme, inovasi material, dan ekspresi budaya dalam arsitektur. Nama-nama seperti Chris Panfil, Jesse Reiser dan Nanako Umemoto, hingga Anies Baswedan turut mengisi sesi Urban dan Architecture Forum.

Selain itu, pun terselenggara program-program Hackathon, Student Competition, hingga penghargaan SCMA semakin memperkaya pengalaman pengunjung. Lalu Inisiatif Business Matching menjadi salah satu terobosan utama tahun ini. Dirancang untuk mempertemukan pelaku industri seperti arsitek, kontraktor, hingga pemilik proyek dalam pertemuan 1-on-1, program ini bertujuan mempercepat kolaborasi dan pengadaan proyek di sektor lingkungan binaan.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *