Inilah 5 Pemenang Kompetisi Bangunan Berbahan Mass Timber CTBUH 2024

Bagikan

timberAkhir-akhir ini, makin banyak bangunan menggunakan material mass timber atau kayu rekayasa. Tidak hanya bangunan berlantai sedikit, bahkan beberapa arsitek pun kini sudah “berani” mendesain bangunan tinggi menggunakan material ini.

Apakah mass timber? Mengacu banyak sumber, material ini adalah panel kayu yang terdiri atas banyak lapisan lembar kayu yang saling direkatkan, baik dengan lem khusus, pasak, paku atau sekrup. Perekatan tersebut adalah cara merekayasa kayu menjadi material yang kuat, bahkan berdasarkan penelitian kekuatannya melebihi beton dan baja. Inilah yang kemudian, menjadi alasan banyak arsitek memilih material ini untuk bangunan berlantai banyak.

Kian banyaknya penggunaan material ini, Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) baru saja menggelar CTBUH 2024 Mass Timber Student Design Competition. Pada ajang tahun ini, organisasi nirlaba itu menekankan pada penggunaan material mass timber pada bangunan berlantai banyak dalam rangka mempercepat pembangunan hunian berharga terjangkau.

Satu-satunya ketentuan yang harus diikuti adalah bahwa bangunan tersebut harus bertingkat (bukan paviliun atau ruang tunggal), dan dirancang dengan memaksimalkan penggunaan mass timber, dan tetap mempertimbangkan standar dan peraturan bangunan di Amerika Serikat dan Kanada. Standar Disarankan juga untuk menggunakan komponen prefabrikasi atau pendekatan modular volumetrik, untuk menyoroti manfaat pemanfaatan mass timber dalam mendukung pembangunan cepat. Digunakannya standar dari dua negara tersebut, karena kompetisi ini memang ditujukan bagi mahasiswa perguruan tinggi yang ada di dua wilayah tersebut.

Berikut ini juaranya (sesuai urutan pemenang):

  1. T-LINE: Apartemen Murah Hemat Energi  

timber

Rancangan ini adalah karya empat mahasiswa Columbia University, yakni Jixuan Li, Linru Wang, Luyan Li, and Yingxi Dong. Mereka mengambil lokasi di Morris Park, sebuah lingkungan yang sedang berkembang di Bronx-New York, baik dari segi penduduk maupun lapangan kerja.  Ini adalah daerah industri dan dipenuhi oleh rumah-rumah tapak, yang sayangnya dalam satu dekade terakhir kekurangan pasok rumah berharga terjangkau. Untuk memenuhi kebutuhan, mereka mendesain gedung bertingkat yang merangkum sebanyak 286 unit. Tidak saja berisi banyak unit, juga rendah jejak karbon, hemat energi dan ramah lingkungan, juga berkesan hidup.

  1. Live, Laugh, Learn: Rumah untuk Guru

timber

Marco Zhou dari Cal Poly Pomona, merancang rumah buat guru-guru di sebuah area di Hawaii. Beberapa tahun terakhir, kepulauan di Samudera Pasifik ini mengalami masalah kekurangan tenaga pengajar, sebagai akibat dari sistem sentralisasi distrik sekolah. Sementara itu dengan tingginya biaya hidup, menyulitkan guru-guru untuk menuju ke lokasi sekolah dari tempat tinggalnya. Proyek ini bertujuan untuk memudahkan bagi semua, dengan membentuk learning hub, yakni menempatkan rumah guru di sebelah lokasi sekolah. Gedung dan tata massanya dirancang dengan mempertimbangkan pola dan aktivitas proses ajar mengajar tersebut.

  1. Green Gables: Berbahan Prefabricated Timber

timber

Proyek karya Cindy Duan dan Julie Chen dari Yale University ini adalah pengembangan kembali proyek pembangunan rumah berharga terjangkau yang terbengkalai, sekaligus representasi perubahan positif sebuah lingkungan yang buruk di West River, New Haven – Connecticut. Rancangannya berupa sekumpulan modul berbahan prefabicated, di mana pada lantai 15 dan 38-nya saling dihubungkan dengan pedestrian layang yang dinaungi atap pelana. Modul-modul itu bisa didesain sesuai dengan kebutuhan dalam berbagai ukuran dan tipe rumah tangga, dengan satu tata letak modul dasar.

baca juga: Hingga Maret 2025, Tarif Listrik Tidak Naik

  1. 131 W 133rd St.: Tumpukan Modul CLT

timber

Empat mahasiswa Columbia University ini–William Pyle, Yuka Imada, Eduardo Cabrera, Philippe Martel, and Caroline Harrismemilih lokasi untuk rancangan proyek mereka di sebuah tapak yang diapit dua gedung apartemen yang sudah dihuni. Daerahnya sendiri adalah kawasan hunian yang memiliki struktur dan arsitektur tipikal. Agar gedung baru ini tetap terhubung dengan lingkungan sekitar, tanpa terlihat menonjol sendiri, gedung ini dibuat hanya punya enam lantai, setinggi kurang lebih 18 meter. Gedung ini berupa tumpukan modul CLT yang dapat dibongkar, dikemas ke dalam truk bak terbuka, dan diangkut ke lokasi untuk perakitan dan pemasangan, secara mudah.

  1. PreFabulous: Sistem Panel

timber

Proyek ini adalah karya dua mahasiswa University of Toronto, Olivia Loncar-Bartolini and Rick Schutte. Juga dibuat dari modul prefabicated, proyek mereka bertujuan untuk mengatasi gentingnya kebutuhan perumahan di Amerika Utara, dengan memanfaatkan lahan sekolah umum yang kurang dimanfaatkan. Sistem bangunan yang inovatif, rendah karbon, terjangkau, dan hemat ruang ini beradaptasi dengan berbagai kondisi lokasi, mengoptimalkan kawasan komunitas dan ruang hijau. Mereka mengusulkan pendekatan hybrid volumetric untuk pengirimannya, di mana unit bisa dirakit di luar lokasi perancangan, demi mengatasi batasan ukuran trailer pengangkut di suatu daerah. Dengan cara ini, tiba di lokasi unit sudah berupa kotak modular atau sebagai sistem panel yang siap diangkat ke lokasi proyek.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *