LiveIn Akuisisi Koolkost, Tambah 27 Properti di Indonesia

Bagikan

properti

LiveIn baru saja mengakuisisi properti KoolKost, platform booking kost online dari RedDoorz. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk memperluas jangkauan dan semakin memperkuat posisi LiveIn di pasar hunian jangka panjang (long stay) di Indonesia. “Akuisisi ini menambahkan 27 properti Koolkost di enam kota ke dalam portofolio LiveIn Indonesia,” ungkap Country Manager LiveIn Indonesia, Lau Ngee Keong, di Jakarta, (25/2).

Brand KoolKost akan tetap digunakan sementara waktu, dan beroperasi sebagai sub-brand dalam naungan LiveIn Indonesia. Perubahan akan dilakukan secara bertahap, mengikuti proses penyelarasan properti KoolKost dengan standar kategori produk LiveIn, yaitu LiveIn Intro, LiveIn Select, dan LiveIn Signature.

Penyelarasan tersebut dilakukan, karena KoolKost tidak saja menyediakan hunian dengan sewa jangka panjang, pun ada sewa kots harian. Sementara LiveIn lebih berfokus pada sistem hunian jangka panjang. Biasa juga dikenal istilah co-living atau kost eksklusif, karena menyediakan lebih dari sekadar kamar/unit untuk tempat tinggal.

Berdiri tahun 2015 di Malaysia dan saat ini LiveIn sudah hadir di 14 kota di Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Hingga kini sudah memiliki lebih dari 200 properti dan 10.000+ kamar. Sejak memasuki Indonesia pada April 2024, LiveIn Indonesia sudah punya lebih dari 1.000 kamar, di Jabodetabek dan Bandung. Berkonsep co-living, dikenal juga dengan istilah tempat kos eksklusif.

Keong menerangkan alasan dikembangkannya LiveIn, karena pihaknya percaya bahwa tempat tinggal membentuk peluang, pola pikir, dan masa depan seseorang. “Tak seharusnya ada yang mengorbankan kualitas demi keterjangkauan, tetapi itulah realitas bagi jutaan anak muda di Asia Tenggara,” kata Keong.

Properti Berkualitas VS Harga Terjangkau

Misi LiveIn, terang Keong, adalah mengubah cara anak muda menjalani kehidupan dan memberdayakan mereka untuk berani bermimpi besar. “Sedangkan visi kami adalah menjadi pilihan utama untuk pengalaman hunian terbaik di dunia,” katanya.

Keterjangkauan hunian yang berkualitas, menurut Keong, adalah problem yang dihadapi kaum muda di kawasan perkotaan, seiring dengan makin besarnya urbanisasi di kota-kota besar Asia Tenggara.

“Harga rumah terus melambung tinggi dan tidak sebanding dengan penghasilan mereka. Alhasil, sewa jadi satu-satunya opsi. Namun, sewa hunian pun memiliki tantangan, seperti biaya sewa yang tinggi, kondisi tempat tinggal yang kurang layak, dan minimnya rasa aman serta kenyamanan,” tutur Keong.

baca juga: LiveIn Resmi Meluncur di Indonesia, Tawarkan 3 Tipe Hunian untuk Milenial

Di sisi lain, Keong melanjutkan, pemilik properti menghadapi tantangan mereka sendiri. Mengelola hunian sewa tidak mudah karena memakan waktu dan penuh kerumitan. Mereka harus menangani permintaan penghuni, pemeliharaan properti, penagihan sewa, serta operasional harian. Belum lagi tingkat okupansi yang rendah, membuat pendapatan dari penyewaan propertinya tersebut menjadi tidak stabil. “Semua ini menuntut keahlian dan upaya ekstra,” tandasnya.

Sementara itu, pasar sewa hunian terus berubah. Penghuni dari kelompok anak muda ini tidak sekadar membutuhkan tempat yang aman dan nyaman, mereka juga mencari fleksibilitas dan pengalaman, serta hal-hal pendukung yang lebih praktis. Dan model sewa tradisional belum mampu memenuhi harapan tersebut.

properti
Lau Ngee Keong

Bantu Pemilik Properti

Karena itu, LiveIn menerapkan pendekatan menyeluruh, mulai dari analisis pasar, renovasi, pemasaran, hingga operasional setiap harinya. Termasuk, konsultasi dan bantuan akses ke pihak ketiga, terkait pembiayaan renovasi atau peremajaan gedung/fasilitas hunian.

“Dalam konsultasi untuk peremajaan kamar, misalnya kami akan usulkan untuk tidak perlu memasang tv set, tapi baiknya memperbarui atau memasang ac, karena perangkat ini yang lebih diperlukan. Gaya milenial urban sudah tidak lagi perlu tv, sebab informasi atau mencari hiburan mereka lebih mengandalkan gadgetnya,” terang Keong.

LiveIn juga sedang mengembangkan LiveIn Ecosystem, dengan menggandeng penyedia layanan seperti gym, coworking space, gerai F&B, dan laundry. Jadi selain bisa digunakan untuk memcari hunian yang dikelola LiveIn, penghuni cukup menggunakan aplikasi untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang untuk harian maupun gaya hidupnya.

“Dengan model ini, kami menghadirkan hunian modern yang terjangkau bagi anak muda, sekaligus memudahkan pemilik properti mengembangkan pendapatan rental, tanpa harus repot mengurus operasional bisnis,” tandas Keong.

 

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *