Dalam pengembangan kota terkini, harus memenuhi unsur-unsur: Menarik, Tangguh dan Lestari (MenTARI) atau Smart, Green, dan Sustainable. Demikian menurut Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Joga, dalam acara diskusi “Tantangan dan Peluang Pengembangan Kawasan Terintegrasi “City Within a City”, yang diselenggarakan Forum Wartawan Perumahan Rakyat (FORWAPERA), Gading Serpong, (6/8).
Nirwono menjabarkan bahwa secara ideal kota harus memiliki daya tarik kekinian, yakni modern, canggih, mengadopsi teknologi digital serta ramah lingkungan. Pengembangannya berkonsep terintegrasi, mampu menyediakan segala fasilitas publik yang dibutuhkan penghuni kota tersebut dan semua dapat dijangkau dalam waktu tempuh 10-15 menit. “Waktu tempuh ini bukan dengan bermobil, melainkan cukup dengan berjalan kaki, atau bersepeda,” katanya.
Walkable city dan menyediakan ruang publik yang dapat menarik warga untuk beraktivitas di luar ruang, ujar Nirwono, adalah juga kecenderungan terkini dari kota-kota dunia. Hal ini seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan. “Pengembangan yang terintegrasi atau city within a city akan terus berkembang,” tutur Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan ini.
Tidak hanya itu, sebuah pengembangan kota harus memiliki visi masa depan yang menjanjikan, sehingga menarik orang atau investor untuk tinggal atau berbisnis di sana, sehingga ekonomi kota itu berkembang baik. Sebab itu, pengelola atau pengembang kota harus kreatif, inovatif, dan inspiratif.
Kawasan Terintegrasi
Lebih lanjut Nirwono mengungkapkan bahwa ke depan wilayah 3T, yakni Kota dan Kabupaten Tangerang plus Kota Tangerang Selatan akan menjadi magnet sisi Barat metropolitan Jabodetabek. Jumlah penduduknya pada tahun 2045 diproyeksi ada sebanyak 10 juta jiwa. Wilayah tersebut juga akan didukung oleh jaringan transportasi yang terintegrasi, antara lain jalan lingkar luar Jakarta (JLLJ 3) yang terkoneksi dengan JLLJ 2 dan jalan tol dalam kota serta jalur MRT East-West Line (Cikarang – Balaraja).
Hal-hal tersebut adalah yang menjadikan kawasan Gading Serpong, yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang, punya potensi besar. Nirwono menilai, Paramount Gading Serpong yang dikembangkan Paramount Land, adalah salah satu gambaran sukses sebuah kawasan hunian dan komersial yang dikembangkan secara terintegrasi dengan perencanaan yang matang. Memang, ketersediaan fasilitas dan aksesibilitasnya sudah mampu menarik orang untuk tinggal dan berbisnis di sini, namun menurut Nirwono, agar terus menarik kawasan ini harus punya diferensiasi dengan pengembangan di sekitarnya, yang pada akhirnya akan menaikkan nilai propertinya.
baca juga: Kawasan Nusa Bali Kini Dilayani dengan Shuttle Bus Listrik
M. Nawawi, Presiden Direktur Paramount Land, menerangkan, bahwa sejatinya Paramount Gading Serpong sudah dibangun sesuai dengan unsur-unsur tadi. Seperti pengembangan berkonsep mixed use dan terintegrasi, sehingga penghuninya dengan mudah mencapai semua fasilitas yang dibutuhkan. Contohnya, “membungkus” setiap area hunian dengan koridor komersial, dan menyediakan taman atau fasilitas publik di sisi dalam “cluster”.
Lalu membangun ruang-ruang ritel dan komersial yang berfokus pada komunitas dan mixed use, sesuai dengan tren terkini yang mengintegrasikan ruang hunian, hiburan dan rekreasi. “Mengutip paparan riset properti ‘Market Beat Q2 2024: Unveiling Greater Jakarta’s Retail Landscape’ di Jakarta, bahwa orang-orang kini lebih menginginkan pengalaman berbelanja di ruang-ruang komersial yang didesain rileks, berkonsep green, terbuka, dan nyaman, dibandingkan pusat perbelanjaan yang dibangun bertingkat,” papar Nawawi.
Paramaount Land membangun ruang-ruang komersial terintegrasi itu tersebar, dan masing-masing memiliki keunikan, serta menawarkan konsep dan ambience berbeda. “Konsep setiap node itu disesuaikan dengan karakter hunian dan lingkungan di sekitarnya juga. Ini membuat fasilitas-fasilitas tersebut tidak hanya bisa dinikmati oleh penghuni, namun telah membuat kawasan Gading Serpong bertransformasi menjadi destinasi berskala regional,” ungkap Nawawi.
Integrasi 5 Hal
Dengan dasar dan konsep itu pula Paramount Land mengembangkan mega distrik terbarunya, Pasadena Central District di atas lahan selapang 40 ha. Dikembangkan sebagai ‘City within a City’, distrik baru ini memadukan hunian dengan ruang komersial dan fasilitas publik yang semuanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dalam waktu ± 10 menit.
Norman Daulay, Direktur Paramount Land, menjelaskan, “Pasadena Central District hadir sebagai magnet baru di sisi Selatan Gading Serpong dan jalan tembus ke BSD City, sebagai kawasan modern dan inovatif terbesar dengan mengintegrasikan lima hal, yaitu shophouses berkonsep alfresco, studio loft, residensial, kavling komersial dan green Spine (Pasadena Walk).
“Captive market di kawasan ini juga sudah terbentuk, sudah ada market, sehingga calon pebisnis tinggal mencari jenis bisnis yang cocok untuk dikembangkan di sini,” katanya.
Grand Pasadena Village adalah produk residensial pertamanya. Dibangun dengan konsep premium, hunian ini dirancang dengan memperhatikan kemewahan dan kenyamanan dalam gaya hidup sehat (healthy living). Berisi rumah-rumah setinggi 2-3 lantai dengan ukuran mulai dari 204/144 m2 hingga 277/171 m2, dan dilengkapi dengan sebuah club house yang merangkum antara lain gym area, kolam renang dan lounge (indoor & outdoor).