Kereta Cepat Whoosh Hampir Selalu Tepat Waktu

Bagikan

KCIC selaku operator Kereta Cepat Whoosh mencatat, selama dua bulan beroperasi tingkat ketepatan waktu keberangkatan mencapai 99,9 persen dengan rata-rata kelambatan pemberangkatan dari stasiun awal hanya 0,1 detik saja. Untuk kedatangan, ketepatan waktunya juga cukup baik, mencapai 95% dari keseluruhan perjalanan.

Beroperasi secara resmi pada 17 Oktober 2023, hingga 17 Desember 2023 jumlah perjalanan Whoosh tercatat sudah sebanyak 1.869. GM Corporate Seceretary KCIC, Eva Chairunisa menyatakan, secara keseluruhan Whoosh berjalan dengan baik.

“Whoosh, sebagai kereta cepat pertama di Indonesia, ini memperkuat komitmennya untuk memberikan pengalaman transportasi yang andal dan efisien kepada penumpang. Pencapaian ini menunjukkan dampak transformatif dari kehadiran kereta cepat, yang menawarkan manfaat tak tertandingi bagi para penumpang dan menetapkan tolak ukur baru dalam hal ketepatan waktu di transportasi Indonesia,” katanya.

Eva mengungkapkan, ketepatan waktu pemberangkatan menjadi salah satu hal penting khususnya di tengah volume penumpang Whoosh yang terus meningkat. Selama periode dua bulan beroperasi secara komersil, kereta cepat Whoosh telah mengangkut sebanyak 881 ribu penumpang. Rekor jumlah penumpang terbanyak terjadi pada 19 November 2023 dengan total 21.537 penumpang per hari.

KCIC akan terus mengevaluasi berbagai hal yang terkait operasional, keselamatan, dan keamanan Kereta Cepat Whoosh, demi menghadirkan layanan yang terus dapat diandalkan.

Dengan ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan tersebut memungkinkan penumpang merencanakan perjalanan mereka dengan percaya diri dan tepat. Penumpang dapat mengandalkan Kereta Cepat Whoosh untuk pengalaman perjalanan yang konsisten, mengurangi ketidakpastian terkait penundaan, dan memastikan perjalanan antar kota yang mulus.

baca juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung Dorong Pertumbuhan Bisnis Properti, Ini Buktinya !

Beberapa faktor yang menjadikan Kereta Cepat Whoosh dapat mencapai ketepatan waktu hampir sempurna itu adalah digunakannya teknologi kereta cepat paling canggih dan infrastruktur berstandar tinggi. Hal tersebut meminimalkan risiko masalah teknis yang dapat menyebabkan penundaan. Begitu pula SDM profesional yang mengatur pola operasi kereta cepat, sehingga memungkinkan penjadwalan, pengaturan, dan monitoring perjalanan KA menjadi efisien untuk meminimalisasi gangguan.

Salah satu prosedurnya adalah dalam operasionalnya setiap hari, dijalankan kereta tanpa penumpang sebagai kereta pertama dan kereta terakhir. Kereta konfirmasi ini dijalankan untuk memastikan seluruh sistem perkeretaapian aman dilintasi, sebelum kereta berpenumpang berjalan.

Selain itu, untuk memastikan keamanan dan keandalan seluruh infrastruktur prasarana, KCIC juga menjalankan kereta inspeksi atau Comprehensive Inspection Train (CIT) secara berkala untuk memeriksa jaringan kelistrikan, persinyalan, komunikasi, dan kondisi jalur kereta cepat.

“Tingkat ketepatan waktu yang tinggi berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas karena penumpang dapat mengatur jadwal mereka secara efisien, baik untuk pertemuan bisnis, komitmen kerja, atau aktivitas rekreasi. Kereta Cepat Whoosh berfungsi sebagai penghubung penting antar kota, mendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan pertukaran budaya dengan memastikan transportasi yang cepat dan andal,” tandas Eva.

Stasiun Halim Tambah Tenan Kuliner

Sebelumnya KCIC memberitakan, seiring dengan makin tingginya minat dan meningkatnya jumlah penumpang Whoosh, KCIC terus membenahi fasilitas yang ada di setiap stasiun kereta cepat.

“Untuk memastikan pengalaman yang positif bagi seluruh penumpang di Stasiun Halim yang terus meningkat, KCIC telah meningkatkan layanannya dengan menambah jumlah tenan UMKM di stasiun ini menjadi 66 UMKM,” kata Eva.

Tambahan 22 tenan baru dari jumlah sebelumnya itu, imbuh Eva, berupa UMKM yang menawarkan aneka hidangan spesial dan unik dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan menyediakan area usaha bagi pelaku usaha lokal di stasiun, KCIC juga secara aktif berkontribusi terhadap pemberdayaan dan pertumbuhan pelaku usaha lokal serta peningkatan perekonomian Indonesia.

baca juga: Perum Perumnas Kolaborasi dengan ITJ Kelola Aktivasi Ruang di Proyek TOD

Eva menjelaskan, penambahan UMKM Lokal di stasiun ini tidak hanya mendiversifikasi pengalaman penumpang, tetapi juga merupakan salah satu strategi KCIC untuk meningkatkan peluang bisnis non-fare box. Selain dari pendapatan tiket, KCIC juga akan memaksimalkan bisnis non farebox seperti pemanfaatan aset, naming rights, periklanan, dan lainnya dalam rangka menjaga keberlangsungan layanan Kereta Cepat Whoosh.

“Seiring dengan kemajuan layanan Kereta Cepat Whoosh, KCIC tetap berdedikasi untuk menyediakan layanan terbaik, berkontribusi terhadap pertumbuhan transportasi berkelanjutan, dan memberdayakan bisnis lokal demi kepentingan penumpang kami yang berharga dan masyarakat yang lebih luas.” tutup Eva

Artikel Terkait

Leave a Comment