Recurring Income Mendominasi Pendapatan, INPP Kian Fokus pada Pengembangan Proyek Multifungsi

Bagikan

INPP

Dengan laba bersih yang melesat pada kuartal pertama 2024, semakin meyakinkan PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) untuk melakukan serangkaian aksi korporasi strategis pada kuartal kedua 2024. Pada kuartal pertama 2024, laba bersih INPP mencapai nilai Rp 133,95 miliar, atau tumbuh hingga 381,83% (yoy) dibandingkan pencapaian laba pada periode sama tahun lalu, yakni Rp27,8 miliar.

Adapun segmen pendapatan berulang menjadi kontributor terbesar atas pendapatannya, yang juga  mengalami peningkatan signifikan sebesar 10,6% (yoy). Pendapatan berulang ini didapat dari properti komersial (ruang ritel) dan hotel, yang juga sebagai portofolio terbesarnya. Kedua jenis protofolio tersebut telah berkontribusi sebesar 44% dan 43% terhadap pendapatan perusahaan pada kuartal pertama 2024.

Untuk menjalankan aksi korporasi tersebut, selain menggunakan dana dari laba tersebut, juga dari obligasi korporasi yang penerbitannya sudah disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Juni 2024. Rencananya obligasi tersebut akan digunakan untuk proyek-proyek komersial, usaha perhotelan, dan inisiatif pengembangan properti.

“INPP berniat untuk mempercepat pertumbuhan dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham melalui aksi-aksi strategis ini,” kata Presiden Direktur & CEO INPP, Anthony P Susilo, pada konferensi pers selepas RUPST, di Jakarta, (6/6).

baca juga: Recurring Income INPP Meningkat Signifikan Pada Q1-2024

Dengan aksi korporasi dan hasil yang sudah dicapai hingga saat ini, Anthony yakin, “Kami optimistis untuk tumbuh lebih pesat lagi dan meraih pendapatan yang signifikan, terutama melalui aliran pendapatan berulang kami.”

Anthony menjelaskan, dalam pengembangan ruang ritelnya, INPP tidak mengandalkan anchor tenant, melainkan dengan menggabungkan tenant dari jenis fashion dan food & beverages. Sementara pada segmen hotel, INPP lebih memilih untuk mengembangkan business-city hotel, yang dikembangkan dalam proyek multifungsi. “Dengan dibangun di atas atau menyatu dengan ruang ritel, membuat kedua properti tersebut bisa saling bersinergi. Dan terbukti, yield hotel yang demikian lebih tinggi daripada imbal hasil atas hotel yang berdiri sendiri,” paparnya.

Karena itu, INPP meyakini aksi korporasi ini bisa mendapat respon positif dari publik setelah sebelumnya berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan berkat kontribusi besar dari recurring income. Sebagai informasi, saat ini peringkat/outlook perusahaan dari Pefindo yang diperbarui pada 7 Jun 2023 adalah idBBB+ Stable. Peringkat tersebut diberikan berkat konsistensi INPP memenuhi target pendapatan baik melalui segmen reccurring income dan non-reccuring income serta posisi pasar yang baik dengan kualitas aset yang baik, dan merek jaringan hotel yang kuat.

Modal Rp 1 Triliun

Sebagai wujud keyakinan perusahaan terhadap prospek pertumbuhannya, INPP juga telah menganggarkan belanja modal sebesar hampir Rp1 triliun untuk tahun fiskal ini. Modal tersebut akan disalurkan ke proyek-proyek yang sedang berjalan dan yang akan datang.

INPP
(ki-ka) Hadi Cahyadi (Wakil Presiden Komisaris & Komisaris Independen), Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur), Anthony Prabowo Susilo (Presiden Direktur), Surina (Direktur) dan Todo Sihombing (Presiden Komisaris & Komisaris Independen)

INPP saat ini sedang mengembangkan dan menyelesaikan tiga proyek prestisius, yaitu apartemen Antasari Place di Jakarta, 23 Paskal Shopping Center di Bandung (Extension), dan 23 Semarang Shopping Center. Proyek-proyek mixed-use komersial ini merupakan perpaduan berbagai fungsi dalam satu pengembangan yang diposisikan secara strategis untuk menciptakan lingkungan hidup yang dinamis.

Surina, Direktur Keuangan INPP, menjelaskan, menara pertama Antasari Place ditargetkan rampung dan bisa diserah-terimakan pada akhir tahun 2024. “Menara keduanya akan dibangun di tahun 2025, dan di sini juga akan ada hotel,” ujarnya. Adapun pembangunan 23 Paskal Ekstensi dan 23 Semarang, imbuhnya, direncanakan akan selesai pada kuartal pertama 2025.

Fokus Mixed Use

Proyeknya di Semarang, akan dikembangkan menjadi proyek mixed use. Dengan konsep sama, INPP juga sedang menyiapkan proyek multifungsi baru di Balikpapan, dan direncanakan pembangunannya akan dimulai pada kuartal empat 2024. Proyek di Balikpapan ini merupakan proyek yang diambil alih dari Mitra Gemilang Mahakarya atau MGM Land pada tahun 2022, dengan luas lahan 8 ha.

Untuk tahap awal, pada proyek Balikpapan tersebut, INPP akan membangun hotel bintang empat yang merangkum 100-200 kamar. Properti ini disiapkan sebagai MICE hotel, yang menurut Anthony, dengan pembangunan IKN Nusantara, Balikpapan memiliki potensi besar untuk pengembangan properti jenis tersebut.

Hingga saat ini INPP memiliki 14 hotel di Jakarta, Bali, Batam, Yogyakarta, dan Makassar; serta mengoperasikan 6 pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Bali. Juga sudah mengembangkan 6 properti (apartemen).

Artikel Terkait

Leave a Comment