Dalam rangka menyediakan rumah berkualitas untuk para pekerja, perusahaan pengembang PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (Ingria) menjalin kerjasama dengan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI).
Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh Direktur PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk, Irwansyah Hakim Noor dan Ketua KSPSI, M. Jumhur Hidayat, di Jakarta, (25/5).
Sekretaris Perusahaan Ingria, Eka Maolana, mengungkapkan, penandatanganan ini menegaskan komitmen Ingria dalam mendorong terpenuhinya rumah yang berkualitas dan terjangkau untuk para pekerja di Tanah Air.
“Sebagai pengembang properti perumahan subsidi, Ingria ingin berperan secara strategis memenuhi kebutuhan perumahan untuk para pekerja. Karenanya Ingria menggandeng KSPSI untuk memperoleh solusi bersama bagaimana pekerja memperoleh kemudahan dalam memiliki rumah yang berkualitas, layak huni, serta harga yang terjangkau,” ujar Eka.
MoU antara Ingria dan KSPSI tersebut, tambah Eka, merupakan kesepakatan awal yang akan berlanjut pada kerjasama yang bersifat lebih teknis.
Salah satu kesepakatan dari MoU tersebut adalah Ingria akan memberikan sejumlah kemudahan bagi pekerja mendapatkan rumah bersubsidi. “Misalnya, berupa DP yang ringan, harga jual yang terjangkau, atau penyediaan cluster perumahan yang bersifat kolektif untuk para pekerja yang tergabung dalam KSPSI,” terang Eka.
Salah satu alasan membuat kesepakatan tersebut adalah masih tingginya angka backlog perumahan di Indonesia, yang mencapai 12,71 juta unit pada tahun 2023. Karena itu Ingria ingin memberikan kontribusi nyata bagi pemenuhan rumah untuk para pekerja, yang berkualitas dan terjangkau.
“Ingria fokus untuk menjadi pengembang perumahan bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan perumahan rakyat yang setiap tahun terus meningkat. Ini kami lakukan secara konsisten sejak perseroan berdiri tahun 2013 sampai dengan saat ini,” lanjut Eka.
baca juga: Dua Pengembang Kakap Kolaborasi Kembangkan Proyek Residensial Baru
10 Portofolio
Saat ini, Ingria memiliki 10 proyek perumahan dan apartemen berharga terjangkau. Proyek-proyek hunian tersebut tersebar di sejumlah daerah, di antaranya Bandung, Sumedang, Bekasi, Karawang dan Tangerang. Untuk sekadar menyebut, yakni Bukit Esma dan The Valley Esma di Cicalengka (Kabupaten Bandung), Gria Panorama Cimanggung, Rancaekek(Kabupaten Bandung) dan Griya Panorama Sumedang.
Di Bekasi, Ingria menggarap proyek Gria Indah Cibarusah, sementara di Karawang kembangkan Puri Artha Kencana dan Puri Epicentrum. Sementara untuk apartemen, Ingria membangun Epicentrum Sepatan yang berlokasi di Kota Tangerang
Ingria juga memiliki dua proyek di Samarinda, yakni New Mahakam Grande untuk kelas subsidi dan tengah mengembangkan Gria Mahakam City untuk kelas komersial. Ingria mengklaim rumah-rumah di GMC berharga sangat terjangkau, namun tanpa mengurangi kualitas bangunan yang mengutamakan kenyamanan dan keamaan bagi penghuninya. Hal ini sejalan dengan misi Ingria dalam penyediaan rumah bersubsidi, yang selalu menekankan aspek kualitas.
“Perumahan yang dikembangkan Ingria harus berdasarkan dua prinsip yaitu, berkualitas dan terjangkau. Ini merupakan solusi dari Ingria yang ditawarkan kepada masyarakat di tengah banyaknya pilihan antara kualitas dan harga,” tandas Eka.
baca juga: Harga Residensial Premium Indonesia Masih Terhitung Murah
Laba Naik
Mengutip dari Emitennews.com, setahun yang lalu, jumlah luas lahan yang dimiliki Ingria seluas 160 ha, dan sekitar 115 hektar terletak di Kota Samarinda. Menurut Direktur Ingria, Irwansyah Hakim Noor, “Perseroan masih memiliki sekitar 137 hektar lahan untuk dikembangkan, dan mayoritas lahan tersebut terletak di daerah Samarinda Kalimantan Timur.”
Baru melantai di bursa saham pada Agustus 2023, Ingria berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal I tahun 2024. Laporan keuangan perseroan menyebutkan, Ingria membukukan pendapatan hingga Rp13,8 miliar atau meningkat 65,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,3 miliar year on year (Yoy).
Perseroan juga berhasil menjaga dengan baik beban pokok pendapatan, beban penjualan dan beban umum lainnya sehingga pertumbuhan laba bersih meningkat hingga sebesar 341,3% dari Rp205,6 juta menjadi Rp907,3 juta (Yoy).