scatter hitam
login aplikasi
Dukung Keberlanjutan, SBI Jadi Off-Taker RDF Pengelolaan Sampah di Tangerang - My Home Magz

Dukung Keberlanjutan, SBI Jadi Off-Taker RDF Pengelolaan Sampah di Tangerang

Bagikan

keberlanjutan

Dalam rangka mendukung hal keberlanjutan, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), anak usaha dari SIG, melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, untuk kerja sama pemanfaatan refuse-derived fuel (RDF) dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Neglasari, Tangerang.

Penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antar keduanya telah dilakukan oleh Penjabat Wali Kota Tangerang, Nurdin, dan Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani, bersamaan dengan acara peresmian fasilitas RDF di TPA Rawa Kucing, (9/11).

TPA Rawa Kucing yang telah beroperasi sejak tahun 1992 atau kini telah genap berusia 32 tahun, berada di atas lahan seluas 34,8 hektare. TPA ini menampung sampah dari 13 kecamatan dan 104 kelurahan, dengan jumlah rata-rata sampah masuk sebanyak 1.500 ton setiap harinya.

Dalam upaya mengatasi persoalan sampah di TPA Rawa Kucing, Pemkot Tangerang mendorong peningkatan pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Hal ditujukan untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan. Salah satu langkah strategis yang akan dilakukan dengan mengolah sampah menjadi RDF sebagai bahan bakar pengganti batu bara.

Untuk diketahui RDF adalah sampah yang mudah terbakar dan terpisahkan dari bagian yang sulit terbakar melalui proses pencacahan, pengayakan dan pengeringan. Karena tidak ada definisi resmi dari RDF, kandungan dan kualitas dari RDF dapat menjadi bervariasi. Meskipun pada umumnya memiliki nilai kalori yang baik dan kandungan klorin yang rendah, namun komposisinya belum terstandarisasi. PendekRDF merupakan hasil pengolahan sampah yang dikeringkan untuk menurunkan kadar air dan menaikkan nilai kalornya. Karena itu RDF juga sering disebut sebagai keripik sampah.

baca juga: Eco-Inovasi dan Inovasi Sosial Jadi Unggulan SIG Kuatkan Nilai Keberlanjutan

Nathabumi untuk Keberlanjutan

keberlanjutanPenjabat Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin mengatakan bahwa kerja sama antara Pemkot Tangerang dengan SBI merupakan bentuk kolaborasi yang saling menguntungkan. “RDF merupakan teknologi efisien, karena tidak hanya mengurangi volume timbulan sampah, tetapi memberi nilai ekonomi baik bagi Pemkot Tangerang, maupun bagi SBI. Kami berterima kasih kepada SBI yang telah berkenan menjadi offtaker dari fasilitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini,” tutur Nurdin.

Fasilitas RDF di TPA Rawa Kucing memiliki dua lini produksi dengan kapasitas masing-masing 25 ton sampah per hari, atau total 50 ton municipal solid waste (MSW) per hari. Sampah-sampah ini akan diolah menjadi RDF sebanyak 25-30 ton per hari.

Direktur Manufacturing SBI, Soni Asrul Sani mengatakan bahwa SBI memiliki komitmen kuat atas dekarbonisasi, yang salah satunya dilakukan dengan mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil. “Penggunaan RDF juga menjadi solusi dan kontribusi kami untuk mendukung upaya pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan sampah, dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat,” kata Soni.

Komitmen SBI terhadap upaya pelestarian lingkungan semakin kuat dengan sudah terbentuknya divisi pengelolaan limbah ramah lingkungan bernama Nathabumi. Divisi ini memberikan layanan pengelolaan limbah industri baik B3 maupun Non-B3, pengelolaan sampah perkotaan, analisis dan laboratorium limbah, hingga pengelolaan limbah pengeboran.

Sistem pengelolaan sampah dan limbah oleh Nathabumi dilakukan melalui metode co-processing dengan memanfaatkan suhu tinggi tanur semen yang mencapai 1.500 derajat Celcius, sehingga tidak menyisakan residu.

baca juga: Klinik Rumah Swadaya, Solusi Mudah Untuk Membangun Rumah

Produk Ramah Lingkungan

keberlanjutanSBI juga terus berinovasi dalam portofolio produk semen yang berkualitas dan ramah lingkungan. Antara lain dengan produk beremisi karbon lebih rendah hingga 38% dibandingkan semen konvensional. Produk utama termasuk semen merek Dynamix, Semen Andalas, serta beton bernilai tambah seperti SpeedCrete (beton cepat kering untuk perbaikan jalan) dan ThruCrete (beton berpori untuk meminimalkan genangan air).

Selain menyediakan produk hijau, SBI terus berupaya mencapai target melalui penguatan sinergi dengan SIG untuk pengelolaan pasar domestik serta memperluas pasar ekspor melalui kemitraan strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC).

Hal ini dilakukan, seperti pernah dinyatakan Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar, bahwa, SBI mendukung upaya pemerintah yang akan menyediakan infrastruktur dan perumahan bagi masyarakat, serta membuka peluang pertumbuhan bagi sektor bahan bangunan. “Kami akan terus fokus pada inovasi untuk mencapai operasional yang semakin efisien, berkelanjutan, dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan pemangku kepentingan,” pungkasnya.

Komitmen SBI dalam menjaga operasional berkualitas dan menerapkan prinsip keberlanjutan sudah mendapatkan pengakuan melalui penghargaan Good Mining Practice dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk tiga pabriknya di Narogong (Jawa Barat), Lhoknga (Aceh), dan Tuban (Jawa Timur). Pada aspek sosial, SBI juga menerima penghargaan khusus atas program Pemberian Makanan Tambahan bagi Balita, bekerja sama dengan Posyandu dan Puskesmas, dalam ajang CSR Awards oleh Investortrust.

 

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *