Bandung Raih Penghargaan di 5th Guangzhou Award

Bagikan

Pada Guangzhou International Award ke 5, 12 November lalu, Kota Bandung mendapat anugerah “Medal of Honor”. Ibukota Jawa Barat ini dinilai berhasil dalam mengelola kotanya untuk mensejahterakan warganya, lewat salah satu programnya, “Omaba”, kependekan dari Ojek Makanan Balita untuk menangani masalah gizi buruk.

Seperti tertulis pada rilis dari Humas Kota Bandung, program yang diinisiasi sejak 2013 itu adalah menitikberatkan pada strategi pendistribusian pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan bagi balita bergizi buruk. Para kader binaan puskesmas dikerahkan untuk membuat makanan bergizi seimbang di cooking center yang dibina oleh bidan puskesmas. Makanan kemudian didistribusikan menggunakan sepeda motor kepada balita yang menjadi sasaran program Omaba.

Penghargaan yang diterima Bandung, memang bukan termasuk pada kategori “winner”. Tetapi untuk mencapai ini Bandung harus bersaing dengan 175 kota dari 60 negara dengan 273 program inisiatif. Dari ratusan kota ini, kemudian terseleksi 15 kota, di mana kemudian Bandung mendapat penghargaan “Medal of Honor” bersama dengan 9 kota lainnya. Yaitu, Capital Region (Denmark), Odisha dan Berhampur (India), Breda (Belanda), Sao Jose dos Pinhais (Brazil), Minicipality od Antananarivo (Madagaskar), Cape Town (Afrika Selatan), Unley (Australia) dan Los Angeles (AS).

Selain Pemerintah Kota Guangzhou, perhelatan dua tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2012 ini diselenggarakan bersama dengan the United Cities and Local Governments (UCLG) dan the World Association of the Major Metropolises (Metropolis).

Kota yang Berkelanjutan

Pada penyelenggaraan tahun ini, pembangunan berkelanjutan menjadi topik yang paling disorot. Hal ini mengingat adanya pandemi covid-19 yang mana semakin menegaskan perlunya hal tersebut bagi pengembangan kota.

Pada masa penjurian, ke-15 kota tersebut dibagi dalam empat kelompok, yakni: “inclusive cities”, “innovative cities”, “resilient cities” and “green cities”. Pengelompokkan ini merepresentasikan program yang diajukan dari masing-masing kota, yang kemudian dinilai oleh dewan juri dari aspek-aspek: inovasi, partisipasi, dampak, tingkat kepentingan, kemampuan diaplikasikan di tempat lain, mudah atau tidaknya dipahami, dan inklusivitas.

Lima kota terpilih sebagai “Winner”, yakni Chongqing (Tiongkok), Wina (Austria), Union of Danniech (Lebanon), Quito (Ekuador) dan Departmental Council of Sain Louis (Senegal).  Adapun Odisha (India) terpilih sebagai kota paling popular yang dipilih secara daring.

Menurut dewan juri, kelimanya dinilai berhasil, “Memenuhi kriteria sustainable development goals (SDGs) PBB, dan mengindikasikan pentingnya peranan inovasi kota untuk meningkatkan kehidupan warganya, kemampuannya bertahan selama pandemi, dan dapat menjadi panduan penting pada invoasi kota masa depan.”

Seperti Wina, dengan progam Werkstadt Junges Wien, yakni program perencanaan yang menstimuli kaum muda dan anak-anak untuk mau terlibat dalam pengelolaan bahkan pengambilan keputusan bagi kotanya. Sementara itu, Chongqing dinilai berhasil dalam pengelolaan sampah medis sebagai model solusi inovatif di masa pandemi yang layak ditiru.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *