Staycation atau menghabiskan akhir minggu di hotel atau apartemen di dalam kota, jadi pendorong bertambahnya permintaan ke apartemen servis di Jakarta. Menurut Colliers Indonesia, tren ini dipicu oleh kondisi selama pandemi Covid-19, di mana jenis akomodasi ini menawarkan privasi yang lebih besar dan ruang yang lebih luas dibandingkan dengan hotel pada umumnya.
“Permintaan terhadap apartemen servis ini mengalami peralihan dari yang sebelumnya kebanyakan untuk urusan bisnis menjadi akomodasi untuk pelanggan yang ingin rekreasi menghabiskan waktu bersama keluarga di akhir pekan,” kata Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, pada rilis yang disampaikan.
Data Collier Indonesia, selama Kuartal III 2024, apartemen dengan dua kamar tidur menjadi unit yang paling dicari, yakni mencapai 62,5%. Hal ini, menurut Ferry, mungkin karena kesesuaian fungsional, baik bagi penyewa individu maupun pasangan. Tipe ini biasanya berukuran 96 – 131 m2, sehingga cukup luas untuk menampung kebutuhan ruang tersebut.
Colliers juga memperlihatkan bahwa pada kuartal tersebut tingkat pengisian hunian jangkung servis pada Kuartal III lalu, secara rata-rata, setinggi 61,6%. Sejatinya bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya turun sedikit (0,9%), namun hal ini lebih karena adanya pasok baru yang masuk di Kuartal III tersebut, yang melebihi permintaan.
Ferry mengungkapkan, “Banyak apartemen servis yang dikelola oleh operator internasional mengalami peningkatan hunian yang moderat. Hal ini sejalan dengan perubahan demografi ekspatriat, di mana mayoritas datang sendiri atau bersama pasangannya dibandingkan mereka yang membawa keluarganya.”
Apartemen Servis Baru
Ascott Group dan Citadines adalah operator internasional yang mendominasi pasar akomodasi jenis ini di Jakarta saat ini. Salah satunya yang baru hadir di kuartal lalu adalah Somerset Kencana Jakarta, yang berlokasi di Jl Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan yang sangat dekat dengan area Pondok Indah. Apartemen baru ini merangkum 148 unit dan menyediakan tipe 1-3 bedroom. Tipe one bedroom-nya, terlihat mendominasi yang hingga berjumlah 68 persennya.
Menurut Colliers, harga sewa apartemen servis di area CBD saat ini berkisar di angka Rp 450.000 /m2/bulan, sementara di area non-CBD di bawah Rp 400 ribu, yakni Rp 396,651 /m2/bulan. Harga sewa untuk hunian jangkung tipe ini yang berada di CBD pada kuartal lalu terlihat stagnan daripada tarif sewa pada kuartal sebelumnya. Sebaliknya yang berlokasi di area Jakarta Selatan, termasuk non-CBD, mengalami sedikit penyesuaian. Namun hal ini bukan karena berkurangnya permintaan, melainkan karena adanya proyek baru yang menawarkan tarif promosi.
baca juga: Dubai Bangun Menara Apartemen Paling Ramping di Dunia
Hal-hal tersebut mendorong pengembang terus menyelesaikan pembangunan proyek service apartment mereka. Colliers mencatat, di tahun depan, setidaknya ada tiga proyek yang akan masuk pasar. Mereka adalah Ascott Menteng Jakarta – Jakarta Pusat (151 unit), Swissôtel Living Jakarta Mega Kuningan – Jakarta Selatan (240 unit) dan Citadines Kemang Jakarta – Jakarta Selatan (180 unit).
Secara keseluruhan, Colliers melihat bahwa sektor apartemen servis memiliki potensi jangka panjang yang menjanjikan. Keberadaan akomodasi jenis ini untuk jangka panjang dan jangka pendek menyiratkan kemampuan sektor ini untuk menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan penyewa.
Selain itu, prospek Indonesia juga tetap menjanjikan karena beberapa hal, yaitu negara diperkirakan akan menarik investasi langsung asing (FDI), sehingga dapat mendorong permintaan jangka panjang dari korporat, dan memiliki basis permintaan potensial yang substansial dari kelas menengah yang sedang berkembang.