Ada Infinity Link Bridge di Tebet Eco Park Lho

Bagikan

Satu per satu taman di wilayah DKI Jakarta dibenahi, jadi lebih cantik serta fungsional, dan yang terbaru adalah Tebet Eco Park. Taman yang dulunya bernama Taman Kota Tebet, Jakarta Selatan ini direvitalisasi oleh PT Award Global Infinity. Sebagai proyek kewajiban dari anak perusahaan dari PT Astra Land Indonesia, atas pengembangan proyek multifungsi Avania di CBD Jakarta.

Tebet Eco Park (7 ha) itu dirancang dengan visi connecting people with nature, mengembalikan fungsi taman secara ekologi, menjadi sarana interaksi, edukasi dan rekreasi bagi masyarakat (ruang ketiga/third space) bagi warga DKI Jakarta.

Lahan taman ini terbagi dua, sisi utara dan selatan yang mana masing-masing sisi dikembangkan dengan konsep berbeda, tapi berkesinambungan. Pada sisi selatan, di mana terdapat kebun bibit eksisting, dikembangkan menjadi zona wetland boardwalk, community garden, forrest buffer dan swamp playground.

Wetland boardwalk ditujukan untuk membantu menahan laju air dan meningkatkan retensi air. Di community garden terdapat pintu masuk utama Area Selatan dengan pavilion yang dilengkapi dengan fasilitas untuk kegiatan sosial masyarakat. Swamp playground atau area bermain anak dilengkapi dengan beragam permainan dan viewing deck yang memanfaatkan perbedaan kontur.

Area playground ini sendiri terbagi ke dalam tiga zona. Pertama, zona Petualangan yang akan menghadirkan sarana permainan yang memicu gerak anak dan melatih kelincahan, seperti labirin atau memanjat tiang dan kayu. Uniknya konsep taman bermain anak menggunakan inspirasi gerak hewan-hewan, seperti meluncur bagai ular, melompat bagai katak, memanjat bak tupai, dan bergelantungan bak kelelawar.

Lalu ada Zona Eksplorasi dengan berbagai permainan yang akan melatih kelincahan motorik anak sambil menggugah rasa ingin tahunya pada alam. Selanjutnya zona Leisure, zona ini mengakomodasi kegiatan olahraga dengan dilengkapi aneka peralatan olahraga yang dapat digunakan oleh publik secara gratis. Di zona ini juga terdapat area untuk duduk bersantai dan menikmati suasana taman.

Sementara itu di Area Utara, terdapat plaza, thematic garden, dan community lawn. Plaza itu berfungsi sebagai drop-off area dan juga dilengkapi dengan bangunan paviliun, dan amphitheatre, bersisian dengan fasilitas parkir dan area dagang untuk UMKM. Selain akan menjadi tengara taman secara keseluruhan, juga sebagai area untuk kegiatan komunitas eksisting, seperti penjual tanaman yang berada di jalan sekitar taman dan kegiatan ekonomi UMKM lain. Agar sesuai dengan konsep Tebet Eco Park (TEP), kegiatan UMKM ini akan dikurasi terlebih dulu, sebelum masuk ke sini.

Di seberang TEP Plaza, dirancang sebagai thematic garden, mengingat saat ini sudah ditumbuhi sejumlah pohon Leda. Bersisian dengan taman ini akan ada community lawn yang ditujukan sebagai area untuk kegiatan publik yang bersifat massal membutuhkan lapangan luas.

Trademark Taman

Kedua sisi taman ini tepisah oleh jalan Tebet Raya. Tapi pengunjung tak perlu repot berpindah dari taman Utara dan Selatan, atau sebaliknya, karena, TEP dilengkapi dengan jembatan yang didesain serupa simbol infinity atau tak terputus. “Jembatan unik itu akan menjadi trademark Tebet Eco Park, selain juga keberadaan pohon Leda yang memiliki beragam warna pada batang pohonnya,” tutur Wibowo Muljono Presiden Direktur PT Astra Land Indonesia.

Wibowo menambahkan, program revitalisasi TEP itu juga termasuk naturalisasi sungai di sepanjang taman. Yakni dengan pelebaran dan perubahan profil sungai, agar kapasitasnya lebih besar, sehingga bisa menampung air hujan lebih banyak, di bagian flood way dan flood plain-nya. Selain juga dapat memperbaiki kualitas air, menggunakan pendekatan bio-engineering pada bagian embankment sungai serta mengembalikan habitat sungai.

Dengan revitalisasi ini, diharapkan TEP dapat menjadi sebuah ekosistem yang berperan dalam penjagaan kualitas alamiah dari kawasan (contohnya air, udara, dan tanah) serta memicu terjadinya kegiatan-kegiatan masyarakat yang secara konsisten menggerakkan mereka untuk terus terkoneksi dan belajar dari alam. Kehadiran TEP juga diharapkan menjadi oasis di tengah hingar-bingar kehidupan perkotaan dan mampu mengubah ruang-ruang pasif di antara pepohonan sebagai bagian dari detak kehidupan kota yang selalu riang dan aktif.

Proses revitalisasi ini sudah hampir rampung, “Saat ini sudah mencapai tahap penyelesaian. Rencananya dapat dibuka untuk umum pada Maret 2022,” ungkap Suzi Marsitawati, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.

Artikel Terkait

Leave a Comment