10 Kota Peringkat Teratas di Dunia versi Global Finance

Bagikan

Global Finance kembali menelurkan daftar peringkat kota-kota dunia. Peringkat ini didasarkan pada delapan faktor, yakni kekuatan ekonomi, riset dan pengembangan, interaksi budaya, kelayakan huni, lingkungan, aksesbilitas, pertumbuhan penduduk tahunan dan tingkat kematian akibat Covid-19 per seribu penduduk untuk negara.

Faktor-faktor tersebut, menurut majalah bulanan yang berbasis di New York – AS tersebut, sangat penting untuk mengukur kualitas hidup di daerah perkotaan. Semua bobot dinormalisasi untuk mengukurnya dengan benar menjadi satu skor keseluruhan dan memberikan ukuran perbandingan.

 Untuk enam faktor pertama, didapat dari Global City Power Index. Di mana indeks tersebut berupa skor yang mengukur berbagai aspek kehidupan kota termasuk faktor budaya, teknologi, lingkungan, dan ekonomi. Sementara tingkat kematian akibat Covid-19 itu berasal dari data Universitas Johns Hopkins yang dikombinasikan dengan data Statista. Adapun pertumbuhan populasi didasarkan pada data dari Macrotrends. Daftar kota dari laporan tersebut dijadikan dasar untuk memutuskan kota-kota mana yang akan dimasukkan dalam daftar.

Masuknya data tingkat kematian akibat Covid-19 itu sudah dimasukkan sejak 2020. Namun sejalan dengan membaiknya kondisi pandemi yang mengarah ke endemi, skor/bobot tingkat kematian ini untuk tahun 2022 diturunkan daripada skor tahun 2020 ketika pandemi dimulai. Bobot pada tahun 2022 diturunkan dari tiga menjadi dua. Masih terkait dengan pandemi, tingkat pertumbuhan penduduk dimasukkan sebagai faktor penilaian. Asumsinya, pandemi menyebabkan penurunan pertumbuhan penduduk di seluruh dunia, sehingga jika sebuah negara populasinya terus bertambah, dinilai sebagai tanda kehidupan kota yang sehat. Sementara itu, PDB per kapita dihapus sebagai faktor penentu peringkat, namun tetap hal yang dinilai, tapi hasilnya dimasukkan ke dalam bobot faktor ekonomi.

Adapun 10 kota teratas dalam peringkat ini adalah:

  1. London, Inggris
  2. Tokyo, Jepang
  3. Shanghai, China
  4. Singapura
  5. Melbourne, Australia
  6. Sydney, Australia
  7. Paris, Prancis
  8. Beijing, China
  9. New York, Amerika Serikat
  10. Amsterdam, Belanda

Di tahun ini, London bertukar posisi dengan Tokyo, yang mana pada tahun 2020 berada di posisi teratas. London unggul pada semua faktor, kecuali dalam hal pengendalian tingkat kematian akibat Covid-19, seiring dengan terjadinya lonjakan kasus yang sangat tinggi pada Januari 2022.  Namun, ibukota Inggris ini masih tetap memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang kuat, selain juga mempunyai kekuatan pada budaya dan aksesibilitas.

Singapura harus “rela” turun satu peringkat dibandingkan kondisi tahun 2020. Meski hasil penilaiannya maish relatif sama dengan hasil 2020, tapi ternyata kalah dengan hasil penilaian atas Shanghai. Yakni atas penilaian terhadap faktor pengendalian pandemi, di mana angka kematian akibat Covid-19 yang sangat rendah, seiring karena kebijakan nol-Covid di China, ditambah pertumbuhan populasi yang kuat. Sementara untuk penilaian pada faktor-faktor seperti kekuatan ekonomi atau keamanan lingkungan, Shanghai tidak akan berada di peringkat 10 besar.

Pertumbuhan populasi dikombinasikan dengan tingkat kematian akibat Covid-19 yang rendah menjadi faktor kunci kenapa beberapa kota di Asia melonjak peringkatnya dibandingkan dengan peringkat 2020. Mereka adalah Hong Kong (yang kini berada di posisi 11), Dubai (12), Seoul (13), dan Bangkok (22), yang menunjukkan tetap ada pertumbuhan penduduk dan tingkat kematian yang relatif rendah. Sementara itu, pemberlakuan lockdown di Beijing dan Shanghai, membuat dua kota besar di China itu dinilai sukses mencegah jumlah kematian akibat Covid-19 lebih banyak. Sehingga, jika pada tahun 2020 berada di posisi 21 dan 22, pada tahun 2022 melonjak posisinya hingga masuk 10 besar.

Lalu, di posisi berapa Jakarta? Pada tahun 2022, Ibukota Indonesia ini berada di posisi 39, naik 3 peringkat dari hasil indeks tahun 2020. Global Finance tidak memberi penjelasan atas kota ini, tapi dimungkinkan karena keberhasilannya mengendalikan kasus Covid-19. Yang mana walaupun ada lonjakan pada awal tahun ini, tapi tingkat kematian relatif rendah, dan jumlah kasus cenderung terus menurun.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *