Tumbuh Diatas Rata-rata Industri, Aset BCA Syariah Naik 22,3 Persen |

Bagikan

Jajaran Direksi BCA Syari’ah saat Pemaparan Kinerja 2019

INFO PERBANKAN – Menutup tahun 2019 lalu, PT. Bank Central Asia Syari’ah (BCA Syariah) mampu membukukan pertumbuhan yang positif, di atas rata-rata industri perbankan syariah. Hingga Desember 2019, aset BCA Syariah tercatat tumbuh 22,3 persen menjadi Rp 8,6 triliun (yoy). Pertumbuhan ini didukung oleh Dana Pihak Ketiga (DPK)

Direktur BCA Syari’ah Pranata Nazamuddin pada Pemaparan Kinerja BCA Syari’ah 2019 mengatakan, di tengah likuiditas yang demikian ketat, DPK (Dana Pihak Ketiga) BCA Syari’ah mampu menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 12,7 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 6,2 triliun Pertumbuhan pesat ini ditopang dengan adanya peningkatan produk Giro sebesar Rp 229,1 miliar, produk Deposito sebesar Rp 86,9 miliar serta Tabungan yang meningkat sebesar Rp 34,3 miliar.

“Sedangkan komposisi dana murah (CASA) juga menunjukkan perbaikan. Pada Desember 2019 CASA meningkat dari 10 persen menjadi 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Pranata kepada sejumlah wartawan di Kantor Pusat BCA Syariah, Selasa (18/2).

Pada kesempatan tersebut, Presiden Direktur BCA Syari’ah John Kosasih menjelaskan, penyaluran pembiayaan BCA Syariah bulan Desember 2019 mencapai Rp 5,6 triliun atau meningkat 15,2 persen secara (yoy). “Komposisi pembiayaan terbesar disalurkan untuk pembiayaan komersial sebesar Rp 4,34 triliun dengan komposisi sebesar 76,6 persen,” kata dia.

Kemudian, sambung John Kosasih, diikuti oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp 1,18 triliun dengan komposisi 20,96 persen dari total portofolio pembiayaan. Menurut John penyaluran pembiayaan BCA syariah selalu diimbangi dengan upaya-upaya untuk menjaga kualitas aktivanya.

Dengan cara itu hasilnya, Non Performing Financing (NPF) Gross selalu tetap terjaga di 0,58 persen dan NPF Nett di 0,26 persen. Selain itu portofolio BCAS selalu terjaga dengan baik dan sehat, dimana Loan At Risk (LaR) berada pada posisi 5,81 persen, sementara Industri berada di posisi 18,12 persen.

John mengakui bahwa profitabilitas perusahaan terus meningkat secara berkesinambungan dengan perolehan laba sebelum pajak di Desember 2019  sebesar Rp 83 miliar atau meningkat 15,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 72 miliar dan laba setelah pajak tercatat sebesar Rp 67,2 miliar.

Sumber

Artikel Terkait

Leave a Comment