Sinarmas Land melalui PT Bumi Serpong Damai yang berkolaborasi dengan Pembangunan Stasiun Baru Jatake, memulai pembangunan Stasiun Baru Jatake, di Desa Jatake, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten. Prosesi pembangunan ini ditandai dengan peletakkan batu pertama (groundbreaking) oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Turut menghadiri acara ini, Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto, Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal, PJ Bupati Tangerang Andy Oni, Direktur SDM dan Umum PT KAI Rosma Handayani, Dkrektur Utama PT KCI Asdo Artriviyanto.
Budi menyampaikan pentingnya peran serta pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur transportasi, demikian dikatakan pada sambutannya di Tangerang, Banten, (30/3). Pembangunan stasiun tersebut merupakan bentuk komitmen bersama yang mensinergikan kontribusi antara pemerintah, BUMN, dan swasta dalam merealisasikan pembangunan prasarana perkeretaapian Indonesia, tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Oleh karena itu, saya mengapresiasi kerja sama yang sangat baik antara PT KAI dan PT Bumi Serpong Damai dalam pelaksanaan pembangunan Stasiun Baru Jatake. Proyek seperti ini biasanya kita sebut creative financing di mana fungsi prasarana transportasi dikerjasamakan dengan swasta. Kita butuh lebih banyak lagi pembangunan seperti ini, sehingga titik-titik simpul TOD dapat terintegrasi dengan kereta api,” ujar Budi.
Pembangunan Stasiun Jatake merupakan bagian dari pengembangan konsep TOD (Transit Oriented Development) sebagai fasilitas kota baru, untuk mengurangi kepadatan transportasi di jalan raya melalui pemaksimalan penggunaan kendaraan umum. Dengan berbasis TOD, pembangunan Stasiun Baru Jatake secara strategis akan menghubungkan moda transportasi KRL dengan kawasan BSD City.
“Saya berpesan, semoga bisa difasilitasi feeders pada kantong-kantong pemukiman di luar BSD, karena masyarakat di sana juga membutuhkan aksesibilitas. Sehingga, peralihan masyarakat dari menggunakan angkutan pribadi menjadi angkutan massal perkotaan dapat terwujud,” kata Budi lagi.
Hal senada disampaikan Direktur PT Bumi Serpong Damai Christopher Siswanto Adisaputro. Ia juga berharap keberadaan Stasiun Jatake dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan sustainabilitas khususnya di wilayah Tangerang Selatan.
“Kami harap, Stasiun Jatake akan memudahkan akses bagi penghuni BSD City dan warga di sekitar Kabupaten Tangerang menuju Jakarta atau sebaliknya, sehingga mendorong kemajuan ekonomi bagi warga sekitar. Jika masyarakat terdorong untuk lebih menggunakan kendaraan umum, maka akan mengurangi pula jejak karbon dan polusi udara,” kata Christoper.
baca juga: Ini Alasan PIK 2 dan BSD City Masuk Jadi PSN
Stasiun yang Lengkap
Stasiun Jatake berada di KM 37+045 pada rute Tanah Abang-Rangkas Bitung, di antara Stasiun Cicayur dan Stasiun Parung Panjang. Stasiun baru ini dibangun di atas lahan seluas 2.435 m2. Di area tersebut nantinya akan dibangun gedung stasiun kereta api dengan luas bangunan ± 3.000 m2 (3 lantai). Stasiun ini akan memiliki panjang peron 250 meter dan lebar masing-masing peron 6 meter.
Di dalam gedung stasiun, akan ada area untuk aktivitas penumpang, zona komersial, dan ruang kantor PT KAI. Sementara di bagian luar terdapat fasilitas gedung parkir untuk mobil, motor, dan sepeda. Stasiun ini diproyeksikan mampu melayani 20.000 penumpang setiap harinya. Stasiun ini direncanakan mulai beroperasi pada pertengahan 2025. Nantinya, stasiun Jatake akan diserahkan PT Bumi Serpong Damai Tbk kepada PT KAI sebagai pengelola pengoperasian.
Stasiun Tigaraksa Ekstensi
Sementara itu, Agung Podomoro Land (APL) juga memprakarsai pembangunan Stasiun Tigaraksa Ekstensi, dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna angkutan umum di sekitar kawasan.
“Stasiun Tigaraksa Ekstensi nantinya diharapkan menjadi stasiun pemberhentian dan bisa jadi salah satu solusi untuk memecah kebutuhan masyarakat di Stasiun Tenjo dan Tigaraksa,” ungkap Menhub Budi Karya, pada acara peresmian pembangunan stasiun baru ini, Tangerang, (30/3).
Di hari yang sama, Menhub juga melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) flyover dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Stasiun Tenjo, Kabupaten Bogor.
Seperti diketahui, di sekitar dua stasiun tersebut, berkembang sejumlah permukiman skala besar (dan kota), seperti Kota Podomoro Tenjo, Puri Adiyasa, Modernland Cilejit, dan Citra Maja Raya. Kota-kota ini tentunya akan memiliki ribuan penghuni yang umumnya bekerja baik di wilayah Tangerang, maupun Jakarta. Seperti Stasiun Jatake, Stasiun Tigaraksa Ekstensi dan Stasiun Tenjo juga melayani commuter line relasi Tanah Abang – Rangkasbitung.
Menhub berharap pembangunan infrastruktur ini dapat menjadi pilot project dan mendorong pihak swasta lainnya, untuk turut serta menyukseskan program pemerintah. Tujuannya agar meningkatkan penggunaan transportasi umum di Jabodetabek sebesar 60% pada tahun 2030 mendatang.
Dalam kata sambutannya Budi juga mengatakan, “Keberadaan kedua infrastruktur (flyover dan JPO, red.) ini diharapkan mampu mengurai kemacetan, meningkatkan keselamatan dan efisiensi pergerakan kendaraan maupun pejalan kaki, meningkatkan penggunaan moda transportasi umum, hingga memperkuat pelayanan KRL rute Jakarta-Rangkasbitung dan sebaliknya.”
Sementara itu, Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Bacelius Ruru memaparkan bahwa pembangunan flyover dan JPO Tenjo merupakan wujud partisipasi APL dalam mendukung rencana tata ruang Pemkab Bogor, yang mengharapkan adanya pembangunan perpotongan tidak sebidang di Kecamatan Tenjo.
Ruru juga menuturkan bahwa pembangunan flyover dan JPO Tenjo merupakan bagian dari konsep Grand Transit Oriented Development (TOD) Kota Podomoro Tenjo. “Kehadiran TOD menjadi prioritas bagi pengembang untuk mendorong konsumen dan masyarakat agar mengoptimalkan penggunaan tranportasi umum yang ramah lingkungan seperti KRL, sehingga dapat mewujudkan kota yang produktif, efisien, dan berkelanjutan,” ucapnya.
Untuk diketahui, Grand TOD Kota Podomoro Tenjo dibangun di lahan seluas 2,2 ha dan terintegrasi langsung dengan Stasiun Tigaraksa, yang nantinya akan dilengkapi dengan akses Transjakarta dan LRT.
Progres pembangunan flyover dan JPO Tenjo saat ini sudah memasuki pembangunan pondasi bored pile dan pembuatan akses jalan de tour untuk pengalihan selama masa konstruksi. Kedua infrastruktur tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada Desember 2024 mendatang.