
BAHAN BANGUNAN – SCG, beberapa waktu lalu menginisiasi pertemuan para pemimpin organisasi global dan juga kalangan pemerintahan dalam forum perdana SCG Sustainable Development (SD) Symposium Indonesia 2020. Forum yang dihadiri oleh pemerintah dan para pemimpin global ini mengusung tema Circular Economy: Collaboration for Action.
Pertumbuhan populasi secara pesat dan pergeseran gaya hidup individu telah menimbulkan resiko baru dalam kelangkaan bahan baku. Selain itu, polusi yang dihasilkan dari proses produksi dan konsumsi manusia juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Presiden sekaligus CEO SCG, Roongrote Rangsiyopash mengatakan, SCG percaya bahwa ekonomi sirkular memegang peran penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang mencakup ekonomi, sosial dan lingkungan. Namun hal yang paling penting dan lebih krusial adalah kolaborasi. Kami ingin mendorong kolaborasi dari semua pemangku kepentingan yang diperlukan dalam menerapkan konsep ekonomi sirkular.
“Sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN dan merupakan salah satu negara terkuat dari sisi ekonomi, posisi Indonesia sangat strategis untuk menjadi negara pendorong praktek ekonomi sirkular, tidak hanya di level regional, namun juga dunia,” kata Roongrote Rangsiyopash dalam siaran pers.
Pemerintah Indonesia juga telah menyadari pentingnya implementasi ekonomi sirkular demi terwujudnya kehidupan dan perkembangan berkelanjutan. Misalnya dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia yang semakin berkembang dan membutuhkan solusi untuk diatasi secara bersama. Salah satu pendekatan pengelolaan sampah nasional adalah pendekatan ekonomi sirkular dengan konsep yang didasarkan pada prinsip pemanfaatan kembali untuk memaksimalkan nilai ekonomi dari barang-barang sisa konsumsi.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya percaya bahwa dengan penerapan Circular Economy, masalah pengolahan sampah nasional akhirnya dapat diatasi. Langkah ini harus disertai dengan dukungan seluruh pihak karena upaya pengelolaan sampah tidak saja menjadi tanggung jawab penuh Pemerintah, namun perlu dilakukan bersama-sama dengan pihak swasta, industri dan juga masyarakat.
“Apresiasi perlu disampaikan kepada PT. SCG Indonesia yang telah memulai langkah konkret dalam berinovasi untuk turut menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia melalui berbagai program,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita.
“Saya berikan penghargaan yang tulus kepada SCG yang telah menyelenggarakan forum internasional, yang pertama kali diadakan di luar Thailand. Negara-negara Anggota ASEAN menyepakati pentingnya transformasi kolektif dan peran penting mereka dalam menghadirkan kondisi yang memadai guna berkolaborasi dengan sektor industri dan swasta. Ke depannya, ASEAN berupaya untuk mewujudkan visi regional dan strategi ekonomi sirkular, serta kemitraaan yang kuat dengan berbagai pihak melalui forum global,” jelas H.E. Kung Phoak – Deputy Secretary-General of ASEAN for ASEAN Socio-Cultural Community.
SCG memperkenalkan ekonomi sirkular sebagai konsep make-use-return, dengan mendorong pemanfaatan sumber daya sebesar-besarnya dan menekan jumlah limbah semaksimal mungkin. Berkaca pada situasi dunia saat ini, terutama menilik problematika lingkungan di tempatnya beroperasi termasuk Indonesia, SCG ingin memperkenalkan peluang kolaborasi sekaligus memperkenalkan inovasi sebagai solusi, di bawah payung ekonomi sirkular. Semuanya demi mewujudkan niat untuk mempertahankan dan menjalankan bisnis yang berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik di dunia.