NEWS UPDATE – PT Intiland Development Tbk (DILD) tengah berupaya meningkatkan kinerjanya pada 2019 ini. Kamis (11/4), DILD lewat anak usahanya yaitu PT Inti Sarana Ekaraya menandatangani nota perjanjian kerja sama, dengan PT Menara Prambanan, untuk proyek pengembangan mixed use and high rise Poins Square Jakarta Selatan.
PT Menara Prambanan merupakan pengembang yang membangun gerai ritel Poins Square Mall pada 2005. Poins Square merupakan proyek mixed use and high rise terpadu seluas 2,5 hektare (ha) di Jalan RA Kartini, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kerja sama kali ini dilakukan dengan skema usaha patungan atau joint venture (JV).
Meliputi aspek kepemilikan, pengelolaan dan pengembangan Poins Square, khususnya pada fasilitas dan area ritel, serta komersial yang ada di Poins Square seluas 36.000 meter persegi (m2). Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD, Archied Noto Pradono memaparkan, bila kerja sama ini bersifat mutual bagi kedua pihak.
“Kami sepakat membentuk perusahaan patungan dengan nama PT Inti Menara Jaya. Perusahaan ini bertindak sebagai entitas pengelola Poins Square. Komposisi kepemilikannya masing-masing 50%,” ujarnya pada Kamis (11/4), usai menandatangani Nota Perjanjian Kerjasama Pengembangan.
Lebih lanjut Archied mengungkapkan bila pihaknya optimistis dengan kolaborasi ini karena memberikan nilai tambah bagi Poins Square. “Sebab lokasinya sangat strategis karena dekat dengan mass rapid transit (MRT) Lebak Bulus, sehingga akan menjadi simpul pertemuan bagi warga yang memanfaatkan moda transportasi tersebut,” papar dia.
Lini bisnis hospitality PT Intiland Development Tbk sebelumnya sudah mengelola Whiz Hotel Cikini (133 kamar), Whiz Prime Hotel Kelapa Gading (160 kamar), Grand Whiz Kelapa Gading (322 kamar), Grand Whiz Poins Square (159 kamar), dan Whiz Hotel Falatehan (52 kamar).
Direktur Pengembangan Bisnis DILD, Permadi Indra Yoga menyatakan bahwa pengembangan Poins Square, merupakan bagian dari strategi pengembangan proyek Intiland di tiga lokasi transit oriented development (TOD).
Saat ini Intiland memiliki empat proyek pengembangan di kawasan TOD, yakni Fifty Seven Promenad di kawasan TOD Dukuh atas, Intiland Tower yang ada di kawasan TOD Bendungan Hilir. “Serta Poins Square di jantung kawasan TOD Lebak Bulus, dan kawasan South Quarter yang hanya berjarak 500 meter dari Stasiun Fatmawati,” terang dia.
Yoga menambahkan bahwa dengan mengusung konsep Living Conected, pihaknya berusaha fokus mengembangkan proyek di kawasan TOD yang menjawab kebutuhan masyarakat urban untuk meningkatkan kualitas hidupnya. “Jadi usaha patungan ini memfokuskan rencana interkoneksi langsung antara Poins Square dengan stasiun MRT Lebak Bulus,” jelasnya.
Yoga mengklaim, hampir seluruh proyek Intiland di Jakarta terhubung dengan jalur moda transportasi modern. Ia menambahkan, rerata jarak tiap properti tersebut dari stasiun MRT terdekat kurang dari 500 meter.
Ia mencontohkan, di sepanjang jalur MRT Jakarta, perusahaan ini memiliki empat properti yakni kawasan mixed-use dan high rise South Quarter di TB Simatupang, Fifty Seven Promenade di Thamrin, Intiland Tower di Sudirman, dan Grand Whiz Poins Square di Lebak Bulus.
Direktur Utama PT Menara Prambanan Kiki Hamidjaja juga yakin proyek ini. Baginya ini merupakan sinergi dua pengalaman dan keahlian di bidang pengembangan properti dan pengelolaan ritel. “Sinergi ini melahirkan konsep baru bagi Poins Square sebagai pusat pertemuan dan hub modern bagi masyarakat di kawasan Jakarta Selatan,” tutur dia.
Poins Square kelak bakal didandani menjadi transit mall, serta lokasi meeting point bagi ribuan orang per hari yang berada di area ini. “Kami juga bakal menyediakan fasilitas makanan dan minuman seperti restoran dan kafe serta berbagai jenis makanan yang berkonsep grab and go,” pungkas Yoga.
Intiland sebagai entitas dengan bisnis inti properti, membukukan pendapatan usaha pada 2018 sebesar Rp 2,6 triliun atau naik 16 persen dibandingkan perolehan 2017 yang mencapai Rp 2,2 triliun. Meningkatnya pendapatan usaha pada 2018 ditopang oleh kontribusi development income di segmen mixed-use dan high rise, perumahan, dan kawasan industri.
Pendapatan usaha development income memberikan kontribusi sebesar Rp 2,0 triliun atau 76,6 persen dari total keseluruhan. Peningkatan pendapatan juga diperoleh dari recurring income yang mencapai Rp 596,4 miliar, atau sebesar 23,4 persen dari jumlah total. Pendapatan recurring income meningkat 12,9 persen dari tahun sebelumnya. (Artha Tidar)