Hasil Survey, Anggota REI Jakarta Optimis Rencanakan Proyek

Bagikan

BERITA PROPERTI – Berlokasi di kantor DPD REI DKI Jakarta, akhirnya riset properti di Jabodetabek dan merupakan salah satu program kerja strategis dipaparkan oleh Amran Nukman, Ketua DPD REI Jakarta.

Amran mengatakan, riset ini merupakan hal yang pertama kali dilakukan oleh REI DKI Jakarta. Oleh karena itu, kata Amran, masih terdapat beberapa hal yang masih kurang lengkap dan harus disempurnakan di masa mendatang.

Pihaknya berjanji akan melakukan riset secara berkala karena memang sangat dibutuhkan oleh anggota dan juga masyarakat pada umumnya. Dan bagi pelaku properti dan industri terkait, riset ini menjadi sebuah kebutuhan.

“Dari hasil riset ini, dapat menjadi pedoman dan gambaran bagi pelaku industri, pemerintah maupun stakeholder untuk mengambil kebijakan atau tindakan,” ujar Amran Nukman seraya menambahkan riset ini dilakukan untuk mengetahui persepsi anggota REI DKI Jakarta.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Riset & Luar Negeri DPD REI DKI Jakarta Chandra Rambey mengungkapkan, riset dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengumpulan data primer berupa survey melalui penyebaran kuisioner atau wawancara.

Tujuannya, untuk mengtahui siapa responden, apa yang difikirkan dan dirasakan atau kecenderungan suatu tindakan. “Responden yang dituju adalah para pengembang anggota REI DKI Jakarta dengan kurun waktu survey selama lebih kurang 2 bulan, mulai dari bulan Februari 2018 hingga bulan April 2018 lalu,” jelas Chandra.

Terkait hasil riset dan survey, Amran mengatakan, hampir semua pengembang di Jabodetabek tetap optimis industri properti akan tetap tumbuh, meskipun terdapat sejumlah rintangan seperti melemahnya nilai tukar rupiah dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Pengembang, lanjutnya, masih tetap menyusun rencana untuk pengembangan proyek selanjutnya.

“Sebanyak 55% pengembang anggota REI DKI Jakarta menyatakan bahwa kondisi properti 2018 akan tetap sama dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan 34% lainnya optimis kondisi properti 2018 akan lebih baik. Mayoritas pengembang tetap merencanakan pengembangan untuk properti-properti seperti rumah sederhana, menengah atas dan apartemen dengan prioritas kebutuhan infrastruktur berupa air bersih dan jalan,” jelas Amran.

Sekretaris DPD REI DKI Jakarta Arvin F. Iskandar menambahkan, ditengah optimisme tersebut, hasil riset menyatakan bahwa industri realestat sangat terdampak oleh kebijakan pemerintah yakni perpajakan, perijinan, suku bunga kredit.

“Khusus DKI Jakarta, perijinan masih menjadi tantangan tersendiri. Birokrasi adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi proses perijinan. Sebanyak 69% responden menyatakan lebih mudah mendapatkan perijinan di luar DKI Jakarta dibandingkan dengan di DKI Jakarta,” tegas Arvin.

Hasil riset juga menyebutkan, dari sisi capital expenditure (capex), pada tahun 2018 ini sebanyak 33% pengembang anggota DPD REI Jakarta membutuhkan Capex masing-masing antara Rp 100 miliar sampai Rp 500 miliar.

Riset dan survey yang dilakukan oleh DPD REI DKI Jakarta itu patut diapresiasi karena akan memudahkan konsumen maupun pelaku mengambil keputusan. Karena riset dilakukan oleh pengembang itu sendiri, maka hampir dipastikan hasilnya akurat dan valid. Apalagi, tidak ada kepentingan-kepentingan lain sebagaimana riset yang dilakukan oleh sejumlah pengamat maupun konsultan.

Artikel Terkait

Leave a Comment