Ditemui di Hotel Swissbell Inn Manyar, Surabaya, Jawa Timur belum lama ini, Tjandra Sugiharto, tampak segar. Dengan balutan kemeja salur biru dan celana katun dongker, Tjandra menyapa ramah. “Terima kasih ya sudah datang jauh-jauh dari Jakarta,” sambutnya sambil menjabat erat.
Pada kesempatan siang itu, Tjandra menceritakan kiprahnya selama lebih dari tiga dekade di bisnis properti. Menurutnya Pondok Tjanda Indah adalah perumahan elit pertama di Surabaya Timur yang dibangun karena sebuah kebetulan. Awalnya di atas lahan seluas 10 ha itu, Tjandra akan membangun pabrik keramik. Namun karena terkendala perizinan ia mengurungkan rencanya tersebut.
“Saya bingung tanah ini mau diapain. Saya lihat kiri-kanan mulai ada pembangunan rumah BTN. Dari situ saya putuskan membangun rumah yang segmennya beda. Luar biasanya 400 rumah tipe 45 dan 70 habis terjual dalam waktu 6 bulan. Dari situ saya mulai ‘kerja’ di real estate,” ujarnya membuka perbincangan.
Otodidak
Tanpa background pengalaman, mitra investor maupun perbankkan tak membuatnya ragu. Dengan mengamati tipe dan model rumah yang ada, dimodifikasinya jadilah kawasan elit Pondok Tjandra Indah yang kini telah terbangun ribuan rumah di atas lahan 200 ha dan dihuni 8.000 keluarga.
“Awalnya saya kerjakan semua sendiri, mulai desain, perizinan, awasi pembangunan (kontraktor) hingga finishing termasuk marketing. Dari lahan 10 ha, pelan-pelan beli tanah di kiri dan kanan sampai sekarang ada 400 ha,” ujar founder dan Presiden Direktur PT Pondok Tjandra Indah itu.
Dalam pemilihan nama perumahannya, Tjnadra juga menyebutnya sebuah kebetulan. “Waktu daftar nama perusahaan, beberapa kali ditolak. Teringat ada perumahan Pondok Indah di Jakarta, Saya sematkan nama saya di antaranya, Saya ajukan dan disetujui, Jadilah PT. Pondok Tjandra Indah.,” bebernya
Tak hanya itu, Tjandra mengaku tak pernah tahu jika di dalam kawasan Pondok Tjandra Indah yang dulunya ditumbuhi rerumputan dan minim penerangan, kini menjadi kawasan strategis dengan dua akses tol serta terkoneksi dengan Middle East Ring Road (MERR}. “Semua serba kebetulan, semua berkat dari Yang Maha Kuasa,” papar pria yang berolahraga pagi setiap hari ini.
Menurutnya, membangun hunian di lokasi strategis sangat penting. Tak heran September 2018, dimana penjualan properti sedang lesu-lesunya, ia mampu menjual 500 unit hunian seharga Rp 750 juta hingga Rp 2 miliaran dalam hitungan menit dengan NUP mencapai 1300 customer.
Pondok Tjandra Indah menjadi hunian paling di incar masyarakat Surabaya dan sekitarnya karena lokasinya yang strategis yang dilengkapi dengan fasilitas komplit, mulai tempat ibadah, pertokoan, sekolah, perkantoran, sport club, security 24 jam, one gate system, dan jaringan under ground. Ke depan, akan ditambah dengan Rumah Sakit Mitra dan Sekolah PPPK Petra. Selain itu adanya akses tol Tambak Sumur dan Akses tol dari dan menuju Bandara Juanda serta memiliki akses langsung ke jalan MERR II-C menjadikan nilai investasi di semakin meningkat.
Expansi Bisnis
Selain membangun di kawasan Pondok Tjandra Indah, Tjandra juga membuka kawasan hunian keduanya bertajuk Pondok Nirwana di kawasan MERR yang disusul dengan properti komersial di lokasi yang sama. Pertokoan 4 Lantai sebanyak 29 unit yang dijual seharga Rp 5 miliar laku terjual sebelum dibangun.
Tjandra juga memiliki bisnis hospitalitas Swiss-belinn Hotel Manyar sebanyak 143 kamar dengan tingkat okupansi rata-rata lebih dari 80 persen. Serta tengah membangun apartemen Belleview 400 unit yang terkoneksi dengan Swiss-belinn Hotel.
Di pertengahan tahun 2020, PT Pondok Tjandra Indah akan siap merilis oduk terbarunya, Redwood Residence yang menawarkan rumah 2 lantai yang berdesain mewah, dengan harga perdana Rp 800-an juta.
Ke depan PT Pondok Tjandra Indah segera melansir megaproyek multifungsi atau mixed use development di lahan 200 ha dalam kawasan Pondok Tjandra Indah. Proyek ini akan terdiri dari hotel, perkantoran, apartemen, dan pusat belanja dengan estimasi ninvestasi senilai Rp 1 triliun.
Guna melanjutkan estafet bisnisnya, Ia telah menyiapkan generasi dengan melibatkan ketiga orang anaknya yakni Jenny Sugiharto sebagai Komisaris, Glenn Widjaja Sugiharto sebagai Managing Director, dan Edward Sugiharto Direktur Operasional.