Pada ajang 31st World Travel Awards™, Bali dinobatkan sebagai “World’s Most Romantic Destination 2024:. Ini adalah pencapaian terbaru Indonesia pada ajang internasional tersebut, sebagai lokasi destinasi. Acara tahunan yang ditujukan bagi industri pariwisata tersebut, tahun ini digelar di Madeira, Portugal, 25/11. Selain untuk skala global, kategori penghargaan juga dibagi untuk sepuluh wilayah.
Untuk kawasan Asia, Indonesia dinobatkan sebagai “Leading Adventure Tourism Destination 2024”. Negeri ini “mengalahkan” tujuh negara lain, yakni China, India, Jepang, Malaysia, Nepal, Sri Lanka dan Thailand. Serupa dengan Bali, baru di tahun ini Indonesia meraih predikat tersebut. Pada kelas dunia, sebagai pemenangnya adalah Azores Islands, Portugal.
Pulau Dewata mengalahkan delapan daerah destinasi wisata dari seluruh dunia, seperti Maldives, Mauritius, Bahama dan Seychelles yang sempat menduduki posisi teratas sepanjang empat tahun berturut-turut (2020-2023). Dikenal dengan pantai-pantainya yang indah, Bali juga memiliki destinasi wisata lain, yang berada di pegunungan, serta kulturnya yang unik.
Termasuk desa-desa wisatanya, yang mampu bersaing dan berhasil meraih penghargaan terbaik, seperti Desa Wisata Les di Buleleng yang dinobatkan Sebagai Desa Terbaik ADWI 2024, lalu Desa Jatiluwih, Tabanan, menjadi salah satu desa wisata terbaik dunia 2024 dari United Nations Tourism. Bersama Jatiluwih juga ada Desa Wukirsari, Bantul, Yogyakarta serta 52 desa wisata lain dari seluruh dunia. Penganugerahan tersebut adalah bagian dari UN Tourism for Rural Development Programme, untuk memajukan desa-desa di seluruh dunia, melalui wisata secara berkelanjutan.
baca juga: Apurva Kempinski Bali Dinobatkan Sebagai ‘Best Sustainable Hotel’ di 2024 ULTRAs
Hotel Keluarga
Sementara itu, Hotel Conrad Bali dianugerahi penghargaan sebagai “World’s Leading Family Resort 2024”. Hotel resor yang berlokasi di Tanjung Benoa ini, mengalahkan 21 resort hotel lain di seluruh dunia, yang dua di antaranya dari Indonesia, Rimba by Ayana Bali – Jimbaran dan Singhasari Resort, Batu-Malang.
Selain memiliki kamar atau suite biasa, Conrad Bali juga memiliki suite yang memang lebih ditujukan untuk akomodasi berlibur bersama keluarga (baca, dengan anak-anak kecil). Tipe-tipenya antara lain Deluxe Family Room, Conrad Suite Twin, dan Conrad Ocean Suite King, dengan kapasitas bisa diinapi 4 sampai 6 orang di vila berukuran 110 m2.
Khusus untuk tamu anak-anak, hotel ini menyediakan special welcome amenity, Kura-kura kids club dan childcare, sehingga orang tua tetap bisa memanfaatkan waktu liburnya, dengan program sendiri. Juga ada program family-friendly fun, dengan banyak kegiatan outdoor, bahkan spa bersama anak-anak.
Di atas lahan seluas 6,8 ha dan merangkum 368 kamar/suite, selain taman yang luas yang ditata ala tropis Bali, juga tersedia empat kolam renang yang bisa dipakai orang dewasa dan anak-anak. Dengan pantai pribadi sepanjang 350 meter, sejumlah aktivitas khas pantai dan laut juga bisa dimanfaatkan tamu kecil hotel, jet ski dan parasailing.
Wisata Bali Tidak Tersebar
Walau menarik bagi wisatawan lokal dan asing untuk aktivitas romantis, juga jenis wisata lainnya, namun Bali ternyata masuk dalam Fodor’s No List 2025. Daftar tersebut dirilis oleh salah satu otoritas panduan perjalanan paling berpengaruh di dunia, yang mana berisi daerah-daerah yang disarankan untuk tidak dikunjungi di tahun depan.
Menurut Fodor, pembangunan yang pesat dan tidak terkendali di Bali, dipicu oleh pariwisata yang berlebihan dan telah merambah habitat alaminya, mengikis warisan lingkungan dan budaya, serta menciptakan “kiamat plastik”. Pendeknya, sebagai destinasi wisata yang popular, namun pertumbuhannya tidak bisa seimbang dengan hal keberlanjutan.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menilai, bahwa padatnya wisatawan di sejumlah destinasi favorit di Pulau Dewata bukan karena jumlah wisatawan yang berlebih, namun akibat adanya penyebaran wisatawan yang belum merata, menumpuk di Bali bagian selatan. Sementara Bali bagian utara maupun bagian barat, walau punya banyak potensi wisata tapi masih belum digali. Oleh karena itu, Kemenpar terus berupaya mendorong pemerataan wisatawan di pulau ini.
“Kementerian Pariwisata tidak tinggal diam. Pada September 2024, Kemenparekraf berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan stake holder terkait meluncurkan paket wisata 3B, yakni Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara yang diharapkan, semakin memperkaya pilihan tujuan berwisata. Paket wisata yang ditawarkan meliputi seluruh daya tarik yang ada di masing-masing daerah. Mulai dari alam, budaya, produk wisata buatan, desa wisata, dan lainnya,” papar Widiyanti, (22/11).
Seperti Desa Wisata Les, Lovina, hingga Desa Wisata Pemuteran di Bali Utara. Di Kabupaten Jembrana ada Taman Nasional Bali Barat dengan daya tarik burung jalak Bali. Sementara di Banyuwangi terdapat banyak destinasi seperti Desa Wisata Kemiren, G-Land, Alas Purwo, serta yang tidak kalah menarik adalah Kawah Ijen.
baca juga: Jadi Destinasi Premium, Pasar Properti Di Bali Alami Pergeseran
Jaga Keberlanjutan Bali
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto, menambahkan bahwa Kemenpar berkomitmen untuk terus mengembangkan kebijakan pariwisata yang berkelanjutan, guna melindungi budaya, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat Bali.
“Kami telah meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat setempat untuk mengatasi isu-isu, seperti pengelolaan sampah, polusi, dan tekanan sosial akibat pariwisata,” kata Hariyanto.
Kementerian Pariwisata juga terus mempromosikan pariwisata berbasis masyarakat, memperkuat regulasi lingkungan, dan mengedukasi wisatawan bersama stakeholders terkait untuk lebih menghormati budaya lokal serta menjaga keberlanjutan alam Bali.