Industri keramik menjadi salah satu sektor di industri properti yang optimistis bisa cepat pulih dari kondisi buruk akibat pandemi ini. Bahkan, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto mengatakan, kembali bergeraknya industri keramik bisa mendorong roda perekonomian lebih cepat.
“Tahun 2020 memang penuh tantangan, penuh ketidakpastian, yang dirasakan semua pelaku usaha, termasuk industri keramik. Utilitasnya turun hingga 30% dari kapasitasnya dan sekitar 15 ribu karyawannya harus dirumahkan,” aku Edy, saat peluncuran Direktori ASAKI 2020, secara virtual, Jumat (18/12/2020).
Akan tetapi, lanjut Edy, adanya kebijakan pemerintah yang menurunkan harga gas, membuat industri ini sangat terbantu. “Disahkannya Perpres tentang penetapan harga gas bumi, saya nilai sangat tepat sasaran, sebab dapat meningkatkan kembali daya saing para pelaku industri keramik di pasar dunia,” jelasnya.
Menurutnya, dampak langsung kebijakan tersebut membuat ekspor keramik meningkat, terutama ke beberapa negara, seperti Malaysia, Filipina dan India. “Selain kinerja ekspor membaik, juga terjadi kenaikan utilitas hingga 70%. Inilah yang mendasari keyakinan kami, kalau industri keramik dapat pulih lebih cepat,” ujar Edy.
Optimisme tersebut dikuatkan oleh pendapat Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, yang mengatakan bahwa sudah mulai membaiknya industri keramik membuktikan sektor ini memiliki potensi rebound lebih cepat. Dampak baiknya juga bisa mempengaruhi industri pendukung lainnya. Sebab itu, Andry menilai bahwa berangsur pulihnya industri keramik ini akan memberi kepercayaan pada perbankan untuk kembali memberikan pembiayaan. Hal ini, dalam jangka panjang, tentu bisa semakin meningkatkan daya saing produk lokal dengan produk impor.
“Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing di tengah pandemi ini adalah menghadirkan produk yang bisa memenuhi apa yang sedang dibutuhkan pasar, baik dari model, motif hingga harga yang kompetitif. Terus adanya pembangunan rumah, apartemen, mal, dan properti lainnya, menunjukkan bahwa masih ada pasar potensial dari industri keramik. Termasuk juga pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, yang akan semakin meningkatkan kebutuhan keramik,” tutur Andry.
Kerja sama
Pada kesempatan itu juga, Edi mengungkapkan, bahwa ASAKI telah melakukan kerjasama dengan sejumlah asosiasi pengembang, seperti Real Estate Indonesia (REI), Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dan Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himpera) dan lainnya, guna memperlancar transaksi B to B maupun B to C, dan kerjasama bisnis lainnya.
“Wujud nyata keseriusan kami dari MoU kerjasama dengan asosiasi-asosiasi tersebut adalah dengan menerbitkan Direktori ASAKI 2020 ini, yang bisa menjadi acuan bagi industri keramik, pengembang dan stakeholder di industri properti. Kami berharap industri keramik lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” pungkas COO PT Arwana Citramulya Tbk ini.
CEO Jurnalis Grup dan Ketua Aliansi Jurnalis Properti dan Keuangan, Indra Utama, menyampaikan, ”Direktori ASAKI 2020 ini merangkum informasi terbaru tentang asosiasi dan daftar anggotanya yang tentu sangat bermanfaat bagi industri properti.”
Terbitnya Direktori ASAKI 2020 mendapat apresiasi tinggi dari asosiasi-asosiasi pengembang. “Semoga kerjasama antara REI dan ASAKI terus meningkatkan sinergitas yang saling menguatkan dalam menghadapi pandemi,” ujar Ketua DPP REI Totok Lusida. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPP APERSI Junaedi Abdullah dan Ketua DPP HIMPERA, Endang Kawijaya. “Sukses buat ASAKI, dan jaya selalu,” ucap keduanya.