INFO PRODUK – Penggunaan energi listrik yang salah didalam sebuah ruangan, akan memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu, setiap bangunan harus menyesuaikan kebutuhan listrik yang ada agar tidak terjadi pemborosan, dan pada akhirnya mengakibatkan tidak efisiensinya penggunaan energi listrik.
Anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Wilayah Malang yang juga Pengurus IAI Provinsi Jawa Timur, Muhammad Chottob Wibowo mengatakan, kebutuhan energi listrik mesti diimbangi dengan penerapan efisiensi energi listrik. Tujuannya, kata dia, untuk menahan laju konsumsi energi dan mengurangi pemborosan akibat pemakaian energi listrik, sehingga diperlukan arsitektur berbasis bangunan hijau (green building).
“Dalam penerapan konsep bangunan hijau, harus dipertimbangkan bagaimana penghuninya nyaman dengan penggunaan energi secara minimal. Makin sedikit penggunaan energi untuk penghawaan dan pencahayaan, maka akan semakin tinggi rating bangunan tersebut memenuhi kriteria sebagai bangunan hijau,” ujar Chottob Wibowo dalam keterangannya kepada propertynbank.com.
Dikatakan Chottob konsep green dapat diaplikasikan pada pengurangan energi (seperti energi listrik) semisal dengan memaksimalkan fungsi penutup bangunan pada ruangan yang membutuhkan suhu ruangan yang harus selalu terjaga suhunya. Hal ini, lanjutnya, karena mengingat energi listrik bersumber pada fosil yang kini jumlahnya kian menipis.
Terkait dengan hal tersebut, Brand & Marcom Manager PT Sanwamas Metal Industry Rini Dewi Anggraeni mengatakan, Sanwa memiliki produk shutter/rolling door berkecepatan cepat bernama Quick Saver yang mampu menekan penggunaan listrik yang boros. Menurut dia, penutup yang dapat membuka tutup secara otomatis ini dapat menghemat energi yang cukup besar.
“Quick Saver merupakan penutup yang terbuat dari poliester dan polipropena dengan kecepatan sekitar 10 hingga 20 kali dibanding shutter/rolling door konvensional. Dengan kecepatan tersebut, Quick Saver dapat meminimalisir aliran udara melalui bukaan yang disebabkan oleh perbedaan suhu dan angin,” jelasnya. Quick Saver ini, sambungnya, umumnya digunakan sebagai pintu pelayanan pada gudang, partisi pabrik, area pengiriman/pengiriman kargo di gudang, dan pintu belakang supermaret.
Rini menjelaskan bahwa penggunaan Quick Saver ini untuk memenuhi standar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points), yang merupakan uji mutu terhadap makanan dengan tujuan mengurangi risiko terhadap bahaya terhadap makanan. Disamping HACCP, Quick Saver memenuhi prasyarat GMP (Good Manufacturing Practices) adalah prosedur memproduksi makanan agar aman, bermutu, dan layak dikonsumsi.
“Quick Saver memiliki beragam nilai plus, terutama dalam industri pangan. “Penutup yang membuat zonasi lebih efisien, di antaranya sebagai pintu shutter/rolling door dengan kedap udara yang tinggi. Sehingga, penutup ini dapat mencegah masuknya udara dari luar dan mempertahankan udara dingin di dalam ruangan. Dan pada saat bersamaan mencegah debu yang berasal dari luar,” tegasnya.
Selain itu, tutur Rini, Quick Saver memiliki kecepatan tinggi yang berdampak pada pada jumlah ventilasi saat membuka/menutup. Misalnya diaplikasikan pada penyimpanan makanan, bila hendak mendinginkan makanan, maka energi yang digunakan pun semakin tinggi. Nah, bila kecepatan pengoperasian lebih cepat, maka mencegah suhu untuk berubah akan menurunkan penggunaan energi artifisial tersebut dan menghindari pemborosan biaya penyejuk udara, juga mengurangi materi asing masuk ke dalam ruangan.
Rolling door/shutter produksi Sanwamas ini dapat memberikan nilai estetika karena desain dan bahan yang digunakan sangat beragam, sehingga tampilan pabrik, supermarket, atau ruangan tetap terlihat elegan. “Quick Saver juga berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri, sehingga dalam industri pangan dapat memenuhi standar HACPP dan GMP. Sehingga, Quick Saver dapat digunakan pada industri pangan yang mengedepankan higienitas,” pungkas Rini.
Sebagai informasi, PT Sanwamas Metal Industry merupakan industri manufaktur rolling door/rolling shutter di bawah naungan Sanwa Holdings Corporation—Jepang dan Rodamas Group—Indonesia yang berdiri sejak tahun 1996.