
Pengembangan kawasan industri yang tumbuh positif memberikan kontribusi signifikan pencapaian kinerja PT Intiland Development Tbk (Intiland; DILD) sepanjang semester pertama tahun 2025. Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Intiland dan Entitas Anak per 30 Juni 2025, segmen pengembangan kawasan industri berkontribusi sebesar Rp394 miliar, atau menyumbang 51% dari pendapatan pengembangan (development income). Adapun total pendapatan usaha perseroan mencapai Rp1,2 triliun.
Pihak Intiland menyebutkan bahwa development income menjadi penyumbang terbesar pada pendapatan semester I tahun 2025 tersebut, yakni sebesar Rp772 miliar atau 63%. Sementara segmen recurring memasukkan pendapatan sebesar Rp444 miliar atau berkontribusi sebesar 37%. Namun demikian, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, recurring income mengalami pertumbuhan sebesar 7%.
Bandingkan dengan kontribusi dari segmen kawasan perumahan dan pengembangan mixed-use & high rise, yang masing-masing sebesar Rp231 miliar atau 19% dan Rp147 miliar atau 12% dari keseluruhan.
Direktur Utama Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, pendapatan segmen kawasan industri berhasil memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian kinerja Perseroan. Segmen ini menyumbang hingga 33% dari seluruh pendapatan usaha Intiland. “Pencapaian ini menegaskan kawasan industri sebagai penopang penting kinerja keuangan sepanjang paruh pertama tahun ini,” ujar Archied, melalui keterangan tertulis, (31/07).
Saat ini, perusahaan pengembang ini sedang mengembangkan dua kawasan industri, yakni Batang Industrial Park (BIP), di Batang Jawa Tengah dan Ngoro Industrial Park (NIP) di Mojokerto Jawa Timur. Selain itu, perseroan juga masih mengembangkan kawasan pergudangan Aeropolis Techno Park, yang berlokasi di Tangerang, Banten.
“Pendapatan usaha dari kawasan industri cenderung lebih stabil dan memberikan margin yang sehat. Hal ini mendukung kestabilan arus kas serta menjaga kinerja keuangan perseroan secara keseluruhan, di tengah pasar residensial high-rise yang masih belum mengalami pertumbuhan signifikan,” ujar Archied.
baca juga: Perbesar Kesempatan Beli Rumah, Intiland Gelar Program Promo Dampingi PPNDTP
Kinerja Penjualan
Selain sebagai kontributor pendapatan, penjualan dari segmen kawasan industri pun menjadi “pemasok” terbesar marketing sales perusahaan yang didirikan oleh Hendro Gondokusumo ini. Sepanjang semester I-2025, Intiland membukukan marketing sales sebesar Rp673,4 miliar atau tumbuh 29,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Sebanyak Rp447,4 miliar, atau setara dengan 66% dari keseluruhan didapat dari penjualan segmen kawasan industri. Hasil penjualan kawasan industri ini sendiri meningkat 249,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yang hanya sebesar Rp128,1 miliar.
Sementara itu kontributor marketing sales berikutnya adalah dari segmen kawasan perumahan, yakni sebesar Rp133,8 miliar atau 20% dari keseluruhan. Perolehan marketing sales ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp290 miliar. Sementara segmen mixed-use & high rise membukukan marketing sales Rp92,2 miliar atau 14% dari keseluruhan, juga menurun dibandingkan semester I 2024, yang hanya sebesar Rp101,3 miliar.
Dari semua kawasan industri dan pergudangan yang dimiliki, Batang Industrial Park dan pergudangan Aeropolis Technopark masih menjadi motor utama pertumbuhan kinerja di segmen kawasan industri. Pencapaian tersebut mencerminkan permintaan pasar terhadap lahan industri yang tumbuh di saat segmen properti lainnya masih menghadapi tantangan.
Permintaan KI Tumbuh
Untuk itu, Archied menegaskan bahwa segmen kawasan industri akan tetap menjadi salah satu pilar unggulan dalam strategi pertumbuhan Perseroan di tahun ini. Daya tarik kawasan industri Intiland terus meningkat seiring dengan tren relokasi dan ekspansi industri yang membutuhkan infrastruktur siap pakai serta lokasi yang strategis.
“Permintaan terhadap lahan industri terus tumbuh secara konsisten, baik dari pelaku industri dalam negeri maupun investor asing. Hal ini menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan pengembangan kawasan industri Perseroan ke depan,” ujar Archied.
Mengantisipasi tren tersebut, Perseroan merencanakan untuk mengembangkan kawasan industri baru di daerah Jombang, Jawa Timur. Pengembangan kawasan industri baru ini rencananya akan dimulai pada akhir tahun 2025. Saat ini sedang dalam tahapan mencari anchor tenant yang akan menjadi investor utama kawasan industri tersebut.
Dengan kinerja demikian, Intiliand menyatakan akan terus melanjutkan strategi pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan. Langkah tersebut ditempuh dengan mengoptimalkan potensi dari setiap segmen usaha, memperkuat fundamental keuangan, serta menjawab kebutuhan pasar dengan produk-produk yang relevan.