Menyebut istilah precrafted, bisa jadi masih sangat awam untuk publik negeri ini, tapi tidak dengan istilah prefabricated. Sejatinya sama, yakni praktik produksi berbagai komponen bangunan di lokasi pabrik, kemudian dibawa ke lokasi pembangunan untuk dirakit.
Tiga proses utama precrafted meliputi tahap desain dan engineering, yaitu tahap perancangan desain dan perencanaan desain modular. Selanjutnya adalah tahap produksi dan panelisasi, untuk memproduksi kerangka dan komponen struktur. Tahap terakhir adalah fase konstruksi untuk merakit komponen di lokasi pembangunan.
Metode ini menawarkan berbagai keuntungan, seperti kecepatan, mengurangi kebutuhan akan pekerja dengan keahlian tinggi, return of investment lebih cepat dengan peluang lebih besar untuk memenuhi permintaan pasar dan fleksibilitas desain. Juga berkurangnya dampak lingkungan, karena jumlah limbah pembangunan sangat sedikit.
Lebih hemat waktu dibandingkan dengan konstruksi tradisional, karena pengelasan atau pemotongan di lokasi pembangunan tidak diperlukan. Dengan konstruksi modular seperti ini pembangunan proyek bisa lebih tepat waktu dan sesuai biaya serta hemat biaya hingga 20 persen. Pada lamannya tertulis, properti bisa siap huni dalam waktu kurang dari 6 bulan.
“Mengelola proses pembangunan properti dapat merepotkan dengan sejumlah faktor untuk dipertimbangkan, mulai dari menyewa pembangun dan kontraktor, hingga berurusan dengan keterlambatan,” ujar Andrew Corkery, CEO, Selo Group. Selo Group sendiri adalah perusahaan pengembang terintegrasi penuh, yang berbasis di Lombok, Nusa Tenggara Barat, didirikan oleh pengusaha asal Australia.
Selo Group menyediakan beragam layanan pengembangan terintegrasi, dengan model bisnis yang diterapkan meliputi pembebasan lahan, pembangunan dan manajemen operasional. Dalam pengembangan propertinya, Selo menggunakan sistem precafted ini. Dengan design-led process, kata Corkery, menjadikan proses ini cocok untuk pembangunan di area terpencil. Praproduksi komponen konstruksi memungkinkan desain dan proses konstruksi berjalan bersamaan, sehingga hemat waktu dan biaya. “Sistem precrafted memungkinkan konsolidasi proses mulai dari koordinasi sumber daya, tenaga kerja dan jadwal,” ujar Corkery menambahkan.
Hingga saat ini, Selo Group telah membangun sejumlah resor dan vila mewah. Salah satunya Selong Selo Resort & Residence, di pesisir Lombok Selatan. Properti yang berjarak 25 menit berkendara dari Bandara Internasional Lombok ini menawarkan lebih dari 50 vila mewah, bertipe 1-7 kamar tidur. Dilengkapi dengan layanan spa lengkap, club house, Aura Bar & Lounge, kids club, dan akses ke beach club. Portofolio lainnya berada di Serangan, Lombok, yang kini sudah sampai di tahap tiga dan masih tersedia 9 lot lahan yang siap dikembangkan.