
NASIONAL – BUMN Karya, PT Wijaya Karya Tbk (Wika) mendapat penugasan dari Kementerian BUMN untuk membangun rumah sakit rujukan khusus corona. Wika melalui anak usahanya, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) membangun dua proyek rumah sakit khusus corona ini.
Koordinator Corporate Communication PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika, Fekum Ariesbowo menjelaskan dua rumah sakit khusus corona tersebut adalah salah satunya di Pulau Galang, Batam dan renovasi Wisma Atlet Kemayoran tower 7, yang saat ini menjadi RS darurat corona.
“Untuk yang di Galang, insya Allah pada 28 Maret nanti, sudah siap beroperasi,” ujar Fekum, pada Rabu (25/3). Fekum menjelaskan untuk membangun rumah sakit di Galang tersebut, perusahaan memakai teknik modular. Dengan teknik ini, kata Fekum perusahaan bisa menyelesaikan proyek rumah sakit darurat ini dengan cepat.
“Sudah berjalan tiga pekan ini, karena kami pakai teknik modular,” ucapnya. Sementara itu, Direktur Utama WEGE Nariman Prasetyo menjelaskan perusahaan sudah mengirim 372 unit modular ke Galang. Rencananya, rumah sakit lapangan ini dapat menampung lebih dari 360 pasien dengan dilengkapi kurang lebih 360 tempat tidur.
Ia menjelaskan rencananya dua gedung karantina ini memiliki 2 lantai yang masing-masing terdiri dari ruang perawatan dengan spesifikasi 1 kamar memakai 4 unit modular, diisi dengan lima 5 tempat tidur dan 2 kamar mandi yang sudah disesuaikan dengan pengguna kursi roda (difable function).
“Tiap gedung juga memiliki fasilitas seperti ruang sterilisasi dalam setiap koridor, ruang dokter, ruang perawat dan nurse station, ruang tindakan, ruang alat, ruang konsultasi, Gudang linen, ruang rapat dan ruang farmasi,” ujar Nariman melalui siaran persnya.
Dalam pembangunan tersebut, Sekretaris Perusahaan Mahendra Vijaya mengatakan WIKA belum melakukan hitungan. Saat ini manajemen tengah membahas skema pembayaran. Namun dia memastikan pembangunan proyek ini tidak akan mengganggu kinerja.
“Untuk perolehan kontrak masih berjalan terus, hanya saja tantangan utamanya terkait penyebaran Covid-19 itu sendiri, bukan karena proyek-proyek tersebut,” jelas dia.
Pada masa ini, perusahaan-perusahaan diimbau memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) sehingga Wika juga melakukan penyesuaian pola kerja. Selain itu, Wika juga mendapatkan penugasan dari Kementerian BUMN untuk melakukan buyback saham mengingat Covid-19 juga menjangkit bursa.
Wika berkomitmen bakal melakukan buyback Rp 300 miliar. Dana tersebut berasal dari saldo laba. Dan pada laporan keuangan tahunan 2019 saldo laba tercatat sebesar Rp 7,26 triliun. Sementara itu, WIKA memiliki kas dari aktivitas operasi sebesar Rp 833,09 miliar. (Artha Tidar)