Upaya mendorong ekonomi untuk terus naik selama setahun terakhir ini memberi hasil. Pada kuartal kedua 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Mengutip dari Kompas.com, Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, hal ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak 17 tahun yang lalu. “Pertumbuhan ekonomi kuartal dua 2021, tertinggi sejak triwulan empat tahun 2004 yang saat itu PDB Indonesia tumbuh 7,16 persen,” katanya.
Pencapaian ini dapat diartikan bahwa negeri ini sudah lepas dari jurang resesi. Selama setahun terakhir, Indonesia terus berupaya untuk menekan konstraksi. Tekanan terbesar adalah pada triwulan kedua 2020 yang terjun bebas ke posisi minus 5,32 persen, dari triwulan sebelumnya yang masih di angka 2,97 persen.
Dengan pertumbuhan triwulan tersebut, membuat pada semester pertama 2021, terjadi pertumbuhan sebesar 3,10 persen (c-to-c). Seperti disampaikan pada Berita Resmi Statistik Biro Pusat Statistik (BPS), pada triwulan kedua tahun ini, semua sektor sudah mengalami pertumbuhan, alias tidak ada yang terkontraksi.
Pada periode tersebut, usaha transportasi dan pergudangan adalah yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,10 persen (y-on-y). Adapun lapangan usaha real estat, hanya tumbuh 2,82 persen (y-on-y). Pertumbuhan sektor real estat ini menempati posisi kedua terendah, di atas sektor pertanian dan kehutanan. Meski demikian, pertumbuhan tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan pertama, yang hanya sebesar 0,94 persen (y-on-y).
Berdasarkan harga berlaku, PDB sektor real estat pada triwulan kedua 2021 sebesar Rp 116,3 triliun, sementara pada triwulan sebelumnya sebesar Rp 114,3 triliun. Adapun berdasarkan harga konstan, sebesar Rp 81,6 triliun pada triwulan pertama, menjadi Rp 82,9 triliun pada triwulan kedua.
Data BPS juga memperlihatkan bahwa konsumsi rumah tangga masih jadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. Namun dibandingkan dengan triwulan-triwulan sebelumnya, terjadi penurunan, di mana pada triwulan kedua dan pertama masing-masing sebesar 55,07 persen dan 56,91 persen.