Memasuki new normal, perusahaan mulai kembali mempekerjakan karyawannya. Dengan protokol kesehatan dan menjaga jarak, banyak perusahaan hanya mempekerjakan 50 persen karyawan atau bekerja secara rotasi. Hal ini diyakini bisa mencegah penularan penyakit Covid-19.
Senior Associate Director Colliers International, Ferry Salanto mengatakan saat perusahaan menerapkan jaga jarak dalam kantor seharusnya space yang diperlukan perusahaan untuk mempekerjakan karyawan seharusnya semakin besar. Namun karena keterbatasan ruang sewa di lokasi yang ada, terpaksa perusahaan melanjutkan kebijakan work from home. Selain itu bagi perusahaan maupun karyawan yang memerlukan space untuk bekerja maksimal di luar kantor, co-working space bisa menjadi solusi alternatif kantor yang dibisa diandalkan saat new normal. “Co-working space jadi pilihan perusahaan dengan harga sewa yang lebih terjangkau,” jelasnya.
Jika dibandingkan dengan 2-3 tahun lalu, tingkat ekspansi co-working space tak agresif dulu. Penurunan geliat dari bisnis co-working space ini juga sudah dirasakan menurun sebelum pandemi tepatnya sejak tahun lalu. Menurut Ferry keberadaan co-working space sangat mendukung keberadaan perkantoran bukan sebaliknya. “Co-working space sama sekali tidak menggerus pasar perkantoran, Dengan demikian keberadaan co-working space sama sekali tidak mengurangi okupansi perkantoran,” ujar Ferry.
Ferry mengatakan keberadaan co-working space saat ini selain banyak dimanfaatkan bisnis start-up atau frelancer, juga banyak dijadikan kantor cabang alternatif bagi perusahaan finansial di berbagai daerah yang tak lagi membuka kantor cabang. Hal ini karena dinilai lebih efisien,” pungkasnya.