
Menonjol dalam desain, konstruksi dan inovatif. Demikian rangkuman dari pemenang CTBUH (Council on Tall Buildings and Urban Habitat) 2025 Award of Excellence. Perayaan tahunan ini diberikan kepada, gedung yang sudah jadi (beroperasi) dan yang belum selesai, dari seluruh dunia. Gedung-gedung pemenang ini dinilai mampu menghadapi tantangan pada perubahan global dan pentingnya peran gedung-gedung tinggi pada abad 21.
Penghargaan ini dibagi dalam 20 kategori dan dimenangkan oleh gedung-gedung dari 20 negara. Para pemenang tahun ini mencontohkan kepemimpinan dalam hal kreativitas dan teknis dari seluruh jajaran gedung yang berkelanjutan. CTBUH menyebut gedung-gedung pencakar langit ini sebagai urbanisme vertikal. Gedung-gedung pemenang ini sudah menerapkan pengelolaan emisi karbon, bahkan hingga nir-emisi, hingga strategi penggunaan kembali material bekas, secara adaptif yang justru bisa memperpanjang umur bangunan hingga beberapa dekade ke depan. Pendeknya, para penerima penghargaan tahun ini memiliki evolusi nilai-nilai pertumbuhan serta pengelolaan, ketinggian dan dampaknya.
“Pemenang tahun ini tidak hanya menunjukkan kecanggihan dalam hal teknis dan kecerdasan dalam desain, tetapi juga penuh inovatif dalam menanggapi keadaan yang membentuk dunia saat ini, mulai dari masalah regional dan tantangan ekonomi hingga krisis iklim yang semakin cepat,” tutur Javier Quintana de Uña.
CEO CTBUH ini menambahkan bahwa proyek-proyek ini membuktikan bahwa gedung-gedung tinggi dan urbanisme vertikal yang ditimbulkannya dapat mendorong peningkatan kualitas hidup, ketahanan ekologi, dan pemerataan perkotaan secara bersamaan. “Itulah arah yang harus dituju oleh industri kita,” tandas Uña.
baca juga: Gedung Karya Arsitek Frank Gehry Pertama di Asia Timur, Mulai Dibangun
Inovatif Dengan Program Hibrida
Pada kategori seperti Best Tall Building, Inovasi dan Urban Habitat, para pemenang tahun ini menekankan pada penggunaan ulang (material), material rendah karbon, perumahan yang diperuntukkan bagi semua kelas dan infrastruktur yang terintegrasi.
Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi juga diminta untuk berbagi data tentang (pengelolaan) karbon dan penggunaan material dalam proyek mereka. Hal tersebut sebagai bagian dari CTBUH 2025 Awards Carbon Pilot Program Awards yang mencoba untuk mengkonsolidasikan data kandungan karbon dari seluruh proyek bangunan tinggi di seluruh dunia, sebagai tolok ukur untuk praktik-praktik pembangunan berkelanjutan. Yang menarik dari “persyaratan” ini didapat, beberapa proyek memperkenalkan inovasi dengan menerapkan model program hibrida, yang mengaburkan batas antara ranah publik dan privat serta memprioritaskan sirkularitas sejak awal.
“Urbanisme vertikal bukan hanya tentang menjadi lebih tinggi. Melainkan lebih pada memikirkan kembali bagaimana kaitannya ketinggian itu dengan kelayakan huni, konektivitas, dan hubungan bangunan tinggi dengan (jaringan) jalan,” kata James Parakh, juri untuk kategori Urban Habitat.
Urban Design Manager pada Divisi Perencanaan Kota Toronto, Kanada, ini juga menambahkan, “Karya-karya yang masuk tahun ini menggambarkan bagaimana gedung-gedung tinggi dapat melakukan lebih dari sekadar mendominasi langit (kota), tapi mereka juga dapat menggerakkan jalanan di sekitarnya, menghidupkan konteksnya, dan membentuk lingkungan yang kohesif dan sehat. Proyek-proyek yang paling menarik memperlakukan dasar (kaki), menara, dan ruang di antara menara sebagai pengalaman perkotaan yang berkelanjutan. Pemikiran holistik semacam itu dapat memberi manfaat bagi kota, meningkatkan kelayakan huni, dan menciptakan tempat yang semarak, untuk orang-orang terus bisa berkembang.”
baca juga: Target Dekarbonisasi SIG Tervalidasi SBTi, Pertama di Industri Bahan Bangunan Indonesia
Disebutkan bahwa peserta kompetisi dari hampir seluruh penjuru dunia, seperti Brisbane, Göteborg, New Cairo, Tokyo dan Toronto. Setiap peserta dinilai oleh panel juri dari berbagai disiplin ilmu yang berkompeten di bidangnya; arsitektur, perencanaan, konstruksi, rekayasa teknik dan pengembangan real estat. Kriteria pemilihan memprioritaskan kinerjanya pada lingkungan, budaya dan operasional, lebih dari sekadar gengsi atau estetika semata.
Ditandaskan oleh Uña, ukuran yang terbaik bukan dari bagaimana gedung itu “sukses” sebagai sebuah tontonan, melainkan bagaimana kapasitas bangunan tersebut mendukung kehidupan (kota), baik manusia dan elemen lingkungan lainnya, terutama untuk generasi yang akan datang.
Seremoni pemberian penghargaan baru akan dilakukan pada Oktober mendatang di Toronto, bersamaan dengan CTBUH 2025 International Conference, yang mengusung tema: From the Ground Up: Tall Buildings and City-Making.