Kawasan Nusa Bali Kini Dilayani dengan Shuttle Bus Listrik
Dalam rangka mewujudkan komunitas hijau di lingkungan Nusa Dua Bali, kini kawasan wisata popular juga menyediakan fasilitas shuttle bus listrik. Fasilitas ini adalah kolaborasi Indonesia Battery Corporation (IBC) dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC). Hal tersebut juga sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara IBC dan InJourney, dalam sektor Pariwisata yang sudah ditandatangani keduanya pada tanggal 29 April 2024 lalu. Keduanya sepakat bekerjasama mengakselerasi implementasi ekosistem hijau di salah satu kawasan yang dikelola ITDC, yakni The Nusa Dua, Bali. Kawasan ini dipilih sebagai lokasi pilot project penggunaan kendaraan operasional berbasis listrik, berupa shuttle bus dan motor dengan battery swapping station. Untuk diketahui IBC adalah perusahaan investment holding dalam pengembangan new energy materials melalui pengembangan ekosistem baterai Battery Electric Vehicle (BEV) dan Energy Storage System (ESS) secara terintegrasi. Dimana upaya membangun ekosistem hijau dengan cara penguatan kerjasama dengan mitra strategis, penyediaan infrastruktur, dan penciptaan pasar. Didukung oleh empat BUMN besar sebagai pemegang saham, yakni Inalum, Antam, Pertamina dan PLN. Adapun ITDC, bagian dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, berfokus pada pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata terintegrasi di Indonesia, diantaranya The Nusa Dua “Bali’s Finest Family-Friendly Resort Haven”, The Mandalika “The Ultimate Lifestyle Sportstainment Destination” dan The Golo Mori “Sustainable Marine-Based MICE Tourism Destination”. Selama 50 tahun ITDC telah sukses mengelola The Nusa Dua, yang telah menjadi destinasi terkenal dengan infrastruktur dan fasilitas internasional, serta menjadi tuan rumah berbagai event skala internasional. Direktur Hubungan Kelembagaan dan Komersial IBC, Reynaldi Istanto, menyampaikan bahwa salah satu peran IBC adalah acceleration and market creation dengan membangun ekosistem hijau di Indonesia, agar target pengurangan emisi dapat tercapai. “Tugas kami adalah membantu pencapaian target pengurangan emisi di Indonesia. Dalam sektor pariwisata, ITDC menjadi partner kami dalam aplikasi penggunaan kendaraan listrik. Saat ini IBC menyiapkan motor listrik dengan battery swapping station dan shuttle bus listrik untuk operasional pelayanan pariwisata di Nusa Dua ini,” ucap Reynaldi. Tidak hanya kendaraan listrik, kerjasama ini juga akan diperluas ke beberapa penggunaan energi lain seperti energy storage system untuk kebutuhan back up daya dan panel surya, e-bus, mobil listrik dan lain sebagainya. ”Penggunaan kendaraan operasional berupa motor listrik beserta battery swapping station dan shuttle bus listrik, merupakan langkah awal dari upaya besar kami di sektor pariwisata. Selanjutnya akan terus dikembangkan ke dalam bentuk energi lain agar capaian target pengurangan 50% di sektor pariwisata dapat tercapai,” jelasnya. baca juga: SIG Tawarkan Bahan Bangunan Rendah Karbon untuk Konstruksi Ramah Lingkungan Sementara itu, Direktur Operasi ITDC, Troy Warokka mengatakan, “ITDC, sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata di Indonesia, berkomitmen mewujudkan sustainable tourism dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya ramah lingkungan di The Nusa Dua. Kolaborasi ini bertujuan menjadikan kawasan tersebut sebagai contoh Bali Energi Bersih, didukung oleh Pemerintah Provinsi Bali. ITDC telah mengimplementasikan program ekosistem hijau, termasuk penggunaan kendaraan motor listrik, serta penggunaan energi surya dalam operasional ITDC. Kolaborasi dengan IBC juga akan ditingkatkan untuk penggunaan lebih banyak electric vehicles dan energi ramah lingkungan dengan battery energy storage di masa depan.” Kendaran Listrik Kurangi Emisi Karbon Penggunaan kendaraan bertenaga listrik di sektor pariwisata dapat memberikan manfaat berupa pengurangan emisi karbon. Menurut studi Lenzen (2018), sektor pariwisata di seluruh dunia menyumbang sekitar 8% dari total emisi global. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), telah berkomitmen mengurangi emisi karbon di sektor pariwisata 50%, dan peta jalan pengurangan ini sudah ditetapkan. Selain di Kawasan Nusa Dua Bali, IBC dan ITDC juga berencana akan mengembangkan kerjasama di wilayah ITDC lainnya seperti, The Mandalika, Lombok dan The Golo Mori, Labuan Bajo. Kolaborasi antara IBC dan ITDC akan terus dikembangkan dalam mewujudkan new energy ecosystem di sektor pariwisata. Pilot project di kawasan The Nusa Dua ini diharapkan dapat menggerakkan sektor pariwisata hijau, sambil mengumpulkan masukan terkait user experience, sehingga kenyamanan pengguna kendaraan listrik berbasis baterai dapat ditingkatkan, dan akhirnya ekosistem hijau sektor pariwisata dapat terbangun.
Saat Low Season, Tingkat Hunian di Nusa Dua Tetap Tinggi
Tidak seperti hotel atau kawasan wisata lain yang pada umumnya saat low season mengalami penurunan, tingkat hunian hotel dan resor kawasan Nusa Dua, Bali justru alami kenaikan. Seperti disampaikan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), tingkat okupansi rata-rata The Nusa Dua, terjaga sebesar 75,77% di bulan Oktober 2023. Tingkat okupansi ini lebih tinggi daripada periode yang sama tahun 2022, sebesar 64,24%, yang berarti ada pertumbuhan 17,95% year on year. Tingginya tingkat hunian tersebut, karena jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan wisata elit itu pun naik sepanjang Oktober 2023. Data mencatat ada 94.577 orang wisatawan, atau naik 32,86% dari tahun lalu yang berjumlah 71.184 orang. Dari semua daerah tujuan di dalam Nusa Dua, Daerah Tujuan Wisata (DTW) Water Blow, Peninsula the Nusa Dua mencatatkan kunjungan mencapai 5.438 orang. Jumlah ini meningkat 21,71% dibanding kunjungan periode Oktober 2022 sebanyak 4.468 orang. General Manager The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita, mengatakan, ”Meskipun Oktober merupakan periode low season di Bali, kawasan the Nusa Dua tetap mampu menjaga tingkat hunian mencapai 76% dan kembali menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi dibandingkan Oktober tahun sebelumnya.” Menurut Ardita, tingkat okupansi ini dipengaruhi oleh beberapa kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) yang diselenggarakan di kawasan The Nusa Dua. Selain juga serangkaian paket promosi menarik bagi wisatawan dari tenant-tenant di kawasan baik, untuk beraktivitas maupun menginap di The Nusa Dua. baca juga: Tingkat Okupansi Rata-rata Whoosh Capai 95 Persen, Kebanyakan Untuk Wisata Beberapa event yang telah berlangsung di The Nusa Dua pada Oktober 2023 lalu, di antaranya KTT AIS (Archipelago & Island State) Forum, The 27th Indonesia Rendevouz, Asian African Legal Consultative Organization (AALCO) 2023, Otorhinolaryngology International Academic Conference (ORLIAC VII), Road to Give 2023 serta beberapa kegiatan corporate serta wisuda mahasiswa. ITDC menyampaikan, sepanjang periode 1-19 November 2023, tingkat okupansi kawasan mencapai angka 72,62%. Dari 21 hotel yang ada di kawasan The Nusa Dua, 13 hotel mencapai tingkat okupansi di atas 70% yang dipengaruhi oleh meningkatkan kegiatan MICE disana, serta adanya event Biathle/Triathle UiPM 2023 World Championship, kejuaraan olahraga Modern Pentathlon pada 1-5 November 2023. “Kami berharap tingkat okupansi kawasan dapat terus terjaga hingga akhir tahun nanti, serta mampu melebihi pencapaian okupansi periode tahun lalu. Untuk Desember 2023, tenant-tenant di kawasan sudah menyiapkan promo-promo menarik menyambut Hari Natal dan Tahun Baru 2024, di mana wisatawan dapat menikmati momen spesial pergantian tahun di kawasan kami dengan beragam pilihan paket menarik. Kami juga terus berinovasi untuk meningkatkan pelayanan, fasilitas serta atraksi di kawasan guna menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan menginap di The Nusa Dua,” tutup Ngurah Ardita. Program Akhir Tahun Beberapa tenan yang sudah menyiapkan acara tahun baru, antara lain Bali Collection yang akan mengadakan acara berkonsep festival. Hotel Ritz Carlton Bali pun sudah menyiapkan paket khusus untuk liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). “Anda dapat merayakan momen liburan akhir tahun dengan berbagai kegiatan seru, kuliner lezat, atau bersantai sambil merawat kesegaran tubuh dengan metode yang terinspirasi dari laut di The Ritz-Carlton, Spa,” ujar Subin Dharman, General Manager, The Ritz-Carlton, Bali. Subin memaparkan bahwa resornya menyajikan berbagai aktivitas dan program kuliner menarik, menu spesial, dan layanan wellness hingga kegiatan untuk keluarga. Untuk pilihan kuliner, resor ini menyediakan lima restoran dan satu bar yang ikonis, dengan ragam menu dan suasana berbeda. baca juga: Tingkat Hunian Hotel di Bali Lebihi Masa Sebelum Pandemi Untuk menarik wisatawan, hingga 22 Desember 2023 The Ritz-Carlton Bali kembali menggelar program bertajuk art and dine. Seperti yang pernah diadakan tahun lalu, pameran seni ini juga berkolaborasi dengan Galeri Zen1, dan menampilkan karya-karya dari beberapa seniman wanita berbakat di Indonesia. Salah satu karya yang akan ditampilkan adalah lukisan karya Ni Nyoman Sani yang baru-baru ini memenangkan 13th UOB Painting of The Year – Indonesia. “Senang rasanya kami dapat berkolaborasi kembali dengan Galeri Zen1 untuk menampilkan karya seni yang indah di Bejana. Melalui program Art and Dine ini, para tamu dapat mencicipi hidangan khas Indonesia yang lezat sambil menikmati indahnya karya-karya seni yang menakjubkan,” ujar Subin.
Tingkat Hunian Hotel di Bali Lebihi Masa Sebelum Pandemi
Selama Triwulan III tahun 2023, occupancy rate atau tingkat hunian rata-rata hotel di Kawasan the Nusa Dua, terjaga di angka rata-rata 80%. Demikian disampaikan oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), pengelola kawasan pariwisata Nusa Dua, pada rilis kepada media, (23/10). Tingkat hunian kawasan The Nusa Dua selama Juli – September 2023 tercatat secara berturut-turut sebesar 84,05%, 83,37% dan 82,06% atau rata-rata mencapai 83,16% Angka ini meningkat dibanding tingkat hunian periode yang sama tahun 2022, berturut-turut sebesar 65,37%, 66,59% dan 65,44% atau rata-rata 65,80%. Angka ini juga menunjukkan mulai stabilnya tingkat hunian jika dibandingkan dengan pencapaian tingkat hunian Triwulan III di tahun 2019 masa sebelum pandemi yaitu sebesar 84,48%. ITDC mencatat pertumbuhan tingkat hunian rata-rata di kawasan tersebut pada Triwulan III 2023 hampir 26,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2022, dan selisih 1,6% dibandingkan triwulan III tahun 2019. Meningkatnya tingkat hunian tersebut karena jumlah kunjungan wisatawan pada Triwulan III tahun 2023 mencapai 287.181 orang, melesat dari periode yang sama tahun lalu yang “hanya” sebesar 190.906 orang. Jumlah kunjungan tersebut bahkan melebihi Triwulan III di tahun 2019, sebanyak 258.193 orang. Data menunjukkan kunjungan wisatawan didominasi oleh wisatawan asing, tumbuh sebesar 50,43% dibanding tahun 2022 dan mencapai 11,23% dibanding tahun 2019. Daerah Tujuan Wisata (DTW) Water Blow Peninsula yang merupakan salah satu spot wisata alam di The Nusa Dua, pada periode Juli – September 2023 mencatatkan kunjungan wisatawan mencapai 21.909 pengunjung, meningkat 28,63% dari kunjungan tahun 2022 mencapai 17.032 orang. Tingkat Hunian di Atas 80% General Manager The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita, memaparkan, “Tingkat hunian rata-rata selama triwulan III ini menunjukkan angka yang menggembirakan dan cukup stabil, sesuai target kami. Selama tiga bulan terakhir, The Nusa Dua telah berhasil mencatat tingkat hunian rata-rata di atas 80%, hampir sama dengan capaian okupansi pada periode yang sama di tahun 2019. Hal ini menunjukkan mulai pulihnya kegiatan kepariwisataan di Bali pasca pandemi COVID 19, khususnya kawasan The Nusa Dua. Pertumbuhan positif tingkat hunian ini tentunya dipengaruhi oleh peningkatan frekuensi penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) tingkat nasional dan internasional serta kegiatan kepariwisataan lainnya di Bali dan khususnya di kawasan The Nusa Dua.” Pada 1-23 Oktober 2023 saja, okupansi The Nusa Dua mencapai 80,65% dengan 15 hotel mencatatkan okupansi harian di atas 80%. Stabilnya okupansi harian ini, menurut Ngurah, dipengaruhi oleh adanya beberapa kegiatan MICE awal bulan serta kunjungan wisatawan leisure. “Kami optimis tingkat okupansi pada Triwulan IV dapat terjaga di atas 80% dengan padatnya agenda event yang akan berlangsung ke depan serta adanya libur Natal dan Tahun Baru,” tutup Ngurah. Revpar Hotel di Bali Melonjak Sementara itu sebelumnya, konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia juga mengungkapkan kalau pendapatan per kamar yang dapat digunakan (revenue per available room/Revpar) di hotel mewah di Bali alami peningkatan. Hingga Triwulan III 2023, revPAR mencapai 25,9%, dan angka ini sudah melebihi angka sebelum pandemi (2019). rePar ini juga terlihat terus naik dari Triwulan II yang sudah di posisi 21,4%. Hal ini karena tingkat hunian luxury hotels juga terus tumbuh signifikan yang hampir mencapai 59% pada Agustus 2023. Senior Vice President dan Investment Sales Hotels & Hospitality Group JLL Asia Pacific, Julien Naouri, menjelaskan bahwa kembalinya wisatawan mancanegara pada paruh pertama tahun 2023 menggerakkan industri hotel mewah di Pulau Dewata. Selama periode Januari hingga Agustus 2023, ada lebih dari 3,4 juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Bali. Ini sudah melebihi jumlah kedatangan wisatawan sepanjang tahun 2022. Wisatawan asal Australia masih jadi pasar utama hotel di Bali, tapi wisatawan asal Tiongkok mulai merangsek hingga ke posisi keempat, seiring dengan pulihnya jadwal penerbangan dari Negeri Panda tersebut. Akan tetapi, meskipun menunjukkan tanda-tanda pemulihan, Julien mencatat bahwa sektor pariwisata di Bali masih tertinggal dibandingkan dengan Jakarta. “Mengingat besarnya proporsi wisatawan internasional di Bali dan tantangan kapasitas lalu lintas penerbangan yang terus berlanjut pemulihan pariwisata di Bali masih tertinggal dari Jakarta,” ujarnya. Wisatawan Asing ke Jakarta Terus Bertambah Data JLL mencatat revPAR hotel mewah di Jakarta mengalami peningkatan yang hampir mencapai Rp1,4 juta hingga Agustus 2023, dengan dominasi angka okupansi yang berasal dari tarif rata-rata harian (average daily rate/ADR). Kombinasi kuatnya tingkat hunian, tarif sewa yang lebih tinggi dan naiknya wisatawan internasional, berkontribusi positif pada revPAR tersebut. Dan rePAR Jakarta saat ini sudah lebih tinggi 8% daripada masa sebelum pandemi. “Bertumbuhnya angka wisatawan mancanegara ke Jakarta pada paruh pertama 2023 membuat revPAR hotel mewah melampaui angka revpar pra pandemi, yang disumbang oleh peningkatan signifikan pada angka ADR meningkat 9,9 persen dari 2019,” kata Julien. Hingga Agustus 2023, Jakarta kedatangan 218.680 pelancong internasional dan ini sudah mencapai 87% dari pencapaian Agustus 2019. JLL mengungkapkan sejak Januari 2023, Jakarta sudah kedatangan wisatawan internasional sebanyak 1,3 juta. Ini terutaam didorong oleh wisatawan asal Tingkok yang jadi pemuncak di Agustus lalu.
Januari 2023, Tingkat Hunian Kawasan Nusa Dua Bali Tumbuh 200 Persen
Occupancy rate atau tingkat hunian rata-rata Kawasan The Nusa Dua Bali, pada satu bulan pertama atau Januari 2023, mencapai 64,61 persen. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar kurang lebih 200 persen dibandingkan tingkat hunian rata-rata pada periode Januari 2022, yang hanya sebesar 20,15 persen. Angka ini juga menunjukkan terjaganya okupansi kawasan di atas 60 persen selama 7 bulan berturut-turut, sejak Juli 2022. Sementara Daerah Tujuan Wisata (DTW) Water Blow, Peninsula The Nusa Dua, juga mencatatkan kunjungan mencapai 4.887 orang selama Januari 2023, atau meningkat 77 persen dibanding kunjungan periode Januari 2022 sebanyak 2.765 orang. Seperti diketahui, Nusa Dua Bali adalah kawasan pariwisata yang dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata di Indonesia, General Manager The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita, mengatakan, “Kami senang mengawali tahun 2023 ini, karena kawasan The Nusa Dua mampu menjaga tingkat hunian di atas 60 persen dan menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Kebangkitan sektor pariwisata yang terlihat dari banyaknya wisatawan melakukan perjalanan wisata, memberikan dampak positif ke kawasan kami.” Demikian disampaikan pada rilis resmi, (19/2). Peningkatan kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut, imbuh Ngurah Ardita, juga didorong oleh aneka promo menarik yang disiapkan tenants kawasan, sepanjang periode liburan tahun baru 2023 dan liburan Imlek 2023. Juga beberapa kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) yang mempercayakan arena penyelenggaraannya di kawasan The Nusa Dua. Ngurah Ardita menambahkan bahwa pada Januari ini beberapa event telah sukses diselenggarakan di The Nusa Dua, di antaranya New Year’s Day di Bali Collection, 7thIEEE Global EMC Conference, serta beberapa corporate gathering, gala dinner, dan kegiatan wisuda universitas di Bali. Sementara itu, sepanjang periode 1-12 Februari 2023, okupansi The Nusa Dua telah mencatatkan angka 54,80 persen. Yang mana hal ini karena adanya kegiatan-kegiatan kepariwisataan yang berlangsung di kawasan tersebut, seperti ASEAN Task Force Meeting, ASEAN Finance and Central Bank Deputies Meeting Working Group, dan event musik ‘TULUS Tour Manusia’ yang dihadiri oleh kurang lebih 4.000 penonton. Gelaran konser musik lain juga sudah dijadwalkan pada bulan Maret mendatang, tepatnya di Pulau Peninsula, yaituThank God It’s Festival (TGIF) feat. UNIVLOX pada tanggal 4 Maret 2023 dan Joyland Festival pada tanggal 17-19 Maret 2023. “Melihat semakin meningkatnya kegiatan kepariwisataan saat ini, kami berharap tingkat hunian di kawasan pada bulan-bulan berikutnya dapat mencapai angka yang kami harapkan. Selain tentunya kami terus berupaya untuk meningkatkan standar pelayanan, sehingga para wisatawan merasa aman dan nyaman berkunjung dan menikmati fasilitas di sini. Kami juga mengajak semua tenants di kawasan untuk dapat menyediakan promo-promo menarik bagi wisatawan, serta membuka peluang kerjasama kepada para pelaku pariwisata untuk menggelar acaranya di kawasan The Nusa Dua. Semoga sektor pariwisata semakin bangkit dan memberikan dampak positif bagi kita semua,” tutup Ngurah Ardita.