SIG dan PLN Perkuat Sinergi untuk Akselerasi Transisi Energi
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dan PT PLN (Persero) terus memperkuat sinergi dalam akselerasi transisi energi untuk menuju industri hijau, melalui proses bisnis dan operasional yang rendah karbon. Sinergi BUMN ini menjadi peluang yang sejalan dengan peta jalan keberlanjutan (sustainability roadmap) masing-masing perusahaan, dalam rangka mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia dan mendukung pemerintah mencapai target net zero emission pada 2050. Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari saat mewakili SIG menerima penghargaan sebagai pengguna energi berskala besar di sektor industri pada acara Enterprise Customer Gathering yang diselenggarakan oleh PLN di Jakarta, pada (11/7), mengatakan, SIG dan PLN memiliki kesamaan visi untuk mendorong terciptanya industri hijau melalui penggunaan listrik berbasis EBT. Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi risiko lingkungan dari model industri yang ekstraktif atau bergantung pada sumber daya alam dan mempercepat capaian penurunan emisi karbon. ”Sebagai pengguna energi, relasi antara SIG dengan PLN lebih dari sekadar konsumen dan penyedia jasa, tetapi juga mitra dalam keberlanjutan. SIG dan PLN telah menandatangani nota kesepahaman dalam menghadirkan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan di area operasi SIG pada September 2023 lalu,” kata Reni. Reni juga menambahkan, SIG merupakan pengguna listrik berskala besar dengan tingkat penggunaan energi listrik sekitar 2,9 terawatt hour (TWh) per tahun atau senilai Rp2,9 triliun/tahun. Di sisi lain, SIG memiliki lahan berupa atap bangunan, lahan, dan kolam, yang berpotensi digunakan untuk implementasi panel surya hingga 572 MegaWatt peak (MWp). “Kerja sama dengan PLN dalam pengembangan panel surya, diharapkan dapat meningkatkan porsi penggunaan EBT dan mendukung tercapainya target penurunan intensitas emisi CO2 cakupan 2 sebesar 23,9% dari Baseline 2019 sebagaimana tertuang dalam Sustainability Roadmap 2030 SIG,” papar Reni. baca juga: SIG Tawarkan Bahan Bangunan Rendah Karbon untuk Konstruksi Ramah Lingkungan Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM RI, Tirta Nugraha Mursitama mengapresiasi PLN yang terus menjaga hubungan baik dengan para pelanggannya. Disampaikan pada kesempatan yang sama, Tirta mengatakan dan berharap kerja sama dengan PLN dan berbagai pihak dapat meningkatkan koordinasi dan bahu-membahu mendukung akselerasi transisi energi di Indonesia. “Kami juga sangat terbuka terhadap berbagai inisiatif promosi dalam bersama-sama memfasilitasi investasi end-to-end dalam rangka kemudahan berusaha dan meningkatkan investasi khususnya sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Kita sama-sama berkontribusi ke arah pertumbuhan ekonomi menuju 8 persen,” ungkapnya. Adapun “Enterprise Customer Gathering PLN” merupakan bentuk penghargaan PLN atas kerja sama dengan pelanggan industri yang telah terjalin selama ini. Menurut Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, kontribusi pelanggan sangat besar dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi negara. “Acara ini adalah bentuk apresiasi kami atas dukungan para pelanggan selama ini. Harapan kami, kedekatan antara PLN dan para pelanggan enterprise dapat semakin ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” tutur Dharmawan. Energi Baru Terbarukan Darmawan juga menjelaskan, bahwa demi mendukung energi rendah karbon, PLN juga mengembangkan bisnis beyond kWh di mana PLN tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga layanan internet, fiber optic, dan green services untuk mendukung industri rendah karbon. Sementara itu, tidak hanya dengan lokal, PLN juga terus menjalin kolaborasi tingkat global untuk mengakselerasi transisi energi melalui peningkatan pembangunan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) di tanah air. baca juga: Xurya, Huawei Indonesia & JJ-Lapp Indonesia Kolaborasi Bikin Program Solar Academy Berbagai upaya telah dilakukan PLN, seperti pengembangan pembangkit EBT. Hingga tahun 2023, pengembangan pembangkit telah mencapai 8.786 megawatt (MW). Dengan rincian pembangkit berbasis hidro (PLTA/PLTMH) sebesar 5.777 MW, pembangkit berbasis panas bumi (PLTP) sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari surya (PLTS), angin (PLTB) dan biomassa. Tidak sampai di situ, PLN bersama Pemerintah akan terus meningkatkan bauran energi bersih melalui RUPTL dan RUKN. Targetnya, hingga tahun 2040 kapasitas energi di Indonesia akan ditopang oleh EBT sebesar 75 persen dan gas sebesar 25 persen. Darmawan mengungkapkan, hingga tahun 2040, penambahan kapasitas sebesar 21 Gigawatt (GW) berasal dari pembangkit listrik tenaga gas, 28 GW dari tenaga surya dan angin, 31 GW dari tenaga air dan panas bumi, 2,4 GW dari energi baru lainnya. Untuk mencapai target ambisius tersebut, terang Darmawan, PLN telah meluncurkan skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Lewat skenario ini, PLN akan membangun Green-Enabling Transmission Line untuk mengakomodasi persebaran sumber EBT di pelosok Indonesia.
Bitera, Data Center Teraman di Jakarta Siap Beroperasi
Berlokasi di tengah pusat bisnis Jakarta, di daerah Kuningan, data center Bitera siap beroperasi. Dirancang sebagai pusat data tercanggih, pada Januari 2024, Bitera lolos dari Level 5 commissioning tests atau yang dikenal sebagai Integrated Systems Testing. Tes ini dilakukan oleh Commissioning Agents Inc. (CAI), sebuah agen commissioning data center terkemuka yang berbasis di Amerika Serikat. Menyusul keberhasilannya dari tes tersebut, data center ini sudah bisa melayani klien pada bulan yang sama, namun pengoperasian secara resminya baru akan dilakukan pada akhir Februari 2024. Bitera memiliki sembilan lantai yang impresif, menawarkan kapasitas beban TI kritis sebesar 20 MW. Mencakup 8.600 m2 colocation space, yang dapat mengakomodasi hingga 4.000 rak. Sebagai fasilitas yang sudah bersertifikat Tier-III+, Bitera menjamin memiliki keamanan dan keandalan tingkat tinggi. Pusat data ini juga dilengkapi dengan aneka fasilitas mewah, seperti meeting rooms, ruang-ruang kantor, dan client lounges. Dikelola dengan baik, yang ditunjukkan dengan sudah dimilikinya sertifikat ISO 27001, Uptime Institute TCCD, dan segera mendapat sertifikat TCCF pada bulan Februari ini. Potensi Besar Menurut laporan Structure Research, pada tahun 2022, ekonomi digital Indonesia mencapai 77 miliar dolar AS dan diproyeksi akan terus tumbuh hingga 360 miliar dolar AS. Laporan ini juga menyatakan kalau ada peningkatan tiga kali lipat dalam kapasitas kolokasi di Jakarta, yang diperkirakan akan meningkat dari 152 MW menjadi 463 MW selama 2023-2028. Hal ini menandakan besarnya potensi pusat data untuk mendorong ekonomi digital Indonesia. Wajar kiranya jika CEO Bitera, Tedy Harjanto, mengakatan, “Indonesia, khususnya Jakarta telah berperan penting pada ekonomi digital di kawasan Asia Pasifik.” Sebab itu, imbuhnya, “Keberadaan kami sejalan dengan visi kami untuk mendukung ekonomi digital di Indonesia dan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk menunjang digitalisasi para pebisnis lokal dan institusi keuangan.” baca juga: IKN Kerjasama dengan Finlandia Bikin Smart and Happy City Keberlanjutan lingkungan adalah juga fokus utama kami. Demikian kata Tedy lagi. Untuk itu, Bitera berkomitmen untuk mengimplementasikan penghitungan efisiensi energi untuk mengurangi jejak karbon, sebagai dukungan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions di tahun 2060. “Kami bangga terpilih sebagai commissioning agent untuk pengujian data center ini. Dengan sangat senang kami mengumumkan Bitera telah melewati dengan sukses pengujian 5 levels of commissioning. Tidak hanya memenuhi standar, tapi juga melebihi parameter pengujian yang ketat, memberi jaminan kinerja yang optimal dan andal. Pencapaian ini menunjukkan komitmen Bitera untuk memberikan fasilitas pusat data berkelas dunia,” ujar Director of APAC Data Center Services at CAI Guillaume Berthet. Andal dan Berkelanjutan Bitera merupakan data center yang dibangun khusus dengan Service Level Agreement (SLA) ketersediaan five9s yang dilengkapi dengan delapan lapis akses dan keamanan 24/7/365. Karena itu Bitera mengklaim sebagai data center paling aman di pusat Kota Jakarta. Apalagi didukung oleh pasokan listrik dengan redudansi 2N dari dua gardu induk yang terdiversifikasi. Juga menggunakan peralatan terkini dan mengedepankan standar operasional yang solid. Lokasinya strategis, hanya berjarak 500 meter dari titik-titik pertukaran internet utama di Jakarta. Dengan demikian Bitera dapat menghadirkan beragam pilihan penyedia jaringan dan konektivitas low latency kepada klien untuk melakukan operasi digital dengan lebih efisien. baca juga: Knight Frank: Pasokan Data Center di Jakarta Tumbuh Kedua Tertinggi di Asia Fasilitas ini pun tidak hanya menekankan pada kecepatan, juga pada keberlanjutan. Bitera sudah dilengkapi dengan sistem pendingin yang ramah lingkungan dan sudah mencapai batas karbon netral dengan digunakannya pasokan listrik dari PLN dengan Renewable Energy Certificates (RECs). Bitera adalah afiliasi dari MMS Group Indonesia, sebuah perusahaan manajemen aset berkelanjutan ternama di sektor energi dan properti yang telah hadir hampir 20 tahun di Indonesia. MMS Group Indonesia mendukung transisi energi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan, serta pengembangan sektor digital di Indonesia, dan sudah meraih berbagai penghargaan bergengsi, terkait transisi energi berkelanjutan.
PLN dan Masdar Akan Naikkan Kapasitas PLTS Terapung Cirata 3 Kali Lipat
PLN dan Masdar diketahui sudah membangun pembangkit listrik tenaga Surya (PLTS) Terapung, dan digadang-gadang akan menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara. PLTS Terapung tersebut di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dan berkapasitas 145 megawatt (MWac)–192MW pada waktu puncak. PLTS ini sudah diresmikan pada November lalu oleh Presiden RI Joko Widodo, dan akan menjadi sumber listrik bagi 50.000 rumah. Daya energi yang dihasilkan ini mampu menggantikan 214 ribu ton emisi karbon per tahunnya. Tidak cukup dengan itu, kedua perusahaan ini bersepakat untuk menaikkan kapasitas PLTS Cirata hingga tiga kali lipat, menjadi 500MW. Peningkatan ini menyusul sudah didapatnya ijin dari Kemenpupr untuk menggunakan 20% permukaan waduk tersebut untuk “ditutupi” oleh panel Surya. Prosesi penandatanganan kolaborasi tersebut sudah dilakukan di Dubai, 3 Desember 2023. Kolaborasi ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan pada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Conference of the Parties (COP) ke 28 di Dubai yang sedang berlangsung pada tanggal 30 November hingga 12 Desember 2023. Hadir pada prosesi ini adalah HE Suhail Al Mazrouei, Menteri Energi dan Infrastruktur UEA, juga HE Abdulla Al Dhaheri, Dutabesar UEA untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste. Adapun kerjasama ini ditandatangani oleh Chief Executive Officer Masdar Mohamed Jameel Al Ramahi, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah. Hidrogen Hijau Kolaborasi ini adalah bagian dari 13 kerja sama global yang akan ditandatangani PLN pada acara tersebut, guna mendukung upaya percepatan transisi energi di tanah air. “Ini adalah perubahan iklim global, merupakan tantangan global, merupakan masalah global, hal ini tidak dapat diatasi secara lokal, tapi harus ditangani secara global. Oleh karena itu dalam momen penting ini, kami merajut 13 kolaborasi global yang bisa menjadi landasan kuat PLN dalam mencapai transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan,” ucap Darmawan Prasodjo, seperti disampaikan pada rilis dari PLN, (29/12). Perusahaan produsen energi terbarukan asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) itu juga akan mengekslopor peluang mengembangan hidrogen hijau, sebagai sumber energi masa depan, di Indonesia. Pengembangan hidrogen hijau tersebut akan digunakan untuk mendekarbonisasi industri yang sulit melakukan pengurang, seperti industri baja, konstruksi, transportasi dan penerbangan. Menurut Masdar, dengan sumber daya tenaga Surya yang melimpah, UEA dan Indonesia berada pada posisi utama untuk menjadi pusat produksi hidrogen ramah lingkungan. Kedua negara mempunyai target net-zero yang tinggi dan akan didukung oleh kerja sama antara Masdar dan PLN ini. baca juga: Sinar Mas Land Dirikan Biomedical Campus di BSD City Dengan Konsep Smart Hemat Lahan Mohamed Jameel Al Ramahi, menyatakan, “Masdar berharap dapat memperluas kerja sama pengembangan energi bersih dengan PLN. Proyek Cirata memperlihatkan bagaimana inovasi dapat digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan sekaligus. Pembangkit ini tidak saja menjadi sumber listrik pada rumah-rumah dan mengurangi emisi, juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi penggunaan lahan karena dibangun di atas air. Saat dunia mencari solusi mendesak terhadap krisis iklim di COP28, kita memerlukan lebih banyak proyek cerdas, seperti PLTS Cirata.” Selain itu, air mampu menjadi pendingin perangkat panel, yang akan memperbaiki tingkat efisiensi panel tersebut dan mengurangi penguapan, juga menghemat penggunaan air yang dapat digunakan untuk pemanfaatan lain. baca juga: PLN Icon Plus Bangun PLTS Atap 3,5 MWp di 4 Pabrik CJ Feed & Care Dengan perekonomian yang kuat dan sumber daya terbarukan yang melimpah, Asia Tenggara akan menjadi tujuan investasi utama bagi Masdar. Karena itu, menurut Ramahi, “Melalui kerja sama yang lebih erat dengan PLN, kami akan terus memelopori inovasi di bidang tenaga surya, hidrogen hijau, dan bidang-bidang penting lainnya untuk mendukung transisi energi di kawasan ini.” Pihak Masdar juga mengungkapkan, pada Februari lalu, perusahaan ini sudah berinvestasi di sektor geotermal di Indonesia, dan sudah bekerja sama dengan Pertamina Geothermal Energy. Berdiri pada 2006, Masdar sudah mengembangan proyek energi terbarukan di 40 negara. Perusahaan ini dimiliki bersama oleh Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), Mubadala Investment Company (Mubadala), dan Abu Dhabi National Energy Company (TAQA). Masdar menargetkan memiliki portofolio proyek energi terbarukan dengan kapasitas paling sedikit sebesar 100 gigawatts (GW), dan produksi hidrogen hijau berkapasitas 1 juta ton sebelum tahun 2030.
5 Arsitek Indonesia Juarai Lomba Desain OGRA 2023 Asia
Onduline Green Roof Awards (OGRA) 2023 Asia mencapai puncaknya, dengan mengumumkan lima pemenang utama, yang semuanya diraih oleh arsitek Indonesia. Mereka adalah Tobias Kea Suksmalana dengan karyanya bertajuk The Green Passage (Juara 1), Tidak ada Juara 3, Juara 2 dimenangi oleh dua arsitek, yakni Prayoga Arya dengan karyanya Jaro Ngaso (Juara 2) dan Sahlan dengan karyanya Mahawa-The Breathing House. Adapun Juara 4 dan 5 masing-masing diraih oleh Dwi Nurul Ilmih dengan karya yang diberi label Tropicool Roof dan Partogi dengan karyanya Padi Dhara. Kelimanya menjadi representasi karya terbaik di antara lebih dari 700 peserta yang berpartisipasi sejak dibukanya pendaftaran pada 4 April 2023 lalu. Kompetisi terbuka untuk arsitek perorangan dan proyek, desainer, pengembang properti dan pelaksana konstruksi yang ingin membuat perubahan besar dan inovatif di dunia arsitektur Asia. Gelaran ini dihelat Onduline berkolaborasi dengan sejumlah asosiasi yaitu Green Building Council Indonesia (GBCI), Philippines Green Building Council, Malaysia Green Building Council dan Indian Green Building Council. Kompetisi dua tahunan ini sebagai apresiasi produsen penutup atap berbahan bitumen tersebut untuk proyek konstruksi dan desain berkelanjutan (sustainable). Ditujukan untuk mendorong pengembangan properti berkelanjutan, sekaligus memberikan panduan kepada konsumen dalam memilih material ramah alam. Ini adalah sayembara OGRA keenam kalinya sepanjang 10 tahun terakhir dan pada tahun ini pertama kalinya diselenggarakan di tingkat Asia, yang mencakup Indonesia, India, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. baca juga: SIG Raih Peringkat Emas pada Ajang SNI Award 2023 OGRA 2023 mengusung tema “Tropical Passive Roof Design for Low Energy Houses”. Tema ini menjadi keunikan sekaligus tantangan bagi para peserta professional, untuk mengimajinasikan kembali hunian ideal, dengan menempatkan kenyamanan tata cahaya dan udara, serta dekor keseluruhan interior-eksterior, sebagai kesatuan yang padu dalam fungsional sebuah ruang. “Tahun ini kami mengangkat tema kompetisi cukup sulit dan tidak familiar. Umumnya kompetisi desain dan arsitektur itu fokus pada looks, artistik dan dekorasi, namun pada kompetisi OGRA 2023 ASIA ini ada kriteria nilai tambah, yaitu fungsi. Bagaimana desain bangunan tersebut cocok diaplikasikan untuk daerah tropis, baik yang bisa dihuni atau tidak. Kompetisi ini bukan sekadar sayembara, tetapi berharap ada value dan dampak terhadap hidup manusia karena hampir 80 persen hidup kita berada dalam bangunan,” papar Ketua Sayembara OGRA 2023 ASIA, Reissa Siregar, dalam acara pengumuman pemenang OGRA 2023 ASIA, Tangerang, (29/11). Minim Jejak Karbon Penilaian proyek berdasarkan sejumlah kriteria yang dianggap paling mempengaruhi keberlanjutan sebuah bangunan dan kehidupan manusia di dalamnya. Yaitu, perancangan rumah tinggal yang berorientasi passive design dan clean energy, yaitu rancang bangun yang responsif terhadap iklim lokal dan memanfaatkan energi alternatif yang berasal dari energi terbarukan untuk mengurangi beban biaya energi dan dapat mendinginkan bangunan, serta penggunaan material yang bersifat renewable/reuse/ISO 14001 (environmental friendly material). Karya Tobias dinilai unggul daripada karya peserta lain, karena arsitek lulusan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta ini mengombinasikan massa bangunan dan detail arsitektur secara seksama untuk memastikan adanya ventilasi silang di dalam rumah. Sentuhan material kayu bekas pada struktur tiang dan atap rumah tak hanya melugaskan kesan rumah adat masa lampau, namun juga menghadirkan sirkulasi udara yang baik dan menciptakan privasi penghuni. “Dengan menggunakan material kayu bekas tersebut kita dapat menghemat sekitar 50-70% biaya material kayu. Genteng tanah liat bekas juga bisa dikreasikan sebagai finishing lantai. Selain dari aspek biaya, penggunaan material ini juga merupakan upaya pengurangan emisi karbon,” jelasnya atas karyanya yang berlokasi di Kampung Laweyan, Solo. Tobias juga mendesain lantai loteng pada area atap sebagai instalasi pengolahan air hujan. Air hujan yang ditampung melalui talang atap akan disaring terlebih dahulu sebelum disimpan dan digunakan. “Air hujan yang telah diolah bisa digunakan untuk berkebun dan memasok air ke kolam ikan. Kelebihan air dialirkan ke sumur resapan dan sistem drainase prancis yang terletak di sekeliling bangunan,” imbuhnya. Solusi yang Mudah Diterapkan Tahun ini dewan juri beranggotakan Director Onduline Asia Pacific Olivier Guilluy, Ketua GBCI Iwan Prijanto, Prinsipal Archimetric Architect Ivan Priatman, serta Arsitek dan Perencana Kota asal Filipina Felino ‘Jun’ Palafox Jr. Menurut Olivier Guilluy, peserta dari Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan perbaikan mutu dan terbukti bisa menyabet seluruh podium penghargaan kali ini. Hal senada pun dicampaikan Country Director Onduline Indonesia, Esther Pane, “Mereka menawarkan solusi visioner terhadap cara kita membangun.” Esther menambahkan, “Arsitek dan profesi arsitektur lainnya merupakan bagian penting untuk pertumbuhan bisnis kami. Mereka sangat memahami komitmen kami mengenai bangunan dan material ramah lingkungan yang membawa dampak positif terhadap bumi. Tujuan akhir kompetisi ini bukan award melainkan membangun dunia lebih baik. Maka dari itu, kami memilih karya desain bangunan yang memihak pada alam dan manusia, dengan tetap mempertahankan sisi estetiknya.” baca juga: Bahan Bangunan Indonesia Diakui Dunia, Raup Transaksi Rp240,6 Miliar di Saudi Build 2023 Iwan Prijanto menyatakan, penilaian karya sangat mempertimbangkan potensi rancang atap yang mudah diterapkan, selain memenuhi kriteria sehat, nyaman, estetik dan ramah lingkungan. Menurutnya, sudah semestinya para arsitek dan desainer Indonesia melahirkan solusi perancangan yang bisa menunjukkan kecerdasan, khususnya dalam menggunakan dan mengelola sumber daya. “Ide yang terlahir dari seluruh peserta OGRA ini diharapkan dapat menjadi pilihan solusi untuk mewujudkan Net Zero Healthy Building yang efektif, sehingga mampu mengurangi laju pertumbuhan emisi karbon ke lingkungan,” pungkasnya. Hal serupa disampaikan Ivan Priatman bahwa mentransformasi peradaban Indonesia menuju pembangunan yang hemat energi dan berdampak rendah adalah sebuah keniscayaan. Manifestasinya bisa dimulai dari pengendalian diri konsumsi energi dilanjutkan dengan pemanfaatan metode dan teknologi efisensi energi dan memaksimalkan penggunaan renewable energy. Sementara itu, Felino ‘Jun’ Palafox Jr menandaskan, “Karya yang masuk sangat beragam. Potensinya luar biasa. Artinya lomba desain OGRA ini sudah memberikan ruang bagi karya inovatif dan kreatif profesional arsitek yang konsen dengan bangunan respek terhadap green architecture.
Unilever Pasang Panel Surya Terbesar di Pabriknya di Jababeka, Bekasi
Sebagai salah satu upaya pencapaian Climate Transition Action Plan (CTAP) di Indonesia, PT Unilever Indonesia, Tbk. baru saja meresmikan proyek instalasi panel surya pada pabrik Beauty & Wellbeing dan Nutrition yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Berkapasitas 2,5 MWp, menjadikannya salah satu instalasi panel surya yang terbesar di Jababeka. Dalam sambutannya, Yudho Dwinanda Priaadi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI menyampaikan, “Pemerintah berkomitmen kuat untuk berkontribusi menangani isu perubahan iklim melalui berbagai langkah dan kebijakan.” Demikian, dikutip dari keterangan pers, Jakarta, (9/8). Pertama, menaikkan target pengurangan emisi dengan usaha sendiri menjadi 31,89%, dan dengan bantuan internasional menjadi 43,2% pada 2030. Kedua, menetapkan target mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, atau lebih cepat. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan mengimplementasikan energi terbarukan, yang ditargetkan mencapai 23% pada bauran energi nasional tahun 2025. Prioritas yang dikedepankan antara lain adalah mengakselerasi pemanfaatan energi surya, dimana kontribusi dari semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk dari sektor industrial sebagai pengguna 31% dari total konsumsi energi nasional. Pemanfaatan panel surya adalah solusi optimal bagi sektor industri yang menggunakan energi dalam jumlah tinggi dan intensif, selain mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, dan berkontribusi pada langkah transisi menuju energi terbarukan. Untuk itu, “Pemerintah mengapresiasi PT Unilever Indonesia, Tbk. yang telah menjadi bagian dari upaya bersama untuk mendorong penggunaan energi terbarukan dan membantu menekan jejak karbon dengan inovasi dan kolaborasi, melalui instalasi panel surya berkapasitas 2,5 MWp ini. Semoga kesuksesan pembangunan panel surya ini akan memberikan manfaat yang optimal dan menjadi role model bagi pemain industri lainnya,” tandas Yudho Sementara itu Ira Noviarti, Presiden Direktur Unilever Indonesia menegaskan kembali komitmen Unilever untuk mendukung penuh agenda pemerintah dalam hal energi terbarukan dan target Net Zero Emission. “Tantangan perubahan iklim memerlukan keterlibatan semua pihak. Sebagai perusahaan yang telah beroperasi di Tanah Air selama hampir 90 tahun, Unilever Indonesia senantiasa mengambil aksi nyata melalui serangkaian program di bawah strategi global ‘The Unilever Compass’ yang pilar pertamanya adalah membangun planet yang lebih lestari,” katanya. Milestone Perusahaan Peralihan ke energi surya sebagai sumber energi bersih, terutama di pabrik-pabrik Unilever, adalah salah satu langkah konkret untuk memastikan bahwa perusahaan ini mampu berkontribusi mengurangi emisi secara signifikan. “Diprediksi, pemasangan panel surya pada dua pabrik kami akan mampu menekan emisi CO2 hingga 1.500 ton per tahun, setara dengan penanaman 20.000 pohon,” ungkap Ira. Adapun inisiatif tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Unilever Climate Transition Action Plan (CTAP), yaitu serangkaian target yang dirancang Unilever secara global sejak 2021. Yang dimaksudkan untuk mewujudkan peta jalan pengurangan emisi yang sejalan dengan ambisi Perjanjian Paris 2015, untuk menahan kenaikan rata-rata suhu bumi agar tidak melewati ambang batas 1,5 derajat Celcius. CTAP telah menetapkan langkah-langkah Perusahaan untuk mengurangi emisi menjadi nol dalam operasinya pada 2030 dan menjadi nol bersih di seluruh rantai nilainya pada 2039. Dengan kapasitas 2,5 MWp, panel surya yang akan diinstalasi bekerja sama dengan Cikarang Listrindo ini merupakan salah satu yang terbesar di Jababeka. Selain dari panel surya, Perusahaan juga mendapatkan pasokan listrik ramah lingkungan dari Renewable Energy Certificates (REC), yang diperoleh dari pembangkit listrik terbarukan di luar wilayah operasinya untuk memenuhi kebutuhan listrik jaringannya. Selain menekan emisi, pemasangan panel surya ini juga ikut mendukung upaya efisiensi yang terus dilakukan Unilever Indonesia, di sisi operasional. Di tengah harga komoditas yang masih fluktuatif, utamanya gas alam sebagai salah satu bahan utama pembangkit listrik, listrik yang diperoleh dari panel surya akan berpotensi untuk menghemat biaya. “Ini adalah milestone penting bagi Unilever Indonesia dalam upaya berkelanjutan untuk mengurangi jejak lingkungan dengan mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan di seluruh rantai nilai Perusahaan. Semoga akan lebih banyak perusahaan bergabung dalam upaya yang sama, sehingga secara kolektif kita dapat menciptakan iklim perindustrian yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” tutup Ira. Rekam Jejak 90 Tahun PT Unilever Indonesia, Tbk. akan berusia 90 tahun di bulan Desember ini. Sebagai salah satu pemasok terbesar produk kecantikan dan perawatan tubuh, kebersihan rumah tangga, serta makanan dan minuman, produknya sudah digunakan oleh 2,5 miliar orang, setiap harinya di lebih dari 190 negara. Di Indonesia, perusahaan yang sudah ‘go public’ sejak tahun 1982 ini, memiliki lebih dari 4,000 karyawan dan sembilan pabrik yang berada di Cikarang dan Rungkut. Hingga tanggal 30 Juni 2023, penjualan bersih Unilever Indonesia mencapai Rp20,3 triliun, terdiri dari penjualan HPC dan F&R masing-masing sebesar Rp13,3 triliun dan Rp7 triliun. Sedangkan laba bersih Perseroan mencapai Rp2,8 triliun. Memiliki sejarah panjang, rekam jejaknya dimulai dari pendiri Unilever, William Lever, yang 100 tahun yang lalu memperkenallkan sabun pertama yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, yaitu sabun Sunlight.
Ariston Indonesia Dorong Penggunaan Pemanas Air Dengan Energi Terbarukan
Dunia yang lebih berkelanjutan dimulai dari rumah. Untuk itu Ariston berkomitmen untuk memberikan solusi yang sangat efisien dan terbarukan untuk kebutuhan pemanas air di rumah. Dengan dasar itulah, kini Ariston menghadirkan rangkaian produk yang menggunakan renewable energy atau energi terbarui pada pemanas air heat pump-nya. Untuk kebutuhan domestik, yaitu Ariston Lydos dan Ariston Nuos, adapun untuk kebutuhan komersial, berlabel Ariston AR Series. “Inovasi terbesar biasanya tersembunyi di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya udara yang kaya akan panas dan merupakan energi yang akan terus-menerus ada dan terbarukan. Produk heat pump kami telah berhasil mengekstraksi energi bersih ini dari udara dan menggunakannya untuk memanaskan air,” kata David Karlowee, Marketing Director Ariston Indonesia. Seperti disampaikan kepada media, pada pengenalan produk tersebut di acara IndoBuildTech Expo 2023, yang berlangsung pada awal Juli 2023. Ariston Lydis Hybrid adalah pemanas air elektrik dengan tangki penyimpanan yang menawarkan penghematan energi 50% lebih besar dibandingkan dengan perangkat pemanas air yang paling efisien di kelas B. Dilengkapi dengan Hybrid Intelligence terbaru dan eksklusif, yang menggabungkan listrik dan energi pompa panas yang efisien untuk beradaptasi dengan kebiasaan penggunanya. Selain produk-produk tersebut, Ariston juga memperkenalkan kembali rangkaian pemanas air tenaga surya atau solar, melalui rangkaian Ariston Kairos Series. Semuanya ditampilkan sesuai dengan tema yang diangkatnya pada pameran arsitektur dan bahan bangunan tersebut, yakni “Forward”. Dengan tema tersebut, menunjukkan Ariston turut serta secara aktif dalam gerakan besar untuk mendorong perubahan nyata yang berdampak positif pada semua sektor menuju pembangunan infrastruktur yang maju. Oleh karena itu, pada pameran tersebut, Ariston Indonesia menampilkan jajaran produk pemanas air terbaru dan terlengkap–Ariston Water Heater Complete Range–mulai dari pemanas air listrik, gas, pemanas air bertenaga solar, hingga produk heat pump untuk kapasitas yang lebih besar. Salah satu produk dalam rangkaian tersebut adalah Ariston Nuos Plus Wifi, salah satu pemanas air heat pump domestik yang bisa menjadi bagian dari smart home. Produk ini dilansir tiga tahun yang lalu, untuk membantu penggunanya dalam mengefisiensikan penggunaan listrik. Disematkannya fitur wifi memungkinkan pengguna untuk dapat sepenuhnya mengatur Nuos Plus Wifi dari jarak jauh dengan smartphone. Bahkan saat sedang bepergian pun bisa, melalui aplikasi Aqua Ariston Net, memberikan kontrol penuh. Produk lain yang juga diangkat adalah pemanas air bertenaga sinar Matahari, Ariston Kairos Thermo DR-2 dan Ariston Kairos Thermo HF. Semua pemanas air bertenaga surya ini sudah dilengkapi dengan teknologi terbaru, yakni permukaan kaca prismatik yang dapat memaksimalkan penyerapan energi matahari. Insulasi pada tangki juga ditambah untuk menjamin penyimpanan air panas yang tahan lama. Mengedepankan fitur keamanan yang lengkap, meskipun mengusung teknologi yang berbeda-beda, tiap produk Ariston sudah dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan, mulai dari ELCB Safety System yang bekerja secara otomatis memutus aliran listrik ketika terjadi arus pendek, hingga scalding prevention yang menjaga keamanan suhu maksimal air panas yang dihasilkan. David menyatakan, “Kami menyadari bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum yakin untuk menggunakan pemanas air karena isu keamanannya. Namun bagi Ariston, fitur keamanan adalah hal utama yang diuji coba sebelum produk dipasarkan. Hal ini tentu saja untuk memastikan bahwa produk yang sampai ke customer mampu memberi kenyamanan yang sustainable.” “Inovasi-inovasi yang Ariston hadirkan tentunya untuk terus menyediakan kenyamanan berkelanjutan bagi pelanggan dan memberikan perubahan nyata terhadap pembangunan infrastruktur yang kian berkembang,” tutup David. Ariston adalah merek internasional paling terkemuka dari Ariston Thermo Group. Diperkenalkan di Fabriano, Italia pada tahun 1960, Ariston sekarang menjadi pemimpin global di sektor pemanas dan pemanas air. Ariston menghadirkan kenyamanan kepada jutaan rumah keluarga di dunia setiap hari, menyediakan produk berkualitas tinggi, yang dicirikan oleh kinerja canggih, kualitas berkelanjutan, dan gaya Italia yang ikonik.
Telkom Group Bangun Hyperscale Data Center Terbesar Kedua di Batam
Dalam rangka memperkuat posisi sebagai pemain utama bisnis data center di regional, Telkom Group sedang membangun sebuah Hyperscale Data Center (HDC) baru di Kabil Industrial Estate, Batam. Prosesi peletakkan batu pertamanya sudah dilaksanakan oleh Wakil Menteri BUMN II RI, Kartika Wirjoatmodjo bersama Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, Direktur Wholesale & International Service Telkom Bogi Witjaksono dan Direktur Utama NeutraDC Andreuw ThAF, (21/12). HDC Batam akan menjadi data center berkapasitas terbesar kedua dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom). Sekaligus bisnis data center kelima yang akan dikelola langsung oleh PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), anak usaha Telkom, dengan portofolio bisnis Hyperscale Data Center Cikarang dan Data Center Sentul, Serpong, Surabaya (3S DC). HDC Batam tak hanya akan melayani berbagai kebutuhan bisnis di Indonesia, namun juga dapat menangkap potensi limpahan permintaan (spillover) dari negara lain. Apalagi pertumbuhan permintaan layanan data center sampai dengan tahun 2030 dari segment Enterprise, Digital Native Business dan Cloud Service Provider diperkirakan sangat eksponensial, baik di pasar domestik maupun regional, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akses konten. Seperti dinyatakan oleh Ririek, “Bisnis data center adalah bisnis yang diproyeksi sangat potensial ke depannya, seiring dengan tingginya permintaan saat ini. HDC Batam diharapkan dapat menangkap potensi spillover demand yang berasal dari Singapura dan sekitarnya, selain juga untuk memenuhi kebutuhan domestik di Indonesia. Hal ini akan memperkuat positioning TelkomGroup di bisnis data center regional yang sejalan dengan fokus perusahaan untuk value creation yang optimal pada strategi utama Five Bold Moves, terutama data center.” Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi inisiatif TelkomGroup ini. “Pembangunan HDC Batam ini merupakan langkah strategis yang kami yakini dapat melayani pasar domestik dan regional, khususnya pasar di Singapura. Hal ini juga sejalan dengan upaya untuk mengakselerasi transformasi digital dan mengubah seluruh BUMN menjadi perusahaan yang lebih digital native.” HDC Batam dibangun di atas lahan seluas 8 Ha, dengan total tiga Campus berstandar world class data center dengan total kapasitas IT load 51MW, menggunakan energi yang terbarukan (renewable energy), ramah lingkungan dan mengadopsi system multi-tier. Pada tahap awal, dimulai dengan IT load sekitar 20 MW dan secara akan meningkat secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan. HDC Batam akan menyediakan layanan yang dinamis dengan sistem modular yang dilengkapi dengan Building Management System, yang memungkinkan pelanggan untuk memilih berbagai layanan dengan variasi tier yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. “Dengan potensi demand yang sangat besar, menjadi momen yang tepat bagi Telkom untuk mengakselerasi bisnisnya di Data Center dan memaksimalkan performansinya. Selain itu kemitraan strategis dengan perusahaan besar internasional juga akan mendukung langkah transformasi TelkomGroup untuk value creation yang optimal ke depan,” ujar Bogi. Andreuw ThAF menerangkan, terkait pengembangan bisnis data center serta memberikan nilai tambah di bisnis ini dan untuk lebih meningkatkan ekosistem data center Telkom Group, NeutraDC melakukan inisiasi kerja sama strategis bersama ST Dynamo Holdings (anak perusahaan dari Singapore Telecommunications (Singtel) dan PT Medco Power Indonesia (perusahaan penyedia renewable energy). Kesepakatan kerjasama tersebut tertuang pada Head of Agreement (HOA) yang prosesi penanda-tanganannya bersamaan dengan peresmian pembangunan HDC Batam. Keberadaaan HDC Batam akan melengkapi ekosistem digital yang dimiliki TelkomGroup sebelumnya, seperti data center di Cikarang, 3S DC, dan Regional DC yang berada di Singapura dan Hong Kong, serta edge data center yang tersebar di seluruh Indonesia. Ekosistem data center tersebut didukung oleh ekosistem kabel laut TelkomGroup seperti Batam Singapore Cable System (BSCS), Indonesia Global Gateway (IGG) dan proyek pembangunan kabel laut yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Posisi strategis HDC Batam memiliki peran penting sebagai connectivity hub regional selain domestik dan internasional. Pengembangan bisnis data center TelkomGroup di Batam nantinya siap mendukung rencana jangka panjang pengembangan bisnis data center NeutraDC dan meningkatkan competitive advantage bisnis data center TelkomGroup.