One Global Capital: Berinvestasi Bukan Sekadar Intuisi, Tapi Perlu Strategi
“Kita harus memahami, bahwa nilai properti naik-turun. Oleh sebab itu, sangat penting untuk melakukan investasi properti dengan rasio utang rendah yang sangat konservatif, karena investasi dengan rasio utang tinggi, cenderung menjebak Anda ke dalam kesalahan,” kata Iwan Sunito, CEO dan Founder One Global Capital, melalui rilis yang disampaikan (5/11). Pemimpin perusahaan investasi yang berbasis di Sydney, Australia itu menerangkan bahwa investasi properti bukanlah kegiatan yang mengandalkan intuisi semata. Namun lebih kepada melakukan akuisisi lahan secara strategis, mampu meramal masa depan dengan mengetahui pola pembangunan perkotaan, memprediksi pergerakan manusia, perencanaan kota, dan rezonasi. Gabungan semua itulah yang menjadi menjadi salah satu kunci sukses dirinya menjadi salah satu pengembang besar di Negara Kangguru sana. Iwan mencontohkan investasi yang sudah dilakukannya di Five Dock, kawasan pinggiran Kota Sydney, menggandeng beberapa koleganya, invetasinya telah membuahkan hasil. “Pada 20 tahun lalu, saat kami mengakuisisi lahan di Five Dock, harganya masih AU $15 juta, saat ini berdasarkan valuasi terbaru, nilai lahan tersebut sudah melonjak menjadi AU $110 juta,” ucapnya. Menurutnya, rezonasi atau rencana pembangunan berdensitas tinggi oleh pemerintah negara bagian New South Wales di Five Dock, turut berperan dalam lonjakan harga yang terjadi di kawasan ini. Hal lain yang patut diingat, menurut Iwan, adalah bahwa properti memiliki siklus dan kita tidak dapat memprediksi siklus tersebut. “Untuk itu, ada tiga hal yang selalu kami lakukan, yaitu: membeli dengan baik, menambah nilai jual, dan menjualnya dengan baik,” tuturnya. “Anda tidak menghasilkan uang dengan menjual, namun Anda menghasilkan uang dengan membeli. Jadi, Anda harus pastikan bahwa Anda membeli dengan sangat baik,” kata Iwan berbagi cerita. One Global Capital Fund Terkait dengan strategi dalam berinvestasi, Iwan baru saja meluncurkan One Global Capital Fund Management Platform. Setelah berhasil mendapat lisensi wholesales pada Kuartal IV 2024, One Global Capital diizinkan untuk menawarkan produk investasi kepada sekelompok investor terpilih yang dianggap memilik visi dan misi yang sama. “Kami berencana untuk meluncurkan penawaran berikutnya di pasar dalam beberapa pekan ke depan dengan harga yang menarik,” ungkap Iwan. Sebelumnya, telah dilakukan penawaran perdana saham One Global Retail. baca juga: One Global Capital Akuisisi Pusat Belanja di Sydney Senilai Rp 215 Miliar Menyadari bahwa setiap investasi memiliki risiko dan ada masa pasang juga surut, pihaknya ingin bisa menjaga agar investasi para investornya tetap aman. Untuk itu, One Global Capital Fund Management Platform menggandeng mantan CEO Land Lease menjadi anggota dewan direksinya, demi memastikan tata kelola perusahaan ditetapkan dengan baik.” Saya ingin memastikan sistem pemeriksaan dan keseimbangan yang tepat, transparansi, dan yang terpenting, perlindungan atas para investor sebagai prioritas utama kami,” paparnya. Iwan menargetkan One Global Capital Fund Management Paltform akan menjadi yang terbesar di Sydney dalam beberapa tahun mendatang. Pihaknya pun sudah memiliki rencana untuk mengakuisisi beberapa aset Crown Group lain, yang ikut dikembangkan dirinya. Ajak Investor Indonesia Go Global “Kita melihat, pada tahun 1960-an terjadi gelombang imigran dari Lebanon dan Vietnam ke Australia, kemudian gelombang investasi dari Hong Kong ke Australia pada tahun 1996. Saya juga melihat gelombang investasi Korea ke Australia dan saat ini gelombang imigran dari China ke Australia terjadi sejalan dengan semakin makmurnya negara tersebut,” papar Iwan. Optimistis dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Iwan, sudah saatnya Indonesia belajar cara tumbuh secara global. “Mungkin ini akan menjadi proses belajar yang terlambat, tetapi setidaknya kita sudah memulainya,” tukasnya. Nilai investasi Indonesia ke Australia menurutnya terus tumbuh. Saat ini investasi Indonesia ke Negeri Kangguru sebesar AUD2 miliar per tahun, atau dua kali lipat dari investasi Australia ke Indonesia. “Visi kami di One Global Capital adalah sebagai jembatan investasi Indonesia ke luar negeri, terutama ke Sydney, di mana kami mempunyai kekuatan dan track record selama lebih dari dua dekade. Dan Jika saya bisa menjadi bagian dari pertumbuhan Indonesia menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia, saya akan merasa sangat bangga dan terhormat,” tutup Iwan.
Duo Award 2024, JMN Beri 79 Penghargaan, Salah Satunya Kepada Presiden Jokowi
Sebagai pelopor penghargaan pada industri properti dan keuangan, konsistensi Journalist Media Network dalam menggelar acara pemberian penghargaan kepada para tokoh, pejabat, kepala daerah pengusaha properti serta bankir papan atas, kembali terbukti. Pengelola Majalah Property&Bank, Majalah MyHome serta jaringan media berbasis digital, Journalist Media Network (JMN) untuk ke-3 kalinya, kembali menggelar Duo Awards, malam penghargaan yang ditunggu banyak pengembang, pelaku industri keuangan dan building material, serta para tokoh-tokoh inspiratif. Memasuki usia ke-20 tahun (Dua Dekade), JMN terus melakukan berbagai inovasi dan kreativitas di semua lini pengembangan media dan penyelenggaraan penghargaan bagi tokoh-tokoh berpengaruh, pejabat yang peduli, pengusaha yang berintegritas, asosiasi pendukung serta para profesional keuangan dan bankir yang terbukti memiliki prestasi terbaik di bidangnya. Pada gelaran IPBA ke-18 dan IMHA ke-7 kali yang digelar pada Senin 20 Mei 2024 di Hotel Raffles, Ciputra Wolrd, Jakarta ini, JMN memberikan penghargaan tertinggi kepada Presiden RI Joko Widodo, sebagai Bapak Pembangunan Desa dan Infrastrktur. Tim Redaksi dan Dewan Juri sepakat memberikan penghargaan ini setelah menilai, Presiden RI Joko Widodo berhasil melakukan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok tanah air, tidak hanya berpusat di Pulau Jawa saja. Antara lain melalui kebijakan penggelontoran dana desa yang sangat besar, lalu pemindahan Ibukota negara ke Nusantara di Kalimantan Timur serta pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, kereta cepat, bandar udara, pelabuhan dan infrastruktur lainnya. Di mana hal itu membuat banyak kawasan di pedesaan/pinggiran yang semula terbelakang dan terisolasi bakal menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. “Pada pelaksanaan Indonesia Property&Bank Award ke-X tahun 2010 lalu, kami memberikan penghargaan kepada Bapak Jokowi sebagai Walikota Terbaik, saat beliau menjabat sebagai Walikota Solo. Kala itu beliau hadir untuk menerima penghargaan. Dan kali ini beliau membuktikan, menjadi Presiden RI untuk dua periode dan memang yang terbaik dengan segala karya monumentalnya,” kata Indra Utama, CEO Journalist Media Network. Lebih lanjut Indra Utama memaparkan, dalam hal mengatasi kesenjangan pembangunan, Joko WIdodo adalah Presiden RI pertama yang berhasil mewujudkan rencana pemindahan Ibukota Negara yang progresnya luar biasa cepat, dan pada 17 Agustus 2024 mendatang perayaan Hari Kemerdekaan akan digelar di Ibu Kota Nusantara. Pembangunan IKN selain bentuk pemerataan pembangunan dan mewujudkan sebuah kota yang modern, futuristik dan berprinsip berkelanjutan, tentunya menjadi kebanggaan bangsa yang akan terus dirasakan manfaatnya bagi negara dan rakyat Indonesia. Sejak tahun 2022 sampai 2024 menurut Menteri Keuangan, telah dikucurkan dana senilai Rp 71,8 triliun (4,6 miliar dolar AS). “Pemindahan Ibukota Negara adalah bentuk nyata dari membangun dari pinggiran/desa, sambil menata kota, sesuai motto Bapednas, Membangun Desa Menata Kota,” ungkap Indra yang juga Ketua Umum DPP Abpednas (Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional). JMN juga memberikan penghargaan kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kelapa Badan Pertanahan Nasional, Menteri Perdagangan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Juga Kepala Daerah, pejabat di Kejaksaan Agung, Kepala Badan Otorita IKN yang dinilai mampu mempercepat terwujudnya program pemerintah, terkait pendapatan negara dan percepatan pembangunan IKN. “Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi dan penghargaan kami, serta optimisme industri properti dan keuangan dalam menyambut keberlanjutan dan terbentuknya pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka, khususnya pada program pembangunan 3 juta rumah,” tegas Indra Utama. 79 Penghargaan Pada pelaksanaan IPBA ke-18 dan IMHA ke-7 ini, sebanyak 79 penghargaan diberikan kepada pejabat dan figur yang menginspirasi, sejumlah pengembang dan proyek properti berprestasi, baik proyek kelas mewah hingga subsidi. Tidak saja yang berlokasi di Indonesia, pun di luar negeri. Profesor Roy Sembel selaku Ketua Dewan Juri Duo Awards, menyampaikan, pemberian penghargaan ini sebagai bentuk konsistensi Journalist Media Network (JMN), dalam perannya sebagai media yang tidak saja memberitakan, tetapi juga memantau, mengkritisi dan menilai semua aktivitas di bidang properti, perbankan, dan pembangunan di negeri ini. “Seperti tahun-tahun lalu, penghargaan ini didasarkan pada penilaian yang ketat dengan proses berjenjang, oleh tim dari JMN dan kami, dewan juri,” tegas Roy Sembel. Roy berharap, penghargaan ini dapat menjadi motivasi dan pemacu bagi para penerima, juga menjadi inspirasi bagi masyarakat, untuk terus berkreasi, berinovasi, bersinergi untuk mencapai yang terbaik.
Sudah Lebih dari 500 Proyek Investasi di Nusantara
Bak akan kejar tayang, pembangunan Nusantara terus dikebut. Hal tersebut sebagai salah satu wujud komitmen pemerintah untuk merealisasikan rencana ibukota negara yang baru. Selain duit pemerintah, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) pun menggandeng sejumlah investor untuk ikut membangun Nusantara. Dengan luas wilayah seluas 256.142 ha yang terbagi menjadi tiga zona, Nusantara membutuhkan investasi senilai 32 miliar dolar AS hanya untuk infrastruktur, dan penggerak awal ekonomi, semacam energi terbarukan dan lain-lain. “Nusantara memberikan peluang berinvestasi dan berkontribusi untuk masa depan Indonesia.” Seperti disampaikan oleh Muhammad Naufal Aminuddin, Direktur Pembiayaan Otorita IKN pada Seminar Nasional Property&Bank Business Forum yang bertema “Peluang Bisnis Properti di Nusantara, Ibukota Negara Berstandar Dunia”, Jakarta, (3/11). Pada tahap awal prioritas pengembangan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) yang mencapai luas 6,671 ha. “Hingga saat ini telah diidentifikasi lebih dari 500 proyek investasi di KIPP IKN,” ungkap Naufal, dan sudah ada 304 Letters of Intent (LOI) dan 47%-nya berasal dari luar negeri. Naufal menjelaskan bahwa setiap subsektor, memiliki peluang berbeda-beda. Pada subsektor hunian saja ada 72 peluang investasi yang tersebar di keseluruhan KIPP, dengan kebutuhan investasi yang beragam. OIKN mengharapkan ada populasi 200 ribu pada tahun 2024, dan terus tumbuh menuju 1,9 Juta penduduk di tahun 2045. Di area KIPP, luas area yang disiapkan untuk hunian sebesar 648,8 Ha, dan membutuhkan investasi senilai Rp 153,4 – 168,7 triliun. Khusus pada subsektor residensial, OIKN memberi ekspektasi ROI sebesar 9,3% – 13,6%. Adapun insentif yang disiapkan untuk para investor residensial antara lain tidak dipersyaratkan konfirmasi status Wajib Pajak, bebas bea Persetujuan Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi serta BPHTB, dan dapat diwariskan. Tidak ada Dana Kompensasi TKA untuk jangka waktu tertentu. Dan untuk investasi minimal Rp 10 miliar, tidak dikenakan PPh, tidak dikenai Wajib Pajak Dalam Negeri, serta pembebasan bea masuk untuk barang/jasa yang bersifat strategis dan/atau impor barang kena pajak tertentu. Masih Banyak Pe Er Investor sudah datang, pembangunan terus dikebut, akan tetapi masih banyak pekerjaan rumah atau pr yang harus dikerjakan pemerintah melalui Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN). Demikian salah satu hal yang disampaikan oleh Budiarsa Sastrawinata, Ketua Pokja IKN Kadin. Pendapatnya ini didasarkan pada enam faktor bagaimana kota bisa menjadi magnet untuk orang, modal/investasi dan perusahaan datang ke sebuah kota yang dikeluarkan oleh Institute for Urban Strategies The Mori Memorial Foundation. Dirangkum ke dalam Global Power City Index, enam faktor utama tersebut mencakup ekonomi, riset dan pengembangan, interaksi budaya, kelayakan huni (livability), lingkungan dan aksesibilitas. Enam faktor utama ini memiliki sejumlah subfaktor yang kemudian dinilai menjadi peringkat multidimensional. Di mana setiap faktor utama tersebut memperlihatkan kekuatan, kelemahan dan tantangan atas sebuah kota (dibandingkan dengan kota lain). Meskipun masih dalam rencana dan tahap pembangunan awal, namun faktor-faktor tersebut sudah bisa menilai di mana “peringkat” IKN. Berdasarkan kajian Kadin, Nusantara masih kurang pada sejumlah subfaktor, yaitu pada Faktor Ekonomi, subfaktor Incentive for Skilled Human Resources dan Less Political Risk, yang mana untuk hal terakhir mengingat belum diketahui komitmen Presiden terpilih kelak atas pengembangan Nusantara. Sementara dari Faktor Riset dan Pengembangan, Nusantara dinilai belum mendukung pada subfaktor Incentive for Researchers dan Start Ups. Pada Faktor Interaksi Budaya, tourist attraction serta theatre/museum belum terlihat direncanakan di dalam Nusantara. Namun kota ini sudah hampir semua memenuhi semua elemen dari Faktor Kelayakan Huni, kecuali Incentive for Medical Doctor. “Fasilitasnya bisa kami sediakan, tetapi insentif harus dari pemerintah,” tutur Managing Director Ciputra Group itu. Lalu, sayangnya meskipun kota ini digadang-gadang akan menjadi kota yang sangat memperhatikan lingkungan, Kadin menilai masih kurang pada elemen Waste Recycle Facility dan Incentive for Green Building, yang menjadi bagian dari Faktor Lingkungan. Demikian juga pada Faktor Aksesibilitas, di mana subfaktor International Harbor dan International Flight Connectivity, belum direncanakan secara matang. “Sebagai kota dunia, Nusantara sudah seharusnya mempunyai koneksivitas langsung dengan kota-kota dunia,” ucap Budiarsa. Namun demikian, Budiarsa mengakui bahwa Nusantara memberi kesempatan bisnis yang sangat besar. Kadin sudah menelisik, ada 12 bidang usaha yang berpeluang hadir di sini, dan akan lebih banyak lagi sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan Nusantara. Kedua belas bidang usaha tersebut adalah perusahaan IT solutions/provider, telekomunikasi, pengembang real estat, kesehatan, infrastruktur, konstruksi, energi surya dan energi terbarukan lain, rekayasa transportasi, e–commerce/e-trading, manajemen proyek, konsultan keberlanjutan serta pendikan dan riset. Besarnya peluang tersebut, dalam mendukung pembangunan dan pengembangan Nusantara, Kelompok Kerja IKN di Kadin akan memberikan rekomentasi kepada pemerintah untuk meningkatkan daya saing IKN sesuai dengan enam faktor Global Power City Index, seperti disebut di atas. Lalu secara aktif mempromosikan daya saing IKN kepada investor domestik dan internasional, terutama mengenai Smart City. Selanjutnya, membuat kategori investasi/business opprotunity untuk para investor. “Misalnya infrastruktur, perumahan, hotel, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan lain-lain, dalam rangka mempermudah proses investasi di IKN,” tandas Budiarsa.
Rumah Tapak Masih Berpotensi Terus Tumbuh
Demikian salah satu kesimpulan dari publikasi terbaru Colliers yang bertajuk Market Insights: Impact of Global Property Market on the Indonesian Property Market. Konsultan properti dan investasi tersebut melihat bahwa pasar properti di luar Indonesia, tidak hanya di dunia belahan Barat dan hampir di seluruh pasar Asia, tengah mengalami dampak negatif dari naiknya suku bunga. Naiknya suku bunga itu menyebabkan meningkatnya biaya pinjaman, membuat tingkat kapitalisasi jadi lebih tinggi. Sementara itu, penerimaan dan laba bersih operasional sedang merosot, dan kombinasi itu semua mengakibatkan nilai properti jadi merosot. Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia, Steve Atherton, mengatakan, “Tantangan yang terjadi saat ini pada pasar di seluruh Asia, Amerika Serikat (AS), dan Eropa, di mana bersamaan dengan kondisi pasar properti dunia yang memburuk, telah mengakibatkan pergeseran praktik investasi yang mengarah ke lebih konservatif.” Pengembang asing dan institusi pendanaan properti, imbuhnya, yang tertarik berinvestasi di pasar yang sedang berkembang, seperti Indonesia, akan lebih teliti dalam memilih. Mereka akan memprioritaskan peluang pada sektor yang berisiko lebih rendah, namun menawarkan keuntungan tinggi. Karena pemilik properti lebih menahan untuk tidak buru-buru melepas propertinya, mengakibatkan sentimen negatif di pasar. Secara bersamaan, kinerja sektor properti tertentu seperti ruang perkantoran, buruk. Ada beberapa faktor penyebabnya, terutama pandemi covid-19 dan mulai terjadinya pola kerja hybrid, serta menurunnya tingkat hunian dan tarif sewa di sejumlah pasar utama. Akibatnya pendapatan juga merosot, sementara di lain sisi banyak pemilik gedung berhutang dengan suku bunga mengambang (floating rate), Yang mana dalam 12 bulan terakhir bunga tersebut naik secara signifikan. Kombinasi itu semua membuat arus kas jadi berkurang, bahkan negatif. Fenomena di atas sudah terjadi di Amerika dan Eropa, sementara belum terlihat di Asia. Namun demikian, Asia harus hati-hati karena pasar kapital global itu saling terkoneksi. Di mana, apa pun yang terjadi di satu sisi dunia, akan berdampak pada belahan dunia lain. Meskipun pasar properti saat ini tidak terlalu optimal bagi investor dan pengembang, namun Colliers menilai masih ada peluang yang dapat dieksplorasi, yakni: utang dan ekuitas yang dapat diakses masih memberikan opsi untuk kesepakatan pengembangan dan akuisisi yang tepat, terutama saat bermitra dengan mitra lokal yang memiliki reputasi baik. Para investor tetap tertarik pada aset-aset berkualitas tinggi, terutama yang memiliki harga yang wajar dan berlokasi di daerah yang diinginkan. Dan, dari semua subsektor properti rumah tapak masih menawarkan potensi pertumbuhan dengan margin keuntungan yang sehat dan tingkat risiko yang moderat. Hal ini menjadikannya menarik para investor.
Parkland Podomoro, Proyek Hunian Premium Terbaru di Karawang
Sebagai bagian dari komitmen Agung Podomoro Land untuk menggerakkan ekonomi di berbagai daerah, termasuk di Karawang, perusahaan pengembang ini kembali membangun proyek hunian baru yaitu Parkland Podomoro Karawang. Ini adalah proyek hunian ketiga yang dikembangkan di daerah yang dulu lebih dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat ini. Sebelumnya Agung Podomoro Land telah sukses membangun Grand Taruma dan Grand Taruma Commercial, serta Kota Kertabumi. Parkland Podomoro Karawang ini didesain sebagai kawasan hunian terintegrasi yang modern, elegan, dan sophisticated yang akan membawa penghuninya merasakan first class experience dan beyond happiness. Dengan tingkat keamanan dan kenyamanan yang optimal, diharapkan produktivitas para penghuninya juga terus meningkat. “Rumah adalah sumber inspirasi dan energi bagi para penghuni dalam mewujudkan tujuan hidupnya. Parkland Podomoro Karawang ini didesain dan dibangun untuk mendukung produktivitas itu, mengingat posisi Karawang yang sudah mengarah sebagai kota industri dan metropolis,” kata Marketing Director PT Agung Podomoro Land Tbk. Agung Wirajaya, pada keterangan resminya, (3/6). General Manager of Regional Marketing Parkland Podomoro Karawang, Tedi Guswana, menambahkan, pembangunan wilayah yang progresif, kesiapan infrastruktur dan realisasi investasi yang meningkat, akan semakin lengkap bila didukung dengan sebuah kawasan terintegrasi yang menjadi oase baru baik dari sisi ekonomi, sosial maupun budaya. “Produktivitas adalah faktor penting bagi sebuah wilayah, agar mampu bertumbuh secara optimal. Parkland Podomoro Karawang kami proyeksikan sebagai kunci untuk menciptakan produktivitas masyarakat Karawang, sehingga ekonomi dan kesejahteraan masyarakat terus meningkat, yang diantaranya tercermin dari bertambahnya populasi kelas menengah atas,” papar Tedi. Fasilitas Sekelas Hotel Bintang Lima Pada penawaran pertama, Parkland Podomoro menyediakan dua cluster, yakni Evergreen dan Emory. Pada cluster Emory, rumah-rumah yang dipasarkan mulai dari rumah satu lantai, ukuran 42/75 m2 (dua kamar tidur) sampai dengan rumah dua lantai, berukuran 82/96 m2 (dua kamar tidur). Adapun rumah-rumah di cluster Evergreen berukuran lebih besar, mulai dari 120/98 m2 (3+1 kamar tidur) sampai dengan 160/128 m2 (4+1 kamar tidur). Rumah-rumah ini dipasarkan mulai dari harga Rp 825 juta. Dengan konsep resor sebagai dasar pengembangan, Parkland Podomoro Karawang akan dilengkapi lahan hijau terbuka yang luas serta dirancang secara unik dan megah. Hal ini dimaksudkan agar penghuni dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan hidup di tengah lingkungan hunian yang asri. Sebuah club house dengan beragam fasilitas premium setara hotel bintang lima, akan melengkapinya. FAsilitasnya antara lain kolam renang, function hall, lounge, area bowling, mini theater, lapangan tenis, dan bulutangkis, serta area gym. Di dalam kawasan juga akan terdapat area komersial, sehingga para penghuninya tidak perlu meninggalkan kawasan untuk memenuhi kebutuhan keseharian, maupun memenuhi kebutuhan rutin lainnya. “Tak hanya itu, Parkland Podomoro Karawang juga terletak di pusat Karawang dengan lokasi super strategis. Karena berdekatan dengan rumah sakit, sarana pendidikan, sarana hiburan dan rekreasional terbaik di Karawang dan sekitarnya,” tandas Tedi. Pusat Pertumbuhan Baru Dipilihnya kembali Karawang sebagai area pengembangan baru, karena Agung Podomoro Land menilai, Karawang memiliki daya tarik ekonomi yang luar biasa. Dengan didukung oleh infrastruktur yang semakin matang dan sumber ekonomi yang terus meluas, tingkat kesejahteraan masyarakat di Karawang termasuk salah satu yang terbaik di Indonesia. Jumlah kelas menengah atas yang terus meningkat juga melahirkan berbagai potensi ekonomi baru, diantaranya adalah semakin tingginya kebutuhan terhadap hunian-hunian premium. Agung memaparkan, “Banyaknya investasi asing, yang ikut mendorong bertambahnya jumlah ekspatriat dan tumbuhnya kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi, telah menjadikan properti premium sebagai kebutuhan pokok di Karawang pada saat ini.” Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah menjadikan Karawang sebagai salah satu pusat ekonomi baru Jawa Barat. Hal tersebut juga diikuti dengan besarnya pertumbuhan investasi asing dan pembangunan pabrik-pabrik baru di wilayah ini yang menjadikan jumlah populasi masyarakat terus meningkat. Karawang kini telah menjadi kota metropolitan baru dan magnet bagi para pelaku usaha, termasuk sektor properti. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Triwulan I-2023 tumbuh 16,5 persen (yoy) dengan total investasi Rp328,9 triliun. Pertumbuhan ini juga mendorong optimisme bagi wilayah Karawang dalam mencapai target realisasi investasi sebesar Rp40 triliun pada 2023. Optimisme tersebut diperkuat dengan adanya penanaman modal asing yang membangun kawasan industri dengan rencana nilai investasi sebesar Rp60 triliun di Karawang. Karena itu, Tedi optimistis masa depan Karawang yang cerah akan berdampak langsung terhadap nilai properti di wilayah ini. “Nilai ekonomi Karawang yang akan terus meningkat tentunya juga akan mengerek nilai properti. Karena itu memiliki properti di Parkland Podomoro Karawang tidak sekadar investasi, tetapi juga menjadi bagian dari cara untuk bisa menikmati kemajuan ekonomi di Karawang,” tutupnya.
CitraLake Villa, Smart Home Mewah di Tepi Danau
Grup Ciputra baru saja menghadirkan perumahan berkelas premium yang diberi label CitraLake Villa. Berlokasi di Citra 6, CitraGarden City, Jakarta Barat, hunian baru ini mengusung konsep A Truly Lakefront Villa in Jakarta Barat. Konsep tersebut diterapkan, sesuai dengan tapaknya yang memiliki dua danau dengan ukuran berbeda, empat dan setengah hektar. Semua hunian di area ini ditata menghadap danau, sehingga semua penghuni bisa merasakan kenyamanan dan menikmati pemandangan asri sepanjang hari dari rumahnya. Hanya ada 28 unit, CitraLake Villa didesain untuk menunjang wellbeing para penghuni serta mendukung keberlanjutan lingkungan, sesuai konsep Grup Ciputra secara umum. Jumlah yang terbatas itu, membuat perumahan ini eksklusif dan private. Didesain oleh arsitek Hadi Vincent, berupa bangunan tiga lantai plus 1 basement, hunian ini bergaya modern kontemporer. Desain mewah tersebut juga diwujudkan dengan penggunaan material bangunan premium dari merek ternama, antara lain marmer impor, rangka jendela dan pintu menggunakan aluminium produk Nexsta dari YKK, serta kloset pintar seri Neorest dari Toto, yang sudah berteknologi canggih. Juga sudah tersedia potable water, sehingga penghuni bisa minum air langsung dari keran, serta sistem elevator dari Schindler, yang berstandar SNI dan Eropa EN81. Rumah-rumahnya dirancang dengan sudah menerapkan prinsip keberlanjutan, antara lain menggunakan sistem atap Toyota Housing, yang telah diaplikasikan di Jepang lebih dari 35 tahun. Sistem ini menerapkan proteksi maksimal terhadap kebocoran atap, karena memakai membran bitumen dan cement boardm, sehingga memiliki durabilitas lebih dari 10 tahun, juga mampu untuk meredam panas sinar matahari, sehingga interior tidak panas. Ditambah dengan rooftop solar panel, solar water heater dan semua kacanya menggunakan low e-glass Sunergy, untuk mengoptimalkan penggunaan energi di rumah. Pada ukuran standar, 335/135 m2, setiap rumah merangkum 4+2 kamar tidur, 4+1 kamar mandi serta garasi dan carport berkapasitas empat unit mobil. Master bedroom-nya sangat luas, berukuran hampir satu lantai di lantai dua. Rumah-rumah ini dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 12 miliar. Smart Home System Menyesuaikan dengan kemajuan teknologi berbasis internet, setiap rumah sudah mengaplikaskan smart home system. Di antaranya adalah connectivity and control berupa routers access point, smart devices dengan penggunaan smart switches dan smart plugs. Semua teknologi itu selain menunjang pola hidup hemat energi, memudahkan dan menunjang kenyamanan, juga demi keamanan. Karena itu rumah-rumahnya sudah disematkan smart door lock, intercom, panic button dan CCTV. CitraLake Villa juga mendukung kenyamanan dan kesehatan penghuni dengan adanya Complete Air Management System (CAMS) dari Panasonic, yakni sistem yang mengintegrasikan AC, ventilasi, dan remote control Indoor Air Quality (IAQ). Menggunakan AC berteknologi nanoe-X yang dapat menyaring partikel berbahaya, sistem ventilasi ERV untuk menyaring udara kotor menjadi bersih, dan remote control Indoor Air Quality (IAQ) untuk mengelola kualitas udara sehat dalam hunian secara otomatis. Dan semuanya dapat dikontrol dari jarak jauh dan dari mana saja, menggunakan aplikasi Comfort Cloud lewat smartphone. Berada di dalam Citra6, Cengkareng membuat, CitraLake Villa memiliki aksessibilitas yang baik. Hunian premium ini dapat dijangkau oleh tiga jalan tol yang sudah saling terkoneksi, yakni JORR 1 (exit Toll Daan Mogot), JORR 2 (exit Toll Benda) dan Bandara-Prof. Dr. Sedyatmo (exit Toll Rawa Bokor). Kawasan ini juga sudah memiliki fasilitas yang lengkap dan lingkungannya sudah hidup. Antara lain Klub Keluarga, outdoor gym, berbagai area kuliner seperti Citra Food Festival (Ciffest), supermarket, dan lainnya. Tentunya juga sekolah semua jenjang dan rumah sakit. Lingkungan ini juga sudah dilengkapi dengan pedestrian dan bicycle line yang saling terkoneksi. Nilai Lebih Dalam kata sambutannya, saat peluncuran secara resmi (27/5), Budiarsa Sastrawinata, Managing Director Ciputra Group menyatakan, ”Kehadiran CitraLake Villa ini, pembeli tidak hanya mendapatkan rumah mewah, tapi juga dapat menunjang wellbeing penghuninya. Tidak hanya sebatas memiliki rumah berfasilitas lengkap, tapi juga suasana lingkungan yang tenang. Danau dan pepohonan yang ada disekelilingnya menjadikan harmoni manusia dengan alam, manusia dengan lingkungannya.” Budiarsa mengatakan, bahwa sektor properti menjadi investasi yang menarik dari tahun ke tahun. Hal ini karena, rumah adalah salah satu kebutuhan utama masyarakat dan sektor properti adalah salah satu sektor penggerak ekonomi. Bahkan, saat pandemi Covid-19 pun, sektor properti merupakan salah satu sektor yang tetap diminati, dengan pertumbuhan yang tak pernah minus, meskipun penyaluran KPR perbankan sempat mengalami kontraksi. Karena itu Budiarsa meyakini kalau tahun ini prospek sektor properti terus berlanjut, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi mencapai kisaran angka 5%. Apalagi suku bunga yang masih kompetitif, dan Bank Indonesia masih memberikan kelonggaran rasio loan to value (LTV) KPR hingga 31 Desember 2023 untuk mendorong perbaikan kinerja KPR. Karena itu, “Sebagai developer, kami harus terus berinovasi dalam mendesain rumah agar menjadi hunian dan investasi menarik. Kami akan lebih kerap melahirkan desain–desain yang eco friendly dengan memperhitungkan berbagai hal, di antaranya arah angin dan matahari, sehingga rumah akan lebih hemat energi, serta terus menanamkan eco culture.” Infrastruktur yang layak dan berkesinambungan dengan pengembangan proyek pun, imbuh Budiarsa, akan menambah nilai dari properti yang dibeli konsumen. Di mana itu semua, sesuai dengan motto Grup Ciputra, yakni membangun kota membangun kehidupan.