Winner Group Gandeng Artotel Group Bangun 3 Hotel Baru di Batam
Artotel Group akan kelola tiga hotel baru di Batam, Kepulauan Riau. Grup ini digandeng Winner Group untuk tiga proyek akomodasi wisata barunya di pulau dekat Singapura tersebut. Prosesi penandatanganan Hotel Management Agreement (HMA) antara kedua belah pihak tersebut dilakukan oleh Yusmen Liu, Direktur Group Winner Group dan Eduard Rudolf Pangkerego, Chief Operating Officer Artotel Group, (18/12). Untuk diketahui, Artotel Group adalah manajemen operator hotel Indonesia yang mengintegrasikan empat unit bisnis, Hotel (Stay), Food & Beverages (Dine), Event Management (Play), dan Curated Merchandise (Shop). Grup ini menawarkan berbagai pilihan akomodasi, dari kelas ekonomis, butik, menengah hingga mewah. Adapun jenama yang dimilikinya adalah Artotel, Dafam, Maxone, dan Brand Waralaba Kyriad. Dengan lebih dari 100 akomodasi dan 10.000 kamar, lokasinya tersebar di seluruh Indonesia. Sementara Winner Group adalah perusahaan publik (PT Winner Nusantara Jaya Tbk.) yang berbasis di Batam, dengan portofolio properti sangat beragam, mulai dari rumah tapak, apartemen, kawasan industri hingga pengelolaan sarana olah raga. Secara keseluruhan Winner Group telah mengembangkan lebih dari 20 proyek yang tersebar, tidak hanya di Kepulauan Riau, juga Jabodetabek. Tiga Hotel, Dua Jenama Ketiga hotel tersebut adalah Artotel Trans Barelang Batam, Artotel Casa Tiban Batam, dan ROOMS INC Baloi Batam. Semua properti berada di lokasi strategis, dengan fasilitas yang beragam sesuai dengan konsep brand masing-masing. Artotel Casa Tiban merupakan kondotel yang berada di dalam Winner Mangrove (6 ha), kawasan eksklusif yang dikembangkan dengan konsep resor dan dilengkapi dengan pantai pribadi. Terdiri atas 5 tower dengan total 265 unit, akomodasi bintang 4 ini dilengkapi dengan MeetSpace, restoran, kolam renang, gym, spa juga Artspace. Artotel Trans Barelang juga berupa kondotel dengan fasilitas serupa dengan yang ada di Tiban. Merangkum 3 tower dengan total 201 unit, akomodasi ini adalah bagian dari Winner Gosyen Park. Lokasinya berdekatan dengan Jembatan Barelang dan Evo Rempang City, mega proyek perkotaan baru di Rempang. Kedua hotel tersebut akan memulai proses ground breaking pada Januari 2025 dan proses pembangunan diperkirakan selesai dalam dua tahun. Berikutnya ROOMS INC Baloi Batam, hotel bintang 3 yang berlokasi di Baloi Indah. Direncanakan mulai beroperasi pada Maret 2025, penginapan ini terdiri atas 2 Tower. Tower A diisi 64 unit kamar, sementara Tower B sebagai gedung fasilitas yang berisi meeting rooms dan kafé. Dirancang dengan stylish dan layanan berkualitas, hotel ini dijadwalkan beroperasi pada Maret 2025. baca juga: Archipelago Jadi Salah 1 dari 5 Pengelola Hotel di KEC Madinah Dukung Pariwisata Batam Unit-unit kondotel Artotel Casa Tiban dan Artotel Trans Barelang dipasarkan dengan dijual (strata), dan telah ditunjuk PT Toko Bisnis Indonesia (TBI) sebagai pihak pemasarnya. Sementara sebagai pengelola aset dikerjasamakan dengan PT GYOR. Eduard Rudolf Pangkerego mengungkapkan “Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Winner Group atas kepercayaan yang diberikan kepada Artotel Group untuk mengelola tiga proyek hotelnya di Batam. Melihat potensi Batam yang sangat besar, baik dari sisi bisnis maupun wisata, kebutuhan akomodasinya semakin tinggi. Kami yakin ketiga akomodasi baru ini mampu memberikan gaya hidup baru di kota Batam. Karena konsep semua brand dari grup ini selalu mengusung gaya hidup masa kini dan memadukan unsur seni yang memberikan pengalaman menginap unik di setiap hotelnya.” Sementara itu Yusmen Liu menyampaikan, “Kami sangat bangga dapat menghadirkan tiga properti baru ini sebagai wujud komitmen kami untuk mendukung pertumbuhan pariwisata dan properti di Batam. Bersama Artotel Group, PT GYOR, dan PT TBI, kami optimistis proyek ini akan menjadi pilihan utama bagi wisatawan maupun masyarakat Batam.” Hal senada juga diucapkan Dedy Haryadi, Direktur PT GYOR, bahwa proyek-proyek tersebut akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perkembangan ekonomi dan industri properti di Batam. “Sebagai pengelola aset, kami berkomitmen untuk memastikan setiap properti akan dikelola secara profesional dan berkelanjutan, sehingga mampu memberikan manfaat maksimal bagi pemilik, investor, dan masyarakat,” tandas Dedy. Haris Lambey, Owner TBI, menegaskan, “Kami sangat antusias menjadi bagian dari proyek ambisius ini. Dengan kombinasi lokasi strategis, desain properti yang unggul, dan brand ternama seperti Artotel, kami yakin respon pasar akan sangat positif. Kami berkomitmen untuk menghadirkan strategi pemasaran yang efektif guna memastikan kesuksesan penjualan unit kondotel ini.”
Ini Lho Tren Preferensi Wisatawan Asia Pasifik
Didasarkan pada survei atas 12.000 responden wisatawan dari sembilan negara, Traveloka dan YouGov mengeluarkan laporan berlabel “Travel Redefined: Understanding and Catering to the Diverse Needs of APAC Travelers”, (16/12). Studi ini menyoroti perubahan kebiasaan dan preferensi perjalanan yang membentuk lansekap pariwisata Asia-Pasifik (APAC). Platform perjalanan ternama di kawasan Asia Tenggara ini menandaskan hasil studi ini ditujukan untuk memberikan wawasan kepada pemangku kepentingan industri ini dan dapat ditindaklanjuti untuk mengantisipasi tren wisatawan pada tahun 2025 dan masa selanjutnya. “Kawasan APAC penuh dengan peluang, namun keberagamannya menuntut kreativitas dan nuansa. Memahami kebutuhan unik dari pasar yang beragam ini sangat penting bagi penyedia perjalanan yang ingin berkembang dalam lansekap perjalanan yang dinamis ini. Kesuksesan terletak pada merangkai wawasan ini ke dalam strategi inovatif—membawa wisatawan lebih dekat pada pengalaman yang mereka cari,” ucap Caesar Indra, President Traveloka. Seiring dengan terus berkembangnya lansekap perjalanan di APAC, Traveloka tetap berkomitmen untuk memberdayakan pelaku perjalanan dan mitra bisnisnya. Dengan menawarkan analisis komprehensif mengenai perubahan perilaku, laporan ini membantu para pemangku kepentingan mengungkap peluang dan menavigasi lansekap yang berubah dengan cepat. “Lebih dari sekadar gambaran tren saat ini, studi ini berfungsi sebagai peta jalan untuk masa depan industri pariwisata di APAC,” tambah Indra, “Dengan memanfaatkan temuan-temuan ini, mitra kami dapat tetap menjadi yang terdepan dan memimpin dengan percaya diri.” Beberapa hal pokok yang ditemukan dari survei ini, adalah sebagai berikut: Pelaku perjalanan di APAC Sangat Heterogen Di Singapura, 38% pelaku perjalananan memprioritaskan hal terkait dengan istirahat dan recharge, dan menyukai tempat di kawasan kota. Sementara itu, 47% pelancong Indonesia tertarik pada hal-hal yang terkait dengan petualangan, dan punya preferensi pada obyek wisata alam, seperti gunung dan taman nasional. Lain lagi di Jepang, mereka lebih tertarik dengan wellness dan kultur, di mana 40% pelancong memilih tempat retret spa dan situs bersejarah. Wisata domestik mendominasi Sebanyak 70% pelancong dari Thailand, Indonesia, dan Jepang memilih untuk mengeksplor negerinya sendiri. Di Thailand dan Indonesia, keterjangkaian dan kenyamanan adalah hal utama, sementara 65% pelancong Jepang mengutamakan faktor keamanan sebagai hal yang dipertimbangkan untuk berwisata di dalam negerinya. Harga menentukan keputusan Hampir setengah dari responden—seperti Singapura (45%), Australia (48%), Jepang (43%), Malaysia (46%), dan Indonesia (46%) memprioritaskan soal keterjangkauan harga saat memilih fasilitas akomodasi. Dengan insentif yang tepat maka pelancong APAC mau bersedia menjelajahi destinasi baru yang biasanya tidak mereka pilih. baca juga: Tren Wisata: Periode Berlibur Dalam Negeri Rata-rata 6 Hari Tumbuhnya platform perjalanan digital Platform digital semakin berperan penting dalam perencanaan perjalanan di APAC, karena mampu menyederhanakan proses pemesanan akomodasi, transportasi, aktivitas, dan rencana perjalanan. Di pasar seperti Indonesia dan Singapura, 53% responden mengandalkan platform perjalanan digital untuk perjalanan berlibur. Platform seperti Traveloka menjadi terkenal karena mampu memenuhi kebutuhan ini secara efektif. Selain itu, 83% pengguna platform perjalanan menyatakan keyakinan pada tingnkat sedang hingga tinggi terhadap keamanan dan keandalan platform digital tersebut. Hal ini menggarisbawahi peran penting kepercayaan dalam mendorong adopsi digital. Wisata ramah linkungan makin berkembang Isu tentang keberlanjutan makin berpengaruh pada pilihan berwisata di APAC. Perhatian akan hal ini, terutama datang dari pelancong asal India, Thailand, Vietnam, dan Indonesia; 80% responden menyatakan preferensinya pada perjalanan yang ramah lingkungan. Walaupun demikian, hal tersebut masih memiliki hambatan; yang ditunjukkan dari pernyataan 32% responden, kalau opsi “ramah lingkungan” masih sangat mahal, sementara 32% lainnya tidak yakin di mana mencari opsi tersebut.
Properti Ke-5 IHG di Bandung, Hotel voco Akan Debut di Indonesia
Satu lagi hotel baru akan hadir di Bandung. Berlabel “voco”, hotel ini adalah salah satu jenama dari IHG Hotels & Resorts dan dikembangkan oleh PT Sun Land Investama dan mitra barunya, Nova Chandra. Dijadwalkan beroperasi pada tahun 2025, voco akan berlokasi di Jalan Dr. Setiabudi, sebuah kawasan terkenal yang dekat dengan berbagai obyek wisata alam. Hotel voco Bandung Setiabudi, demikian nama lengkapnya, akan merangkum 162 kamar dan menawarkan kehangatan dan keramahan khas voco, menjadi tempat ideal untuk bersantai dan beristirahat. Fasilitasnya meliputi tiga outlet F&B, sembilan ruang rapat dengan luas lebih dari 1.000 m2, Health Club, Kids Club, dan Business Centre. Sebagai bagian dari voco hotels, jenama premium IHG dengan pertumbuhan tercepat, akomodasi wisata ini akan menghadirkan pengalaman yang ramah, santai, dan menawan, terinspirasi dari tiga ciri khas voco, yakni ‘come on in’, ‘me time’, dan ‘voco life’. Hotel yang Hangat Mengutip dari situsnya, voco menggabungkan jaminan kenyamanan dengan suasana informal dan pesona hotel individual, memberikan pengalaman premium yang konsisten kepada para tamu. Nama “voco” berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘mengundang’ dan ‘mengajak berkumpul,’ mencerminkan sifat jenama yang hangat, santai, dan penuh pesona. Hotel-hotel voco menawarkan pengalaman berkesan dengan sentuhan berkualitas tinggi, mulai dari fasilitas mewah hingga tempat tidur besar dan nyaman. Para tamu akan selalu disambut hangat dengan proses check-in yang cepat, kamar yang nyaman untuk bersantai, serta area bar dan restoran yang hidup, menawarkan berbagai kesempatan untuk bersosialisasi dan berinteraksi. baca juga: IHG Buka Hotel Indigo Kedua di Indonesia Akomodasi ini akan bergabung dengan jajaran 80 hotel lain yang sedang dibangun, menggandakan jumlah properti voco menjadi lebih dari 150 penginapan, secara global, dalam beberapa tahun mendatang. Di kawasan Asia Pasifik, ini adalah voco ke sembilan, setelah lima lainnya berlokasi di Ma Belle Danang – Vietnam, Orchard – Singapura, lalu Gangnam dan Myeongdong di Korea Selatan. Lalu di Osaka Central – Jepang, serta dua di Australia Brisbane City Centre dan Gold Coast, juga Auckland City Centre – Selandia Baru. Destinasi Favorit Chris Anklin, Senior Director Development, Asia Tenggara dan Korea IHG Hotels & Resorts, menyatakan, “Bersama PT Sun Land Investama dan Ibu Nova Chandra, kami dengan senang hati memperkenalkan voco ke Bandung. Sebagai akomodasi wisata IHG kelima di Bandung, properti ini akan melengkapi portofolio kami yang beragam, termasuk brand InterContinental, Holiday Inn, Crowne Plaza, dan Indigo di kota ini.” Keberadaan voco Bandung Setiabudi, sejalan dengan rencana IHG untuk berkembang di seluruh Indonesia, imbuh Anklin. “Sekaligus memperkenalkan keindahan serta pesona Bandung kepada lebih banyak wisatawan dari seluruh dunia. Selain juga memperkuat portofolio kami di Indonesia, yang kini mencakup 27 properti yang sudah beroperasi dan 15 lainnya yang sedang dibangun di sembilan destinasi – Bandar Lampung, Bandung, Bali, Batam, Bintan, Cikarang, Jakarta, Semarang, dan Surabaya,” paparnya. Sementara itu, Nova Chandra menyatakan, “Bandung adalah pusat budaya dan seni di Indonesia, terkenal dengan kuliner, atraksi alam, dan iklimnya yang sejuk. Kota ini memiliki momentum pertumbuhan dengan hadirnya kereta cepat Jakarta-Bandung yang sudah beroperasi, memudahkan wisatawan untuk berkunjung dan menjelajahi destinasi yang indah dan penuh kehidupan ini. Saya menantikan untuk menyambut para tamu dengan pengalaman menginap yang menyenangkan dan berkesan di voco Bandung Setiabudi saat dibuka tahun depan.” Edwin Suriadi, Direktur PT Sun Land Investama menambahkan, “voco Bandung Setiabudi merupakan tambahan properti yang luar biasa bagi Kota Bandung. Saya yakin akomodasi ini akan menarik lebih banyak wisatawan internasional dan domestik ke kawasan tersebut serta mendukung pertumbuhannya sebagai destinasi wisata.” Hingga 30 September 2024, di Indonesia IHG sudah mengoperasikan 27 hotel di enam jenama, yaitu Six Senses, InterContinental, Crowne Plaza, Indigo, Holiday Inn, dan Holiday Inn Express. Direncanakan akan ada 15 properti lain yang akan datang, termasuk debut brand hotel voco di Bandung dan Bali.
Archipelago Jadi Salah 1 dari 5 Pengelola Hotel di KEC Madinah
Grup manajemen hotel terbesar di Asia Tenggara, Archipelago, ditunjuk sebagai salah satu dari lima jaringan hotel global yang akan mengelola hotel dan serviced residence di Islamic World District (IWD), Madinah, Arab Saudi. IWD adalah bagian dari Knowledge Economic City (KEC), sebuah proyek multifungsi seluas 6,8 juta m2. KEC hanya berjarak 5 km dari Masjid Nabi Muhammad SAW, serta terintegrasi dengan jaringan transportasi utama, termasuk Jalan King Abdulaziz, Stasiun Kereta Cepat Haramain yang menghubungkan Madinah dengan Mekah dan Jedah, serta Bandara Internasional Pangeran Mohammed bin Abdulaziz. Dikembangkan sesuai dengan Visi Saudi 2030 untuk mendukung Program Peningkatan Pengalaman Jemaah Haji dan Kualitas Hidup. Dalam Program Peningkatan Pengalaman Jemaah Haji, yakni menyediakan fasilitas dan layanan perhotelan bermutu tinggi bagi jemaah haji, jemaah umrah, dan wisatawan, serta akses ke lokasi-lokasi suci yang meningkatkan kualitas perjalanan religi dan kultural. IWD juga mendukung Program Peningkatan Kualitas Hidup dengan mengembangkan pusat-pusat perkotaan, fasilitas hiburan keluarga, pertunjukan langsung, bioskop, fasilitas pameran, serta festival. Untuk itu KEC dirancang dengan konsep smart township yang mengutamakan kelestarian alam dengan ruang terbuka hijau, infrastruktur mutakhir, serta fasilitas pendidikan dan kesehatan canggih. Sebagai bagian dari KEC, IWD ditujukan untuk menyediakan layanan terintegrasi bagi jemaah haji dan pengunjung yang berasal dari berbagai latar belakang kebudayaan di dunia Islam. Semua properti di sini, baik desain maupun tata letaknya, akan mencerminkan kebudayaan Islam tersebut. Jenis properti yang akan dikembangkan antara lain hotel, ruang-ruang belanja, restoran, tempat hiburan, klinik kesehatan, serta fasilitas layanan pendukung lain. Di lahan seluas satu juta m2 ini akan dibangun lebih dari 18.000 kamar hotel untuk memperkuat status Madinah dalam industri pariwisata, terutama layanan untuk jamaah haji dan umroh. Mengusung jenama Aston Hotel & Residences, Archipelago akan mengelola 519 kamar hotel dan 130 serviced apartment di IWD dan siap beroperasi pada 2027. baca juga: Archipelago International Makin Ekspansif di Kawasan Karibia dan Amerika Latin Kelola Hotel untuk Haji Asia Tenggara sendiri dikenal sebagai salah satu wilayah asal jemaah haji, serta kawasan yang menjadi sumber arus kunjungan wisatawan asing. Sementara, Aston merupakan jenama hotel terkemuka di Indonesia yang telah berkiprah selama lebih dari 27 tahun. “Indonesia berperan sebagai sumber pasar pariwisata bagi Madinah, Mekah, Arab Saudi, dan wilayah GCC secara lebih luas. Lebih dari 50% penduduk Indonesia berada di usia 30 tahun. Selain itu, Indonesia juga memiliki jumlah kelas menengah yang terus berkembang, arus penerbangan yang terus meningkat, serta pengaruh besar di media sosial. Maka, potensi pertumbuhan wisatawan asing dan jemaah haji asal Indonesia mengungguli negara-negara Islam lain,” papar Gerard Byrne, Managing Director Archipelago. Selain itu, imbuh Byrne, Madinah memiliki tempat tersendiri bagi setiap pemeluk Islam. Mengingat makna dan sejarah keagamaannya, Madinah memiliki potensi yang luar biasa di bidang wisata, tidak hanya keagamaan juga kultural dan medis, “Kami menilai, hadirnya kami di Madinah akan disambut positif oleh jutaan anggota dan pelanggan dari Indonesia,” ujarnya. John Flood, President and Chief Executive Officer Archipelago, menuturkan, “Kami mendapat kehormatan dan bangga bermitra dengan KEC untuk menghadirkan Aston Hotels di WID, serta membuka properti pertama kami di Madinah. KEC merupakan proyek strategis dalam rangka diversifikasi ekonomi Madinah, serta menciptakan destinasi yang mewujudkan pengalaman lengkap bagi wisatawan. Di sisi lain, KEC mengangkat warisan, kebudayaan, dan identitas keagamaan Kota Suci. Kami ingin terus bekerja sama dengan KEC dalam proyek penting ini, serta mendukung transformasi sektor pariwisata Arab Saudi.” Hal senada juga dinyatakan Amin Shaker, Chairman KEC, “Kami gembira mengumumkan kolaborasi strategis dengan Archipelago sebagai sebuah perkembangan penting Knowledge Economic City. Kolaborasi ini juga melambangkan prinsip keunggulan, inovasi, dan semangat kedua pihak untuk mewujudkan pengalaman yang luar biasa bagi para pengunjung.” Dengan dukungan luar biasa dari Yang Mulia Pangeran Salman bin Sultan dan kerja sama yang terjalin bersama Archipelago, imbuh Shaker, “Kami segera membuat standar baru dalam layanan perhotelan di Madinah, serta berkontribusi mewujudkan target pembangunan Kerajaan Arab Saudi yang sejalan dengan Visi 2030.” Sementara itu, Mohammad Al Mubarak, Chief Executive Officer KEC, menandaskan, “Saya gembira mengumumkan kolaborasi yang terjalin dengan Archipelago untuk menghadirkan hotel-hotel baru Aston Hotel & Residences KEC Madinah. Peluncuran properti-properti ini merupakan lompatan penting dalam misi kami untuk menggerakkan pembangunan yang berorientasi pada teknologi dan ilmu pengetahuan di Madinah, serta mewujudkan pengalaman perhotelan terbaik bagi warga setempat dan pengunjung dari segala penjuru dunia.”
Sunmei Hotels Group Ekspansi ke Indonesia, Fokus Awal di 5 Kota
Dalam acara China Hotel Overseas Investment Conference, Sunmei Hotels Group mengumumkan dibentuknya divisi bisnis internasional, Sunmei Group International (SGI) dan meluncurkan tiga jenama untuk pasar luar negeri: Shankee, Penro, dan Lanou. Sebagai awal ekspansinya di pasar internasional, SGI menyasar Indonesia sebagai pasar utamanya. Demikian disampaikan di acara konferensi tersebut yang diadakan oleh Sunmei Hotels Group di Mövenpick by Accor Qingdao, Sunmei, Tiongkok. Hadir dalam acara tersebut Budi Hansyah (Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia Beijing), Evita Sanda (Direktur Indonesia Investment Promotion Center Beijing, serta perwakilan Chamber of International Commerce Kazakhstan. Berdiri pada tahun 2011 di Qingdao, Sunmei Hotels Group adalah Top 5 hotel management group di Tiongkok dan Top 12 di dunia. Dengan platform khusus perjalanan dan akomodasi wisata yang inovatif, grup ini memiliki 28 jenama, seperti Liu Xiang Hotel & Resort, Maxma, Ivy Hotel, dan Olany. Menurut Ma Yingyao, Chairman & CEO Sunmei Hotels Group, industri perhotelan merupakan sektor yang ideal untuk globalisasi. Indonesia, menurutnya, salah satu perekonomian yang paling dinamis di Asia Tenggara dan memiliki potensi pertumbuhan sektor pariwisata yang menarik. Juga Didukung oleh bonus demografi, insentif kebijakan, serta iklim investasi yang kondusif. World Travel & Tourism Council memprediksi, tingkat belanja wisatawan asing di Indonesia akan mencapai AS$ 19,1 miliar pada 2024, mengalami kenaikan tahunan sebesar 12,3%. Mordor Intelligence juga memproyeksikan nilai pasar real estat perhotelan di Indonesia segera mencapai AS$1,84 miliar pada 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk, sebesar 12,07% pada periode 2024-2029. Indonesia Pusat Ekspansi Sunmei Zhang Gang, SVP Sunmei Hotels Group dan CEO SGI, menjelaskan, pihaknya akan berfokus di lima kota utama di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, dan Yogyakarta. Menurutnya, industri perhotelan di Indonesia didominasi oleh segmen indekos (homestay) dan apartemen. Lalu segmen hotel terjangkau (budget hotel) dan hotel kelas menengah yang menawarkan tarif murah. “Tren ini mencerminkan potensi pertumbuhan bagi jaringan hotel,” ujarnya, dan kelas hotel itulah yang akan dimasuki SGI di sini. baca juga: Apartemen Servis Jadi Pilihan Untuk Staycation Untuk itu, SGI terbuka untuk peluang merger dan akuisisi, serta kerja sama pengembangan merek di pasar luar negeri. Selain tentunya model operasional yang biasa, seperti pengelolaan langsung dan waralaba (franchising). Untuk menunjukkan keseriusannya menggarap pasar wisata di Indonesia, SGI telah mendirikan kantor dan tim pengembangan bisnis di sini. Kantor tersebut sekaligus berfungsi sebagai pusat ekspansi SGI di pasar Asia Tenggara. Bahkan sejumlah jenama di bawahnya, seperti Shankee dan Lanou telah resmi bekerja sama dan meluncurkan lebih dari 20 proyek di delapan negara, termasuk Indonesia, Thailand, dan Filipina. Sunmei Akan Bangun 100 Hotel Berpengalaman selama lebih dari satu dekade dalam kegiatan operasional yang memanfaatkan teknologi digital dan pintar, SGI secara strategis menguasai empat kompetensi inti, yakni platform pemasaran pintar, pemilihan dan pengembangan lokasi dengan teknologi pintar, renovasi modular, serta kegiatan operasional pintar. Dari sisi operasional, SGI mendukung hotel-hotel di luar negeri sehingga mencatat guest contribution rate sebesar 57,63% lewat platform reservasi langsung “Xinlimei” bagi hotel-hotel anggotanya. SGI juga telah memanfaatkan big data dan AI untuk menyasar lokasi strategis secara akurat, sehingga dapat mempersingkat waktu konstruksi proyek dengan renovasi modular, serta meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan lewat kegiatan operasional pintar. Bagi pengguna, Sunmei Hotels Group menyediakan proses check-in yang mudah, smart space, dan pengalaman pintar, serta menggunakan fitur room automation dan smart robot yang menghadirkan pengalaman akomodasi pintar generasi baru di seluruh dunia. Untuk rencana pada dekade berikutnya, Ma Yingyao mengatakan, “Kami berkomitmen membuka 100 hotel, serta membukukan nilai pendapatan yang dua kali lebih besar dari pendapatan di pasar Tiongkok, mengelola 1.000 hotel terbaik dan bermutu tinggi yang tersebar di 30 negara, serta membangun citra internasional merek asal Tiongkok.” SGI akan terus menawarkan model operasional pintar dan konsep layanan inovatif agar konsumen Indonesia memperoleh pengalaman menginap dengan mutu lebih tinggi, kenyamanan, serta layanan personal. Hal tersebut turut meningkatkan standar layanan perhotelan dan menggerakkan pertumbuhan sektor pariwisata lokal.
Setahun Beroperasi, Tingkat Hunian Umana Bali, LXR Hotels & Resorts Naik 162%
Hotel resor yang dimiliki PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) ini baru saja merayakan ulang tahun yang pertama. Berlokasi di ujung selatan Bali, tepatnya di daerah Ungasan, akomodasi eksklusif ini merupakan resor pertama di Asia Tenggara di bawah luxury brand LXR Hotels & Resorts yang dikelola oleh Hilton, jenama dan jaringan hotel terkemuka yang berbasis di Beverly Hills, California, AS. Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk, Johannes Suriadjaja mengatakan “Dengan bekerja sama dengan Hilton, kami membawa properti LXR pertama di Asia Tenggara ke Indonesia. Bali sendiri merupakan destinasi pariwisata yang sangat populer bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kami turut bangga dalam satu tahun beroperasi, Umana Bali, LXR Hotels & Resorts dengan cepat menjadi destinasi mewah utama di ujung selatan Bali.” Hal senada juga disampaikan General Manager of Umana Bali, LXR Hotels & Resorts, Serpil Guney, “Kami sangat senang merayakan milestone penting ini dan merefleksikan perjalanan luar biasa Umana Bali selama setahun terakhir. Visi kami adalah menciptakan destinasi yang menawarkan kedua-duanya, mewah dan otentik, dan indah melihat visi itu menjadi kenyataan dengan dukungan mitra dan tim yang berdedikasi Peringatan ini sekaligus sebagai penanda grand opening Umana Bali, LXR Hotels & Resorts (sebelumnya bernama Jumana Bali Ungasan Resort). Serangkaian acara eksklusif digelar selama tiga hari (15 – 17 November 2024), menawarkan petualangan kuliner bersama koki terkenal, pameran seni dan mode, juga kegiatan menarik lain yang memberi pengalaman dan kenyamanan bagi para tamunya. baca juga: Umana Bali, Jenama LXR Hotels & Resorts Perdana di Asia Tenggara Resor dengan Teras Berundak Dikembangkan di area seluas 10 hektar, Umana Bali terdiri atas 72 vila dengan teras berundak di atas tebing batu kapur dan memiliki pemandangan laut langsung Samudra Hindia yang menakjubkan. Bentuk teras berundak ini mengingatkan pada uma, atau sawah padi kuno, yang menjadi namanya. Umana Bali juga menawarkan keunikan dari filosofi tradisional Bali, Tri Hita Karana, yang menekankan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Ilahi, dan keyakinan bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan akan datang, secara alami ketika ketiga pilar tersebut seimbang. “Tidak hanya indah, tamu hotel kami juga dapat mengunjungi salah satu situs paling suci dan dihormati di pulau Bali yaitu Pura Uluwatu yang dapat ditempuh dalam waktu singkat dari resor. Umana juga memiliki lokasi yang sangat strategis karena hanya berjarak 45 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai,” ujar Johannes. “Dengan lokasinya yang sangat strategis dan posisinya yang eksklusif, kami percaya Umana Bali, LXR Hotels & Resorts dapat terus memberikan pengalaman baru dengan perjalanan mewah di Pulau Dewata ini. Karena itu, kami optimistis tingkat hunian di Umana Bali dapat terus meningkat, sehingga dapat lebih meningkatkan performa perusahaan dalam segmen perhotelan,” sambungnya. baca juga: Moratorium Pembangunan Hotel Di Bali Bisa Berdampak Positif Kontribusi Naik Untuk diketahui, selama sembilan bulan pertama 2024, tingkat hunian di Umana Bali mencapai 47,2%, meningkat dari 18,0% pada periode yang sama tahun lalu, atau mengalami kenaikan hingga 162% dari hasil tahun lalu. Sementara itu, ARR (Average Room Rate) pada sembilan bulan tahun ini (9M24) mencapai Rp9.165.000, atau naik dari Rp7.988.000 pada 9M23. Dengan kinerja seperti itu, resor ini turut berkontribusi pada pendapatan secara keseluruhan unit bisnis perhotelan SSIA sebesar Rp821,4 miliar pada 9M24, meningkat 23,3% dibandingkan pencapaian pada 9M23. Secara keseluruhan, SSIA melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp3.861,7 miliar sepanjang 9M24. Pendapatan tersebut naik 27,9% dari hasil sebesar Rp3.020,4 miliar yang dibukukan pada 9M23. Selain resor ini, perusahaan juga memiliki hotel lain yakni Gran Melia Jakarta (GMJ), Melia Bali Hotel (MBH), dan jaringan BATIQA Hotels yang beroperasi di Karawang, Jababeka, Cirebon, Surabaya, Pekanbaru, Palembang dan Lampung. Sementara portofolio investasi SSIA lain, adalah Suryacipta City of Industry, Subang Smartpolitan, Edenhaus Simatupang, dan Graha Surya Internusa (akan dibangun kembali sebagai SSI Tower).
Pakuwon Kembangkan Hotel Ascott Perdana di Batam
Bersama dengan Ascott Limited, PT Cemerlang Indo Properti, anak usaha PT Pakuwon Jati Tbk., mengembangkan Ascott Batam. Penandatanganan kemitraan tersebut telah dilakukan pada tanggal 14 Oktober 2024. Hal tersebut menandai tonggak penting dalam ekspansi berkelanjutan Pakuwon dan Ascott di Indonesia dan memperkuat komitmennya untuk memberikan pengalaman menginap berkelas dunia di kota-kota utama di seluruh Indonesia. Berlokasi di Bukit Permata, berjarak sekitar lima menit dari Nagoya Hill, Ascott Batam akan menjadi properti perdana dari brand Ascott di kota ini. Hotel ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk kolam renang, pusat kebugaran, business lounge, dan berbagai pilihan tempat makan. Properti ini juga akan dilengkapi dengan ruang pertemuan dan ruang acara yang modern, yang dapat digunakan untuk berbagai acara perusahaan dan sosial. Unit bisnis yang dimiliki sepenuhnya oleh CapitaLand Investment Limited, Ascott adalah operator penginapan terkemuka yang terintegrasi secara vertikal. Ascott Limited adalah pemegang beragam jenama perhotelan dan pemenang berbagai penghargaan, meliputi Ascott, Citadines, lyf, Oakwood, Somerset, The Crest Collection, The Unlimited Collection, Fox, Harris, POP!, Preference, Quest, Vertu and Yello. Melalui Ascott Star Rewards (ASR), program loyalitas Ascott, anggota ASR bisa menikmati keistimewaan dan penawaran eksklusif di properti yang berpartisipasi. Desain Modern Kontemporer Pengembangan ini diyakini akan mengubah lansekap kota Batam, karena lokasinya berada di salah satu area yang paling diminati di Batam. Bersama unit bisnis akomodasi yang sepenuhnya dimiliki oleh CapitaLand Investment (CLI) -Singapura itu, proyek hotel ini adalah bagian dari pembangunan mixed-use terbesar di wilayah Batam. Dengan begitu, menyatu dengan pusat perbelanjaan, juga dekat dengan universitas ternama dan berbagai sarana penting lainnya. Untuk diketahui, pada tengah tahun lalu Pakuwon Jati telah mengumumkan akan mengembangkan sebuah proyek superblok di Batam. Di lahan seluas 12.4 ha, proyek senilai Rp 4,1 triliun ini akan merangkum mal (78.000 m2), hotel bintang 4 dan 5 (total 610 kamar), dan residensial seluas 126.000 m2, serta tiga menara apartemen yang menyasar kelas menengah atas. Hotel ini adalah bagian dari pengembangan tahap pertamanya yang mencakup area seluas 7,3 ha. Adapun seluruh proyek yang menjadi superblok ke-6 Pakuwon Jati ini direncanakan akan rampung pada periode 2029-2031. Proyek ini dirancang oleh firma arsitektur Benoy, yang proyek-proyeknya sudah mendunia, seperti Alibaba HQ (China), ICONSIAM (Thailand), Solitaire (Arabi Saudi), Del Mar Residences (Cyprus) dan Royalmount (Kanada). Dua proyek di Indonesia yang pernah didesain Benoy adalah interior Ciputra Artprenuer Jakarta dan arsitektur apartemen Lloyd, Alam Sutera-Tangerang. Biro arsitek yang berdiri sejak 1947 ini dikenal dengan karya-karya pionirnya dalam perencanaan dan desain inovatif, properti ini akan menjadi lambang inovasi dan keanggunan. Pendekatan visioner Benoy diharapkan dapat menghadirkan estetika kontemporer yang modern di Ascott Batam, sekaligus mengintegrasikan elemen-elemen berkelanjutan yang sesuai dengan tuntutan kehidupan kota modern. baca juga: Marriott International Akan Kelola 5 Hotel Baru Pakuwon Jati Landmark Baru Batam Pakuwon menerangkan, seiring dengan pertumbuhan Batam sebagai gerbang antara Indonesia dan negara-negara tetangga, pengembangan ini ditujukan untuk memenuhi permintaan yang meningkat dari pengunjung internasional yang ingin tinggal dalam jangka waktu yang lebih lama. Pengembangan perdana ini juga diharapkan dapat menarik pariwisata yang masuk dari Singapura dalam jumlah signifikan, mengingat kedekatan keduanya, dan kemudahan akses melalui layanan kapal feri. Eiffel Tedja, Direktur Pakuwon Jati Tbk., menyoroti pentingnya pengembangan ini, dengan menyatakan “Pengembangan Ascott Batam mencerminkan ambisi kami untuk mendorong proyek-proyek transformatif yang menjadi tolok ukur baru dalam lanskap real estate. Kemitraan kami dengan The Ascott Limited memperkuat komitmen kami terhadap pengembangan yang inovatif dan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan penghuni modern yang terus berkembang. Kami yakin bahwa Ascott Batam akan menjadi model yang unggul dan meningkatkan posisi Batam sebagai destinasi yang berkembang pesat untuk bisnis dan rekreasi.” Sementara itu Philip Barnes, Country General Manager The Ascott Limited Indonesia, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kolaborasi yang inovatif ini. “Kemitraan antara The Ascott Limited dan PT Cemerlang Indo Properti merupakan konvergensi dari keahlian industri dan komitmen bersama untuk memberikan yang terbaik,” katanya Menurut Barnes, Ascott Batam akan menjadi landmark tidak hanya di Batam tetapi juga di seluruh wilayah. Sebab fasilitas komodasi ini menawarkan pengalaman holistik yang menyeimbangkan kemewahan, kenyamanan, dan keberlanjutan. “Pengembangan ini merupakan bukti dari visi kami untuk menciptakan destinasi yang unggul dan memiliki prospek ke depan yang meningkatkan kualitas hidup bagi para penghuni dan pengunjung,” tandasnya. Properti ini akan menampilkan katakter Ascott yang berbeda dalam hal keramahtamahan, serta standar tertinggi dalam hal layanan, desain, dan inovasi. Dijadwalkan selesai pada tahun 2028, Ascott Batam akan meningkatkan daya tarik kota ini bagi para wisatawan domestik dan internasional.
The Kayon Villas Tirta Gangga, Resort Mewah Berkonsep Sustainable Luxury Siap Hadir Tahun 2026
The Kayon Hotels & Resorts mengumumkan dimulainya pembangunan resor terbarunya yang mengusung konsep eco-conscious dan sustainable luxury. Diberi label The Kayon Villas Tirta Gangga, upacara peletakan batu pertamanya sudah berlangsung pada tanggal 29 Agustus 2024, di lokasinya di Desa Ababi, Karangasem, Bali. Acara peletakan batu pertama dilakukan secara simbolis oleh pemilik dan Board of Directors The Kayon Hotels & Resorts, yakni Putu Suryawan, Farah Palupi, dan Riyan Nathan, bersama dengan I Wayan Sucitra, CEO The Kayon Hotels & Resorts. The Kayon Hotels & Resorts adalah jaringan perhotelan di Bali yang dikenal karena komitmennya terhadap kemewahan dan isu keberkelanjutan serta pengalaman istimewa. Sudah memiliki tiga portofolio yang tersebar di lokasi-lokasi eksklusif, The Kayon Hotels & Resorts terus berinovasi untuk menyajikan pengalaman yang memadukan keindahan alam dengan kekayaan budaya lokal, menghadirkan keanggunan dan keunikan dalam setiap detailnya. The Kayon Villas Tirta Gangga, sebagai properti keempat dari The Kayon Hotels & Resorts, direncanakan akan dibuka pada pertengahan tahun 2026. Resort yang dibangun di lahan seluas 1,1 ha ini, akan memiliki 22 unit villa. Masing-masing vila akan dilengkapi dengan kolam renang pribadi. Adapun fasilitasnya yakni restoran, spa, dan wedding venue, serta kolam renang publik dengan desain dua tingkat yang unik, dengan pemandangan yang luar biasa terhadap lansekap sekitar. Desain kolam renang ini terinspirasi oleh fasilitas serupa yang ada di The Kayon Jungle Resort, yang juga dimiliki grup ini. baca juga: Hingga Juli 2024, Lebih Dari 7 Juta Wisatawan Mancanegara Datang ke Indonesia Resort Berarsitektur Bambu Semua vila dan bangunan fasilitas dirancang dengan menggunakan elemen bambu sebagai pondasi utama, mencerminkan keterhubungan antara arsitektur modern dan kekayaan alam Bali. Fasilitas unggulannya, Serayu Wellness & Spa, akan mengusung desain arsitektur yang terinspirasi dari keindahan Taman Ujung dan Tirta Gangga. Resort ini akan menonjolkan filosofi Mandalagiri/ Nyegara Gunung, yang menggambarkan keseimbangan antara gunung dan laut, dengan pemandangan hamparan sawah desa Ababi yang subur dan laut selatan yang menawan, diapit oleh Gunung Agung dan Gunung Lempuyang. Filosofi ini mencerminkan hubungan mendalam antara manusia dan alam, serta simbol keberlimpahan dan kehidupan yang harmonis. Dengan teknologi terdepan yang terintegrasi dalam setiap aspek operasional, The Kayon Villas Tirta Gangga akan menghadirkan inovasi dalam hal kenyamanan dan efisiensi. Resor ini juga akan menggabungkan akulturasi budaya dan pendekatan sejarah yang mendalam, memberikan pengalaman yang kaya dan otentik. Ini memastikan bahwa setiap tamu tidak hanya merasakan kemewahan, tetapi juga terhubung dengan warisan dan budaya lokal secara mendalam. Dalam sambutannya, I Wayan Sucitra menyatakan: “Upacara peletakan batu pertama ini menandai langkah awal dari perjalanan kami menuju peluncuran The Kayon Villas Tirta Gangga. Kami sangat antusias untuk memperkenalkan resort ini sebagai simbol kemewahan yang sustainable luxury, dengan komitmen untuk mengintegrasikan arsitektur yang ramah lingkungan dan pengalaman budaya yang mendalam. Kami berharap The Kayon Villas Tirta Gangga akan menjadi destinasi utama bagi para pelancong yang mencari harmoni antara keindahan alam dan tradisi Bali yang kaya.” “Dengan desain yang berkelanjutan, suasana yang tenang, dan keramahtamahan yang tiada tara, kami ingin menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para tamu yang mencari wisata penyembuhan, liburan romantis, dan pernikahan yang intim,” imbuhnya. The Kayon Villas Tirta Gangga akan menawarkan pengalaman yang menyeluruh dan unik, dengan pendekatan yang mengutamakan sustainability, keseimbangan, dan keindahan alam Bali. Dengan desain yang inovatif dan komitmen terhadap prinsip eco-conscious, resort ini bertujuan untuk menetapkan standar baru dalam industri perhotelan mewah di Bali, menggabungkan kemewahan dan tanggung jawab lingkungan secara harmonis. Selain menikmati fasilitas internal, para tamu juga dapat menikmati pemandangan sawah yang tenang di sekitar resor, yang menawarkan suasana yang sempurna untuk bersantai dan menyegarkan diri. Desa Ababi sendiri dikelilingi oleh berbagai tempat bersejarah, termasuk Pura Lempuyang kuno. Lalu pantai Amed dan Virgin Beach yang masih alami. Desa ini juga kaya akan cerita rakyat dan sejarah spiritual setempat. Menurut legenda, desa ini dulunya merupakan rumah bagi resi yang dihormati, Empu Kuturan, yang ajarannya terus menginspirasi para pencari spiritual hingga saat ini.
Hingga Juli 2024, Lebih Dari 7 Juta Wisatawan Mancanegara Datang ke Indonesia
Performansi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia semakin menunjukkan sinyal positif. Sepanjang bulan Juli 2024, jumlah kunjungan wisman naik sebesar 9,42% dibanding bulan sebelumnya. Demikian disampaikan Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, di Jakarta (2/9). Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juli 2024 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia ada sebanyak 1,31 juta orang. “Dilihat dari data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Juli 2024, ini memberikan sinyal yang positif, yaitu terjadi kunjungan mencapai 1,31 juta atau naik 9,42% dibandingkan bulan lalu. Sementara dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu naik 16,91%,” ujar Nia. Secara kumulatif jumlah kunjungan wisman pada Januari hingga Juli 2024 sebesar 7.752.910 atau tumbuh sekitar 20,75% dibanding periode yang sama tahun lalu. Adapun pintu masuk melalui udara, laut, darat, pos perbatasan, dan perbatasan laut. “Kalau melihat target wisatawan mancanegara hingga Juli 2024 adalah 5.416.606, maka kita punya cadangan sekitar 2 juta lebig terhadap target. Dan ini kalau dilihat dari target (batas) atas (sebesar) 14,3 juta di tahun ini, pencapaian 7 juta ini telah mencapai sekitar 54%, ini masih cukup bagus,” ungkap Nia. Wisatawan Nusantara Sementara untuk wisatawan nusantara (wisnus), pada periode Januari hingga Juli 2024 jumlah pergerakannya mencapai 598,72 juta. Jumlah ini naik 18,03% dibandingkan periode yang sama secara kumulatif, pada 2023. Untuk wisatawan nasional, selama periode Januari hingga Juli 2024 jumlahnya mencapai 5.342.902 perjalanan. Menurut Nia, jumlah wisman yang datang ke negeri ini harus terus ditambah, agar jumlahnya makin besar dan devisa negara tidak bocor. “Pulau Jawa masih mendominasi karena memang penduduknya terbesar dan kalau dilihat data-data untuk wisnus, moda transportasi yang digunakan adalah jalan darat dan mobil pribadi, memang Pulau Jawa itu secara infrastruktur cukup menunjang, khususnya karena ada jalan tol,” ujar Nia. BPS mencatat jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada Juli 2024 mencapai 77,24 juta perjalanan. Jumlah tersebut turun sebesar 7,46% bila dibandingkan dengan Juni 2024 (m-to-m). Akan tetapi bila dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y), naik 4,83%. Institusi ini juga mendata, destinasi tujuan wisatawan nasional ke luar negeri, Malaysia menjadi urutan pertama sebesar 33,14%, kemudian diikuti dari negara Arab Saudi (18,33%), Singapura (12,86%), dan Thailand (5,18%). Wisatawan dari Malaysia adalah juga sebagai turis terbanyak (13,56%) yang datang ke Indonesia, disusul Australia (12,73%), dan Tiongkok (9,62%). baca juga: Berkonsep Khas Tradisi Indonesia, Hotel Tentrem Jakarta Resmi Beroperasi Penuhi Hotel Rilis BPS juga menyatakan bahwa Tingkat Penghunian Kamar (TPK) di hotel bintang pada Juli 2024 mencapai 56,36%. Ini berati ada kenaikan sebesar 1,72 poin (y-on-y), dan naik sebesar 1,66 poin (m-to-m). Sejalan dengan TPK hotel Bintang, pada periode yang sama TPK hotel nonbintang pun alami kenaikan, yang mencapai 28,02%. Atau berarti mengalami kenaikan sebesar 2,28 poin (y-on-y), dan 0,37 poin (m-to-m). Sayangnya, untuk lama menginap justru mengalami penurunan sebesar 0,07 poin dibandingkan Juli 2023. Rata-rata lama tamu menginap di hotel bintang mencapai 1,61 malam. Data BPS juga setali dengan hasil riset Colliers, di mana tingkat hunian hotel-hotel berbintang di Jakarta, Surabaya dan Bali menunjukkan kenaikan. Libur Lebaran dan sekolah adalah salah satu hal yang mendorong naiknya keterisian kamar-kamar hotel di tiga daerah tersebut. Terutama Bali, aktivitas MICE dan turnamen olah raga, juga menjadi pendorong mulai penuhnya hotel-hotel di Pulau Dewata. Colliers mencatat, pada Mei 2024, jika di Jakarta sudah mencapai 70%, di Bali sudah di atas 75%. “Meskipun ada kemunduran di awal, kinerja hotel mulai membaik pada kuartal kedua 2024. Diperkirakan kinerja hotel akan terus menguat pada paruh kedua 2024, terutama dengan meningkatnya aktivitas bisnis,” terang Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia. Kegiatan dari entitas korporasi, kelompok-kelompok sosial dan pemerintah di hotel akan menjadi sumber pendapatan bagi hotel, terutama dari segi F&B serta housekeeping. Walau menawarkan tarif khusus yang kompetitif guna menarik tamu, namun bisa jadi pendapatan dari segi pengisian kamar tidak sebesar dari segi lainnya.
RedDoorz Targetkan 4.500 Properti Pada Akhir 2024
RedDoorz, platform akomodasi dan perhotelan multi-brand terbesar di Asia Tenggara, siap mencapai pencapaian besar tahun ini. Dengan target ekspansi hingga 4.500 properti pada akhir 2024 atau hampir 1,5 kali lebih banyak dibandingkan tahun 2023, Indonesia tetap jadi penyumbang utama pertumbuhan perusahaan, yakni mencapai 85% secara keseluruhan. Untuk itu, sebagai bagian dari strategi ke depan, RedDoorz berfokus pada pertumbuhan organik dan anorganik, dengan ekspansi pasar di Indonesia, selain juga di Filipina. Di Indonesia, salah satu fokus utamanya adalah Bali, dengan mengedepankan merek The Lavana. Perusahaan berencana, pada akhir 2024, bisa mencapai 100 mitra villa, serta dapat tumbuh dua kali lipat dalam satu tahun ke depan. “Kami sangat fokus pada misi untuk mencapai profitabilitas tahun ini, berkat dedikasi kuat tim kami, pendekatan strategis terhadap pertumbuhan, dan potensi besar yang kami lihat di Indonesia. Sebagai persiapan untuk fase pertumbuhan berikutnya, dalam dua hingga tiga tahun ke depan, strategi kami melibatkan peluang organik dan anorganik. Total peluang yang dapat kami jangkau di pasar Indonesia dan Filipina sangat besar, dan masih ada ruang untuk tumbuh dengan strategi multi-brand kami. Bali pun akan menjadi fokus area utama untuk pertumbuhan di Indonesia,” papar Amit Saberwal, Founder & CEO RedDoorz. Untuk mencapai target tersebut, RedDoorz telah menerapkan berbagai inisiatif yang menunjukkan hasil mengesankan dan akan terus menjadi fokus utama ke depannya. Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) digunakan dalam penetapan harga, manajemen keuangan, dan sistem pelayanan tamu. Menjangkau lebih banyak mitra properti yang berkualitas untuk merek premium RedDoorz, seperti SANS dan URBANVIEW, yang telah tumbuh sebanyak 1,3-1,5 kali year on year. Begitu juga merek The Lavana yang fokus pada akomodasi eksklusif di Bali dan Lombok. Selain itu, strategi Merger dan Akuisisi (M&A) juga termasuk dalam rencana RedDoorz ke depan. Karena perusahaan ingin memasuki pasar yang lebih luas, dan terbuka untuk negara lain yang memiliki potensi besar di kawasan Asia-Pasifik, seperti Thailand. baca juga: IHG Buka Hotel Indigo Kedua di Indonesia Mohit Gandas, Country Director RedDoorz Indonesia juga menyoroti komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan. “Menambah jumlah properti baru adalah kunci strategi pertumbuhan kami di Indonesia. Kami melihat bahwa pemulihan pasca covid lebih lambat untuk segmen hotel budget dibandingkan dengan hotel bintang 3-5. Kami melihat hal ini sebagai tantangan yang dihadapi pemilik properti dari segi pendapatan. Kami memanfaatkan strategi penetapan harga dinamis berbasis AI untuk mengoptimalkan tarif kamar berdasarkan permintaan, musim, dan tren pasar, sehingga pendapatan pemilik properti bisa maksimal.” “Mitra juga terkadang tidak memiliki SDM dan teknologi yang menunjang mereka untuk mengelola properti dan mendatangkan pendapatan melalui berbagai saluran penjualan. Dengan sentuhan teknologi dari RedDoorz, melalui pengelolaan harga sekaligus memberikan akses mitra pemilik properti terhadap permintaan/pasar melalui saluran penjualan kami,” tambah Gandas. RedDoorz Bantu Pendidikan Selain itu, RedDoorz berkomitmen terhadap keberlanjutan dan dampak di bidang sosial yang tercermin dalam kemitraan dengan sejumlah pihak. Seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, melalui pemberian beasiswa kepada mahasiswa Politeknik Pariwisata Indonesia. Inisiatif ini mendukung pendidikan dan pengembangan profesional pariwisata masa depan, sekaligus sebagai dedikasi RedDoorz terhadap keberlanjutan jangka panjang di sektor perhotelan di Indonesia. baca juga: PT Makmur Berkah Hotel Bangun Marriott International di IKN “Melalui beasiswa dan kemitraan ini, kami berharap industri pariwisata Indonesia akan terus tumbuh, menghasilkan lebih banyak talenta, dan menciptakan dampak jangka panjang yang positif bagi industri perhotelan dan masyarakat Indonesia lebih luas lagi,” tambah Saberwal. Untuk diketahui, RedDoorz adalah perusahaan perhotelan berbasis teknologi yang menawarkan akomodasi terjangkau untuk semua orang. RedDoorz telah berinovasi di industri perhotelan dengan mengubah inventaris persediaan yang terfragmentasi menjadi akomodasi bermerek, terstandar dan memanfaatkan aplikasi seluler dan saluran digitalnya untuk mendorong permintaan konsumen yang kuat. Didirikan pada tahun 2015, perusahaan ini telah tumbuh dan beroperasi tidaj saja di Indonesia, juga Singapura, Filipina, Vietnam dan Thailand. Pada tahun ini, perusahaan ini telah berkembang lima kali lipat dari tahun ke tahun. Saat ini jumlah mitra properti RedDoorz telah mencapai lebih dari 4.000 secara global.