scatter hitam
login aplikasi
gedung hemat energi - My Home Magz

Wisma BCA Foresta Raih Sertifikat Green Mark Super Low Energy Building Pertama di Indonesia

BCA

Salah satu gedung kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yakni Wisma BCA Foresta, kembali meraih sertifikat hijau. Kali ini lolos sebagai Green Mark Super Low Energy Building dari Building and Construction Authority, Singapura. Wisma BCA Foresta menjadi gedung pertama di Indonesia yang menerima sertifikasi tersebut, berdasarkan kriteria Green Mark Internasional. Sertifikat itu diraih karena gedung ini dinilai berhasil menerapkan efisiensi sangat tinggi pada operasional gedung. Wisma ini dinyatakan berhasil mencapai beberapa parameter efisiensi, salah satunya mampu menekan penggunaan energi listrik dengan tingkat efisiensi di atas 60% dari standar gedung setara, berdasarkan ukuran Green Mark di Singapura. Selain itu, juga dapat memenuhi standar nilai-nilai keberlanjutan, seperti pembuatan ekosistem hijau yang dimulai dari tahap perencanaan, desain, dan konstruksi, serta perawatan yang berdampak langsung terhadap penggunaan energi gedung. Saat menerima penghargaan tersebut, Direktur BCA Frengky Chandra Kusuma, mengatakan, “Diperolehnya Sertifikat ini oleh BCA merupakan kebanggaan, sebab hal ini menjadi bukti atas kerja keras perusahaan dalam mendukung upaya keberlanjutan di seluruh aspek operasional bisnis. Meskipun masih berusia muda, Wisma BCA Foresta telah berhasil mendapatkan beberapa penghargaan dan hal ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus melanjutkan komitmen kami dalam mengedepankan nilai-nilai ESG.” Untuk mendukung upaya pengurangan jejak karbon dan efisiensi energi, Frengky menambahkan, gedung hijau ini didesain sedemikian rupa, agar penggunaan energi dapat diminimalkan. Hal ini dilakukan melalui penerapan Building Automation System, Chiller Plant Management System, sistem tata udara serta desain dan material selubung bangunan yang menjaga suhu dan kelembapan secara optimal. Gedung ini juga dilengkapi dengan sistem air minum reverse osmosis, pemanfaatan air hasil daur ulang, serta pemanfaatan limpasan air hujan. Pemasangan panel surya turut mendukung pengurangan penggunaan listrik dari sumber bahan bakar fosil, menjadikannya sebagai gedung hijau yang komprehensif. Semua teknologi tersebut dikelola oleh Tim Manajemen Energi dari Divisi Logistik dan Gedung BCA, yang berkontribusi dalam menciptakan gedung yang hemat energi. Gedung yang berlokasi di Jl BSD Raya Utama, Lengkong Kulon, Kabupaten Tangerang ini juga menyediakan fasilitas publik, salah satunya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Tak heran, sejak diresmikan tiga tahun lalu, gedung ini mendulang berbagai pengakuan dan apresiasi dari sejumlah pihak. Yaitu, predikat Winner pada ajang ASEAN Energy Awards 2023, untuk kategori Energy Efficient Building, subkategori New and Existing Building. Gedung ini juga menempati peringkat pertama kategori Gedung Hemat Energi Sub Kategori Gedung Baru dari ajang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE) 2022. Selain itu, gedung dengan luas bangunan sebesar 45.250 m2 ini juga sudah mengantongi sertifikat Greenship building level Platinum dari Green Building Council Indonesia (GBCI) untuk kategori existing building pada 2021. baca juga: Kelola Sampah dengan Bertanggung Jawab, BSD City Raih Award4Change “Circular Township Award Kredit Hijau BCA Selaras dengan pencapaian yang diraih tersebut, penyaluran kredit BCA untuk sektor-sektor berkelanjutan juga terus tumbuh. Per Juni 2024, kredit sektor berkelanjutan tumbuh 9,3% YoY menyentuh angka Rp 198 triliun. Nominal tersebut berkontribusi sekitar 23,2% terhadap total portofolio pembiayaannya. Termasuk di dalamnya adalah investasi pada obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans. Pada Juli lalu BCA juga menyatakan untuk konsisten mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik. Bank ini telah menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor listrik sekitar Rp1,5 triliun per Juni 2024, tumbuh 2 kali lipat secara YoY. “Komitmen kami terhadap keberlanjutan bisnis dan lingkungan akan selalu menjadi prioritas dalam setiap langkah operasional perusahaan. Wisma BCA Foresta merupakan awal dari perjalanan kami dalam mengintegrasikan praktik perbankan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Ke depan, kami akan senantiasa mengedepankan inovasi-inovasi dalam mendukung aspek keberlanjutan,” tutup Frengky.

Gedung OCBC Space Raih EDGE Advanced dari IFC dan GBC Indonesia, Setara dengan Tanam 24.000 Pohon

OCBC Space BSD City

Gedung OCBC Space milik PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) yang berlokasi di BSD City Tangerang menerima sertifikasi Green Building EDGE Advanced dari International Finance Corporation (IFC) dan Green Building Council (GBC) Indonesia. Prosesi penerimaan sudah dilaksanakan pada 6 Februari 2024 yang lalu, setelah sebelumnya OCBC Space mendapatkan EDGE Certified untuk tahap Preliminary pada 25 Juli 2022. Penerapan prinsip bangungan hijau pada OCBC Space ini mampu menurunkan emisi karbon dari operasional gedung sebanyak 1.600 ton karbon (tCO­2), dan ini setara dengan menanam 24.000 pohon. Untuk diketahui EDGE merupakan sistem sertifikasi bangunan hijau global yang dikembangkan oleh IFC. Hingga saat ini, EDGE telah mensertifikasi lebih dari 2,8 juta meter persegi luas bangunan dan lebih dari 19.000 rumah di Indonesia dengan potensi pengurangan 80.000 ton CO2. “Sustainability bagi kami di OCBC bukan sekadar aspirasi atau nice to have, namun kami meyakini bahwa penerapan ESG akan membawa dampak positif untuk masa depan. Kami terus berusaha menerapkan ESG dalam lini operasional kami sebagai usaha untuk mencapai net zero carbon. Sertifikasi Green Building EDGE Level 2 atau Advanced ini merupakan suatu pencapaian bagi OCBC, yang menunjukkan bahwa kami telah kembali naik kelas dalam hal penghematan energi,” ujar Filipus H. Suwarno, Head of Operations & Information Technology, OCBC. Gedung Hemat Energi Dengan menggunakan penerangan artifisial yang mengintegrasikan daylight sensor dan occupancy sensor dalam sistem manajemen gedung, instalasi solar panel, dan kaca high-performance, gedung OCBC Space diperkirakan dapat menghemat energi hingga 45%. Dengan penerapan sistem daur ulang air yang memanfaatkan air buangan untuk flushing toilet dan irigasi tanaman, serta penggunaan air minum yang diolah sendiri, diharapkan gedung OCBC Space dapat menghemat air hingga 82%. Selain itu, penggunaan bahan bangunan yang hemat energi juga dapat menghasilkan penghematan hingga 22%. “Hampir 40% dari emisi gas rumah kaca global tahunan berasal dari operasional bangunan dan konstruksi. Memprioritaskan efisiensi sumber daya di dalam lingkungan bangunan menjadi sangat penting dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Hal ini merupakan salah satu prioritas utama IFC di Indonesia dalam bidang iklim,” ucap Euan Marshall, IFC Country Manager for Indonesia and Timor-Leste. Marshall menambahkan, “Kami bangga telah menjadi mitra jangka panjang OCBC dalam mendukung berbagai inisiatif berkelanjutan yang terus dilakukannya. Sertifikasi EDGE Advanced berarti OCBC akan dapat secara signifikan mengurangi jejak karbonnya dan berkontribusi pada target pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia.” baca juga: Usung Konsep Green Building, Pembangunan BSI Tower Dimulai Langkah Bijak OCBC  OCBC juga secara konsisten mengajak karyawan untuk ikut aktif dalam upaya pengurangan emisi dengan melakukan gerakan EVA RAMLI (environment advocate, ramah lingkungan), yaitu merupakan gerakan zero waste management dalam kegiatan operasional sehari-hari, seperti instalasi tempat sampah tersegregasi, pengelolaan sampah, serta daur ulang plastik dan kertas bekas. Iparman Oesman, Organization Secretary Green Building Council (GBC) Indonesia mengatakan, “Sertifikasi Gedung OCBC Space ini merupakan sebuah langkah bijak dari OCBC, yang juga merupakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menahan laju rata-rata pertambahan suhu udara, karena bumi ini akan kita wariskan generasi penerus di masa depan.” Filipus berharap, “Semoga sertifikasi ini dapat menginspirasi seluruh karyawan, nasabah, dan juga stakeholder OCBC lainnya untuk turut mengambil peran dalam melestarikan lingkungan hidup, demi Indonesia dan bumi yang lebih baik.” Sebagai informasi, OCBC didirikan di Bandung pada 1941 dengan nama Nederlandsch Indische Spaar en Deposito Bank. Selama lebih dari 82 tahun perjalanan, bank ini telah mengalami beberapa kali perubahan nama menjadi ‘Bank NISP’, kemudian ‘Bank OCBC NISP’, dan pada 14 November 2023 lalu, merek dan logo menjadi ‘OCBC’. Per tanggal 31 Desember 2023, OCBC sudah melayani nasabah melalui 199 jaringan kantor di 54 kota di Indonesia. Selain itu, nasabah juga dapat bertransaksi melalui 496 ATM OCBC, lebih dari 90.000 jaringan ATM di Indonesia, dan sekaligus terhubung dengan lebih dari 600 jaringan ATM OCBC Group di Singapura dan Malaysia.

Schneider Electric Indonesia Tawarkan Solusi untuk Pengembangan Gedung Ramah Energi dan Lingkungan

  Gedung yang hemat energi dan ramah lingkungan makin jadi kebutuhan dan akan menjadi tren di masa depan. Tidak hanya itu, bangunan masa depan adalah lebih berkelanjutan, tahan lama, efisien, dan berpusat pada manusia. Untuk itu, PT Schneider Electric Indonesia menawarkan solusi dan produk yang dapat mengubah bangunan menjadi lebih ramah energi dan ramah lingkungan, dengan penggunaan energi yang lebih efisien dan pengurangan emisi CO2 dalam jumlah yang signifikan. “Schneider Electric Indonesia senantiasa berkomitmen untuk mengembangkan solusi yang ramah lingkungan dan membantu setiap pihak dalam mencapai tujuan berkelanjutan. Melalui kerjasama lintas sektor, termasuk mitra kerja, klien, dan pemerintah kami bertujuan untuk mewujudkan bangunan ramah energi (cerdas) dan ramah lingkungan (rendah karbon) dalam konteks revitalisasi fasilitas bangunan eksisting dan pembangunan fasilitas bangunan baru, untuk mengurangi emisi karbon, efisiensi biaya operasional, dan sustainability atau keberlanjutan,” papar Hery Saputra, Building Business Vice President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste. Hal tersebut karena, gedung adalah pengonsumi energi dunia lebih dari 30% dan menghasilkan sekitar 40% emisi CO2 per tahunnya. Dana Moneter Internasional/International Monetary Fund  (2020) menyatakan bahwa perusahaan yang menyelaraskan model bisnis mereka dengan standar rendah karbon menuju transisi energi net-zero, akan memetik manfaat besar. Sebaliknya, yang gagal melakukan adaptasi akan tersingkir dari percaturan bisnis. Untungnya, sebagian besar organisasi bisnis makin menyadari hal tersebut dan sudah menempatkan pada salah satu prioritasnya, upaya penurunan emisi CO2 (dekarbonisasi) pada unit gedung dikelolanya. Schneider Electric sendiri selama puluhan tahun telah membantu ribuan perusahaan–termasuk di Indonesia–dalam proses dekarbonisasi operasional bangunan, mulai dari hotel, ritel, rumah sakit, hingga perkantoran. Dukungan yang diberikan adalah dengan menerapkan tiga langkah sederhana, yaitu: Strategi, Digitalisasi, dan Dekarbonisasi. Strategi, mengacu pada nilai portfolio dan bangunan eksisting dengan strategi jangka panjang untuk hasil yang terukur. Digitalisasi, mengacu pada pemanfaatan saluran digital untuk mendata penggunaan energi dan sumber daya secara akurat dan terukur, agar dapat membuat keputusan berbasis data. Dekarbonisasi, mengurangi jejak karbon dalam skala besar di seluruh portfolio dan bisnis dengan memanfaatkan beragam masukan dari langkah pertama dan kedua. Dalam perspektif Schneider Electric, kalangan bisnis dapat mempertahankan bahkan meningkatkan nilai pertumbuhan usahanya, dengan mengupayakan bangunan ramah energi dan ramah lingkungan.  Hal ini karena, fasilitas gedung tersebut serta sistem manajemen energi yang telah diterapkan dapat memberikan laporan dan data dekarbonisasi yang terukur untuk mencapai net-zero.  Dengan demikian capaian-capaian tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan performa bisnis. Menurut data terakhir yang dikeluarkan oleh Carbon Development Project/CDP di tahun 2022, sebanyak 76% organisasi menyatakan bahwa pelaporan hasil upaya keberlanjutan yang dilakukan entitas bisnis dapat membantu meningkatkan keunggulan kompetitif di pasar. Di dalamnya termasuk: menarik investasi (Gartner 2021), memunculkan pengaruh, reputasi, dan merek industri (CDP 2022),  serta menarik dan mempertahankan tenaga kerja terbaik dalam perusahaan dimaksud (Ciphr 2021). Sistem Pendukung Untuk itu Schneider Electric menawarkan solusi berupa Building Management System (BMS) bernama EcoStruxure™ Building Advisor.  Seperti tertulis pada situsnya, sistem ini adalah arsitektur dan platform yang dibekali IoT, siap pasang dan pakai, terbuka, yang dapat dioperasikan, di Rumah, Gedung, Pusat Data, Infrastruktur, dan Industri. Inovasi di setiap Level mulai dari Connected Products hingga Edge Control, serta Apps, Analytics and Services. Jadi, platform ini akan memberikan masukan penting dalam pengoperasian gedung, dengan memantau sistem dan mengidentifikasi kesalahan untuk secara proaktif mengatasi inefisiensi.  Solusi ini sudah terbukti dapat mengurangsi biaya operasional, meningkatkan kenyamanan, dan mempertahankan nilai aset dengan biaya dan sumber perawatan yang terbatas. Sistem tersebut dilengkapi dengan produk pendukung gedung ramah energi dan ramah lingkungan, yang mencakup Building Automation and Control Devices (programmable logic controller (PLC), sensor, actuator, dan controller), Electrical Distribution Solutions (circuit breaker, switch, panel distribusi, dan sistem monitoring listrik), dan Energy Management and Metering Solutions (mengukur, memonitor, dan menganalisa konsumsi energi dalam gedung). Lalu Lighting Control Systems (sensor, dimmer, timer, dan perangkat lunak manajemen pencahayaan untuk memungkinkan kontrol otomatis dan optimasi pencahayaan di dalam gedung), Security and Access Control Systems (panel access control, sistem surveillance, intrusion detection systems, serta sistem evakuasi darurat), Data Center Infrastructure Management/DCIM (memungkinkan manajemen data center yang efisien di dalam gedung), dan Renewable Energy Solutions (inverter tenaga matahari, charge controller, dan sistem penyimpanan energi).